Monday, December 31, 2007

Happy New Year


Hari ini adalah hari terakhir di tahun 2007. Saya merenungi apa yang sudah saya alami selama tahun ini. Ada banyak kebaikan yang saya terima... ada juga sih keburukannya, tapi rasanya tidak sebanding dengan karunia yang saya terima.

Selamat Tahun baru untuk semuanya ya... SEmoga tahun depan menjadi tahun yang lebih baik lagi bagi semuanya.

Thursday, December 27, 2007

Saltum

Beberapa waktu yang lalu, saya jalan" sepulang kantor dengan salah satu sahabat saya. Saya berpapasan dengan cewe" berpakaian perawat (entah siswa, entah magang). Semilir saya mencium bau khas desinfektan rumkit. Saya langsung menyingkir. Berarti kan mereka bener" baru selesai tugas di rumah sakit. Terus, di lain waktu di suatu malam, saya nongkrong di gerobakan nasgor pinggir jalan depan rumah saya. Serombongan koas yang jelas" lagi dinas (en mungkin laper pengen makan malem) ikutan nongkrong disitu. Darimana saya tau mereka koas? Ya, dari baju kerja yang masih nempel dibadan mereka. Kemarin, saya nongkrong di restoran pizza, masuklah serombongan dokter yang mau makan juga disana. Yah, saya tau dari lab jas dan stetoskop yang masih melingkar di leher mereka. Mamer niiihhh??? Saya risih. Kenapa? Bukannya saya iri lho..... saya gak iri kok dengan profesi mereka. Saya hanya mempertanyakan, ngapain sih mereka keliaran dengan pakaian dinas yang SEHARUSNYA steril dari debu diluar, trus bawa" virus dari dalem rumkit keluar? Rasanya kurang pantes, para pekerja medik berlaku seperti itu. Apa salahnya, semua atribut dicopot dulu, diluar mereka berdinas. Dibanding pegawai negeri yang pake seragam ijo-coklat, para pekerja medik lebih eksklusif, berhubungan dengan kesehatan, seharusnya lebih memperhatikan. Kan orang awam memandangnya dengan : Dokter aja keliaran keluar kayak gini, bagaimana bisa yakin penyakit kita bakalan tuntas? Jangan" malah tambah parah, dokternya bawa virus dari luar...

Wednesday, November 14, 2007

Curhat

Beberapa hari ini saya menggerutu terus. Sedikit banyak saya terganggu oleh salah seorang sahabat masa kecil saya, Ms. D, yang terus berkomentar saya sombong sekali sekarang ini. Katanya saya susah dihubungi, ponsel saya gak pernah aktif, kenapa saya tidur cepat sekali.... Sebenarnya gak juga sih... Saya sama sekali gak susah dihubungi. Saya cuma menghindar saja. Kesannya jahat banget, ya...? Maaf buat Ms. D, tapi terus terang saya bosan aja mendengar segala curhatnya yang kelabu. Kenapa? Karena dia cuma mengeluarkan uneg" yang terpendam lama banget dan mengendap dalam dasar hatinya, tapi sebenarnya sih dia gaK butuh komentar orang lain untuk memberikan solusi yang berarti untuk perubahan hidupnya. Dia hanya mengeluh,mengeluh,mengeluh.... mengeluh kehidupan pribadinya yang benar" sengsara, berbeda dimasa lampau dengan segala kejayaan ala anak orang berduit, mengeluh pengen bekerja tapi maunya gaji yang seengganya lebih dari satu setengah tapi ketika ditanya bisa ini gak bisa itu gak gak ada satupun yang bisa (dari pendidikan secretarynya yang elit itu, yang tersisa darinya hanyalah bagaimana tampil modis and high heels everytime), mengeluh kepengen ambil kuliah lagi tapi kok males, ya? Kalo sudah begitu, palingan saya menjauhkan telinga dari ponsel sayadan setelah tidak ada suara" lagi dari situ, baru saya nyaut. Kasar banget, iya kayaknya, ya.... Saya agak menyesal, tapi saya terpaksa begitu. Kalo saya curhat dengan rekan yang lain, yang ternyata punya problem yang sama dengan saya, cape denger curhat yang sama dan gak berkesudahan itu, palingan mereka bilang, dengerin aja dulu, tar juga berenti sendiri. Saya setuju, tapi saya kan notabene perempuan yang cerewet, gemas melihat hal" yang gak penting begitu menghabiskan waktu yang begitu berharga, saya pengennya membuat sahabat saya itu sadar, life is so simple actually, selama kita menghadapi problem dengan jernih. Masalah gak bakalan selesai dengan hanya menggerutu. Kalau pusing, ambillah beberapa hari untuk melampiaskan kekesalan, lalu renungilah langkah yang bagaimana yang harus diambil. Kalau sudah berani membuka diri dengan orang lain, bercerita masalah kita itu, berbesar hatilah menerima kritik. Siapa tau jalan keluar akan kita dapat dengan cara tersebut. Masalahnya, bagaimana saya ngomong dengan sahabat saya itu????

Friday, November 9, 2007

Whats the news........

Dapet komen dari seorang sahabat yang mengatakan, saya sekarang tidak produktif menulis sebuah cerita. Ingetnya gara" nyasar. Hehehe..... jadi malu.... Lagi sibuk sekarang, saya juga ngga nyangka, saya bisa juga sibuk sampai ngga menoleh" lagi ke aktivitas saya yang satu ini... Padahal saya punya banyak cerita... Baru" ini saya ngumpul dengan eks gank masa kecil, pas SD hahaha... lucu juga ngumpul dulu waktu masih kecil", sekarang punya anak kecil. Ada salah seorang sahabat saya yang udah tinggal di benua lain, ada yang bertahun" lost contact... Saya ngga nyangka, kami bisa ngumpul bareng lagi. Menyadarkan saya, istilah 'Friendship Never End' itu emang benar adanya...

Tuesday, September 4, 2007

Malu Bertanya sesat Di jalan

Pepatah kuno, tapi efeknya memang luar biasa. Seperti yang saya alami hari ini. Bukannya malu bertanya sebenarnya, lebih tepat saya bertanya kepada orang yang salah. Saya mendapat tugas untuk mengikuti pelatihan dari kantor saya. Ketika saya baca suratnya, saya pede mengetahui alamat walau tidak yakin lokasi tepatnya. But, it's okay, tinggal tanya jalan aja, toh?! Dalam bus kota, saya mengikuti alur sampai mendekati lokasi yang saya kira tempatnya, dan saya bertanya kepada keneknya. Si kenek bilang sudah lewat, harusnya ke arah yang berlawanan. Saya turun dan memutuskan naik beca. Tukang beca membawa saya ke tempat yang saya yakin tidak bakalan pernah ada kantor dibikin disitu. Saya coba tanya si tukang beca. Rupanya dia mengira saya mau ke arah 'laut', dengan alamat yang sama yang saya sebutkan, dan ternyata seharusnya saya ke arah 'darat' (pengaturan wilayah yang menyebalkan di kota saya, sudah dibagi dua, ulu dan ilir, ini ulu masih dibagi 2 lagi, laut dan darat. Mana saya ngerti antah berantah itu?!). Yang jelas, si kenek pertama sudah menyesatkan saya... Jadilah saya balik lagi ke arah awal. Saya pikir, coba susuri saja jalan dan lihat papan nama si kantor. Tapi....omg... tambah jauh tambah minim perkantoran. Saya nanya si sopir "Oh...sudah lewat, mbak.... sebelum pom bensin tadi, sebelah kanan" Astaga.... seperempat jalan! Sial, saya emang kebanyakan nengok sebelah kiri.. "Ya udah pak, saya turun disini aja.." Saya menyodorkan ongkos yang diterima si sopir sambil ngomong "Makanya, mbak.. malu bertanya sesat di jalan..." Siapa yang malu? Gara" nanya, saya malah kesasar .......

Sunday, July 22, 2007

To Find my own


Rekan saya bertanya (lebih tepatnya berkeluh kesah..) kenapa menemukan Mr. Right itu sulit sekali. Oh, well... yah..kalo mengingat usia kami sekarang diambang 30 tahun, saya kira wajar aja berpikir seperti itu.

Tapi saya pribadi gak sepakat. Apa kita harus 'mengejar' si Mr. Right ini segera? Atau mungkin dia berpikir menikah adalah hal terbaik yang dimiliki oleh seorang perempuan, termasuk memiliki anak. Ok, saya akui, tampaknya beberapa teman saya merasa nyaman jika sudah berkeluarga, berarti tanggung jawab membahagiakan ortu sudah selesai, tinggal membalas budi kita kepada ortu kita dengan merawat anak kita seperti ortu kita merawat kita.

Seorang ibu dari sahabat saya pernah berkata, menyenangkannya hidup saya saat ini, punya karir dan keluarga, orang tua saya lega kewajiban mereka berakhir, sementara putrinya masih bertahan melajang sampai saat ini. Saya cuma tersenyum saja.

Memang, ada beberapa orang yang menganggap, pernikahan itu on schedule. Lewat waktu yang ditentukan, nanti dulu. Apalagi kalau karir memanggil. Yah, itu sih tergantung, kalau pengen di masa tua gak ada yang nemenin.

Kembali ke masalah rekan saya. Mr. Right itu gak harus dikejer sampai mati. Kita malah gak tau, ternyata teman yang setia menemani kita kemana-mana, itulah si Mr. Right yang sebenarnya, kita cuma perlu membuka mata kita lebar". Atau, cobalah keluar dari lingkungan kita, siapa tau bisa kita temukan diluar. Ingat penggalan lagu jadul dari boyband yang masih enak didenger sampai sekarang, don't stop looking for love, it can be found in the strangest places..

Friday, July 20, 2007

Weekend lagi...

Weekend minggu kemarin saya habiskan dijalan. Ayah saya mengajak saya pergi ke Jakarta, lewat jalan darat. Tadinya sih saya ogah, tapi setelah dijanjikan pulang naik pesawat, saya langsung mengemasi barang" keperluan 3 hari (hehhe....) Karena di jalan cuma bertiga, alhasil mata ini gak bisa dipejamkan sepanjang jalan. Palingan merem bentar trus melek lagi. Nyoba-nyoba jalan tembusan di persimpangan Manggala-Bakauheni, tertipu ternyata, bo'. Kamuflase jalan bagus paling berapa puluh kilometer, seengganya lewat persimpangan Way Kambas, kali, sisanya, masya alloh.....kayak kriting papan, lurus-kriting-lurus-kriting.. Adik saya sudah jadi puke-machine, karena jalan bergelombang dan gak bisa tidur. Ayah saya memecahkan kacamatanya minggu sebelumnya, makanya dia menyetir tanpa kacamata (bukan ngiklan, tapi VCO yang rutin diminum ayah saya 2x sehari terbukti membuat penglihatannya yang harus dibantu kacamata sejak SMP menjadi lebih baik, walaupun untuk membaca papan penunjuk jalan kesulitan, masih rada kabur, dan saya dan adik sayalah yang membacakannya) Kami kayak adventurer aja... berhenti di pinggir jalan untuk tidur sekian jam hehehe, saya baru pertama kali ini ngelakuinnya. Sampe di jakarta, boro" jalan". Nyampe hari sabtu, separuh hari dipake buat molor dirumah sepupu saya di kawasan Cikini, sisanya cuma jalan n makan doang di SC, itu juga diomelin bos besar, gara" itu kemaleman nyampe dirumah tante saya di Bekasi. Blom lagi mata yang bisa kompromi, terpaksa dibuat melek, meladeni sepupu" saya yang masi ABG nonton Harry Potter di Trans TV, sambil menjelaskan isi film plus bukunya sekalian! (heran...anak jaman sekarang kok cuma doyan komik ya?). Skalian nungguin adik saya pulang kerja, alhasil baru merem jam setengah satu pagi (gak lagi-lagi dah...) Nelponin temen saya yang kenes dan cantik, Ms. S, gak masuk", akhirnya saya pasrah aja keliling bareng keluarga, sambil nunggu jadwal pulang saya di hari Minggu. Ngindarin macet, berangkat pagi, kesorean nyampe airport....Delay pula se-jam... Bayangin capenya 2x dari perjalanan kriting dengan mobil sebelumnya, plus, besoknya langsung beraktivitas, blah! Setelah susah payah melewati minggu ini, akhirnya weekend tiba lagi...jadi..saya pengen menghabiskannya dengan tidur sehari suntuk.....Hanya aja, tawaran untuk kongkow bareng rekan gak bisa saya tolak... :P

Thursday, July 12, 2007

Harry Potter

Ohh... Finally, i got him!!!

Entah sejak kapan saya jadi maniak HarPot, padahal dulu saya gak suka dengan buku ini. Saya paling suka baca novel, emang, dan teman kuliah saya, Ms. A merekomendasikan buku ini.

What? Harry Potter? Ah...buku tentang penyihir? Buku anak-anak....

Trus bergaung, dan saya penasaran. Saya baca. Saya suka!
Kemarin saya nonton filmnya yang kelima, And The Order of Phoenix. Segitu excitednya, jam 12 siang teng saya udah ngantri didepan loket. Wow, rame! Untung dapet tempat strategis. Saya maksa" Ms. D untuk bolos kerja untuk nemenin saya (saya sendiri dapet cuti bersama dari kantor, asik deh...hehehe), saya gak mau kelewatan nonton pemutaran perdananya. Apapun yang terjadi HARUS! nonton tanggal 11 Juli.

Saya udah termimpi" sejak nonton Behind the Scene-nya di HBO. Makanya seneng banget, malah saya akan menontonnya lagi nanti, hehehe....
Kenapa saya suka Harry Potter?
Bukunya bagus, J.K Rowling jenius, dan Daniel Radcliffe sang pemeran Harry Potter tambah gede tambah ganteng (hahaha....)

Tuesday, July 10, 2007

Dia

Saya melihatnya. Ketika saya memalingkan muka dengan tawa, saya melihatnya, berdiri di bawah pohon dengan beberapa rekan sejawat, melepas kangen karena lama tidak bertemu. Saya terpana. Setelah sekian lama tidak melihatnya, hati saya menjadi hangat. Saya tidak mengira sesuatu yang saya kubur sekian lama, saya biarkan mendingin tanpa ampun, bahkan saya benar" melupakannya, hari ini meluap tanpa bisa saya tahan. Rekan saya bertanya "ada apa kamu mendayu" pagi" begini? Kesetrum?" Mungkin. Mungkin saya kesetrum kembali oleh sesuatu yang tidak saya sangka masih mampu membuat saya berdebar"....

Monday, July 9, 2007

Kangen

Suatu malam saya melihat lampu ponsel saya berkedip. Ada miscall, dari salah satu sahabat saya yang sudah lama sekali tidak bertemu, sekalipun dia sudah kembali ke kota kami setelah menyelesaikan pendidikannya, kami belum pernah sekalipun sempat ketemu. Saya meng-sms-nya : tadi nelpon? Dibalas : belum tidur, yang? : Kalo sudah, ngga bakalan saya sms, nih...tumben... kangen ya? : Lagi nonton mamamia, nih... ada kamu, yang... : Masa, sih? : Makanya saya miscall, jadi kangen gara" liat ini.. Saya menunda membalasnya, dan membuka saluran tv yang sedang menayangkan yang dimaksudnya. Tepat pada saat seorang remaja bundar sedang disorot close-up, dan memang agak mirip dengan saya. Saya tertawa, lalu membalas sms-nya : Kamu ngga sopan... Dibalas : Lah.... memangnya saya salah? : Ngga juga, makasih ya sudah inget dan kangen sama saya.. Dia membalas : Kapan bisa ketemuan? Saya jawab : Nanti saya kasitahu kalo saya mampir ke tempat kamu. Sampai sekarang, saya belum sempat ketemu sahabat kesayangan saya itu. Dan kemarin sore, dia menelpon lagi sebelum berangkat : Kangen nih, yang.....

More than Words

Sore yang panas membuat saya merasa sangat bosan. Walaupun rasa nyeri mendera sekujur tubuh, saya mencoba berjalan" untuk menghilangkan sesak. Ketika memandang langit yang kemerahan, entah kenapa pikiran saya berkelana jauh sekali, mengenang sesuatu yang pernah singgah dan abadi dalam diri saya. Ditambah lagi, sayup telinga saya menangkap alunan lagu kenangan yang nyaris terlupakan dari diri saya, entah darimana... Saying I love you Is not the words I want to hear from you It's not that I want you Not to say, but if you only knew How easy it would be to show me how you feel More than words is all you have to do to make it real Then you wouldn't have to say that you love me Cos I'd already know What would you do if my heart was torn in two More than words to show you feel That your love for me is real What would you say if I took those words away Then you couldn't make things new Just by saying I love you More than words Now I've tried to talk to you and make you understand All you have to do is close your eyes And just reach out your hands and touch me Hold me close don't ever let me go More than words is all I ever needed you to show Then you wouldn't have to say that you love me Cos I'd already know What would you do if my heart was torn in two More than words to show you feel That your love for me is real What would you say if I took those words away Then you couldn't make things new Just by saying I love you More than words Saya rindu padanya.......

Saturday, July 7, 2007

Careful

Rekan sekantor saya sekarang sedang terbaring di rumah sakit, layu karena baru saja dioperasi, karena mengandung diluar kandungan. Beberapa bulan yang lalu, dia sangat bahagia, karena ketika kontrol ke dokternya, kista yang ada dalam rahimnya sudah mulai luruh, dan kemungkinan di bulan berikutnya dia sudah bisa memperoleh anak yang sangat dinantikannya (pernikahannya baru berjalan setahun, tapi dia sangat tidak sabar untuk bisa mempunyai anak dalam keluarga kecilnya), apalagi rekan lainnya tinggal menunggu waktu untuk bersalin (rekan yang satu ini kelihatan acuh mengandung anak pertamanya, tapi kami semua bisa menangkap rasa bangganya setiap menanggapi orang yang berkomentar tentang kehamilannya -btw, rekan yang satu ini sangat judes, saya khawatir anaknya juga judes ^,^). Rekan saya ini juga sempat telat 2 bulan, dan kami semua mengira dia sudah mengandung, walaupun dia tidak berani memeriksakan ke dokter (waktu masih gadis dia biasa telat juga), maunya nunggu bulan ketiga. Tetapi memasuki bulan ketiga, m***nya keluar, malah gak berhenti selama 2 minggu. Kata dokternya itu biasa, karena kistanya keluar semua, tidak apa-apa, tidak perlu di USG. Saya sih tidak begitu yakin, jangan" keguguran, namun walaupun mendesak rekan saya untuk memeriksakan diri ke dokter lain, dia menolak, karena mempercayai dokternya. Sampai selasa kemarin, petugas kebersihan kantor menemukannya nyaris pingsan di sebelah kantor, dia memanggil saya dan rekan wanita saya yang lain untuk membantunya berbaring. Setelah suaminya datang menjemput, kami menyarankan agar langsung ke rumah sakit, takut ada apa". Ternyata benar, begitu masuk IGD, dokter langsung menyodorkan formulir untuk operasi. M***nya itu ternyata pendarahan karena kehamilan diluar kandungan, parahnya lagi, karena cukup terlambat, terpaksa sebelah indung telurnya diangkat. Sungguh menakutkan. Saya kira keluarganya belum menyampaikan berita ini kepadanya. Saya tidak berani membayangkan bagaimana reaksi rekan saya itu seandainya dia tahu. Ini menjadi pelajaran agar kita berhati". Semoga kejadian yang menimpa rekan saya itu tidak menimpa kita semua. Saya harap ini juga jadi pelajaran untuk para dokter, supaya lebih berhati" dalam menangani pasien, karena nyawa itu bukan mainan.

Tuesday, July 3, 2007

History of what want to be


Setiap orang pasti punya cita" masa kecil dulu. Saya punya, saya dulu kepingin jadi pramugari (saya gak malu" mengakuinya di hadapan para sahabat saya, walopun saya diketawain). Saya suka terbang, liat awan dan langit yang biru. Tapi seiring umur, saya mulai rada sawan terbang, terutama setelah mengenal yang namanya kantong udara, takut. Saya juga pake kacamata, jadi udah gak qualified lagi untuk jadi pramugari.

Kemudian saya menemukan bakat baru saya, saya paling suka menulis. Kata ibu saya, daya khayal saya ketinggian (oohh...pliz deh, untuk manusia dibawah naungan Gemini, gak ada yang ketinggian bagi mereka....sepakat?!). Tapi kesukaan saya itu terus berlanjut dan berlanjut, hanya saja bagi saya itu hanyalah sekedar kelebihan dan hobi, masih ada yang kurang di dalamnya. Sesuatu yang membuat saya masih ingin mencari dan mencari.

Kemudian, ketika saya menginjak bangku menengah pertama. Saya sangat menyukai pelajaran sejarah, setelah bahasa indonesia. Apalagi untuk semester pertama, yang dipelajari dalam buku sejarah anak smp kebanyakan riwayat kerajaan dan negara" kuno yang muncul pada abad sebelum masehi. Sebutlah Mesir, Byzanthium, Yunani, Romawi kuno, Babilonia...(Timur Tengah memang gudang harta masa lalu). Saya suka, sampe kepengen jadi arkeolog (gak kesampean lagi..hehehe). Tapi saya tidak suka mempelajari sejarah tentang perang. Yaa.... saya gak suka perang, perang bikin hati sakit.... kalo ada film perang aja saya lebih suka nyingkir daripada manteng. (eh, tapi saya suka Pearl Harbour, biar sedih tapi romantis hehehehe..)

Saya juga suka horor. Kalo ada film" yang berbau" mistik, hantu dan sebagainya, saya nonton paling depan, padahal saya termasuk penakut :P
Tapi entah kenapa, kalo gak nonton film horor, rasanya ada yang kurang, that's why i become FREAK on it! Koleksi film horor saya lumayan, tapi film horor yang gak berani saya tonton sampe selesai cuma Ju On. Too scary....
Tapi karena horor inilah, saya jadi tahan liat foto 'berdarah' alias foto" pembunuhan. Mungkin sesuai dengan bidang ilmu yang saya pelajari, saya harus mencoba tahan melihat gambar" seperti itu (saya kepengen banget jadi Jaksa, tapi keduluan jadi pegawai negeri biasa sih...it's okay, masih ada jalur lain buat nyalurinnya kok..)

Sekarang saya balik lagi ke kesukaan saya yang lama, sejarah. Untuk yang ini, saya cuma mengkoleksi buku" yang membahas tentang sejarah kerajaan, penemuan makam kuno dan penelitian tentang situs persaudaraan kuno yang katanya udah lama punah tetapi muncul kembali. Seru, lho....bikin saya teringat cita" saya untuk jadi arkeolog, yang gak kesampean...

Sunday, July 1, 2007

Once upon a time

Judulnya kayak awal cerita dongeng yang udah familier banget untuk saya, karena dongeng adalah salah satu kesukaan saya sejak kecil sampai sekarang. Karena kemurahan hati orang tua saya yang selalu membelikan buku dongeng, atau kaset sanggar cerita, membuat saya hidup dalam masa kanak" yang sangat indah. Dan membuat saya memiliki sifat yang senang mengenang masa lalu (atau pengaruh bintang? :P)

Saat ini saya sedang terkenang dengan seseorang dari masa lalu saya. Dia sempat menjadi segala"nya bagi saya (hmm...seems it happend till now....). Mungkin karena dia saya mengenal kata 'PERTAMA', semuanya yang berbau 'pertama'. Saya sangat merindukannya, karena dia sekarang jauh dari saya.

Saya menyukai lagu" Bobby Caldwell, favorit saya berjudul 'Once upon a time'. Kata demi kata yang terjalin didalamnya mengandung makna yang sangat dalam bagi saya. Itu lagu kenangan saya ketika saya kehilangan dia. Tahun ini, sudah satu dekade berlalu, namun dalam hati saya, masih tersimpan kenangan tentang dia, yang saya yakin akan saya bawa selamanya.
Once upon a time....

Friday, June 29, 2007

Stupidity

Peringatan! Jangan -pede- melakukan aktivitas yang bakal membahayakan kredibilitas kalau kira" otak kekurangan asupan oksigen akibat kelelahan dan kurang istirahat!!
Saya mengalami hal sesial itu minggu ini dan saya berharap ini bisa jadi pelajaran untuk masa yang akan datang.

Pertama, terjadi 2 hari yang lalu. Saya melakukan kebodohan yang memalukan sepanjang saya menjadi nasabah di salah satu bank yang ada di kota saya ini. Gara"nya, saya kurang istirahat dari minggu ini dimulai. Saya selalu kena insomnia setiap malam Senin (that's why i hate Monday), dan dilanjutkan tidak bisa tidur dalam perjalanan yang yang jauh ke kantor. Plus, hari itu saya dengan bodohnya menuruti ajakan rekan kerja saya untuk nebeng gratis dengan orang yang kebetulan satu arah dengan kami, rela bersempit" di belakang, plus kepitan ban serep yang digeletakin di belakang juga. Akibatnya, gak bisa mejem, dan tambah gak bisa tidur malamnya. Waktu saya mau ngambil duit di ATM, karena gak konsen akibat kurang tidur itu, saya salah pencet PIN dan kartu saya terblokir! Terpaksa idup pas"an sampe saya sempat melapor ke bank. Petugasnya senyum" aja, bikin saya tambah malu.

Kedua, hari ini. Senin kemarin saya baca koran liat iklan seminar investor BEJ, dan saya tertarik untuk ikut. Saya menelpon dan berhasil mendapatkan satu tiket. Di koran tertulis acaranya Jumat pagi, tapi kata petugas yang memberi saya tiket itu acaranya malam, yang pagi untuk perusahaan. Entah saya salah denger atau si mbak itu yang ngomong gak jelas, yang pasti saya pede acara itu hari jumat jam 6 sore. Waktu saya datang, sepi. Bingung, saya nanya. Katanya acara yang malam udah kemaren diadain. Ya saya kaget. Rasanya saya liat undangan masih hari jumat, emang jamnya yang berubah. Pas saya buka lagi, kok saya liat hari kamis, sih??? Kemana larinya otak dan mata saya ini? Malu saya jadinya...
(Rekan saya, Mr. J, bilang "Mbak...ini baru setengahnya dari tahun 2007, kok udah teng teng teng? :<)

Saya sebal sekali. Ini benar" minggu yang buruk untuk saya, udah home alone, gak bisa ambil cuti gara" banyak kerjaan di kantor sialan itu, saya membodohi diri sendiri pula... Saya bertekad, besok mesti beli vitamin untuk otak di apotik (kalo gak lupa lagi...) Sebal..!Sebal..!Sebal..!

Perfect Girl Evolution

Ini judul komik yang sedang saya baca (sedang- karena belom tamat). Ceritanya lucu, tentang 4 cowok kos yang bakalan dibebaskan dari kewajiban bayar kos kalo bisa ngerubah keponakan si ibu kos jadi feminin, padahal si keponakan itu cewek menyeramkan mirip Sadako di The Ring, karena suka hal" horor, sadis dan dia sendiri sangat suram, dia juga mengkoleksi patung model organ tubuh dan tengkorak yang dipakein syal dan wig panjang. Perjalanan panjang untuk menjadikan cewek suram ini feminin (padahal ternyata si cewek suram ini ternyata cakep juga, kalo didandanin).

4 cowok itu sendiri masuk kategori Lady Killer, saking cakep dan bekennya. 2 orang dari keluarga kaya yang dititipkan di tempat kos itu supaya lebih 'manusiawi' , sementara yang 2 lagi datang dari keluarga biasa. Mereka dijuluki oleh si cewek suram itu 'Mahluk Menyilaukan', sementara si cewek suram ini adalah komponen dari 'Mahluk Kegelapan'.
Ceritanya komedi, tapi menyentuh, karena ada cerita tentang cinta, keluarga, pertemanan...dan benar" kocak.

Ngomong" soal mahluk menyilaukan, menurut si cewek suram, mereka itu, baik cowok maupun cewek, sangat menyebalkan. Tidak bagus untuk jantung (deg"an berat kalo ngeliatnya), kitanya kebanting (hahahaha...) atau yang lain"nya. Saya sendiri suka gerah liat mahluk menyilaukan, dengan alasan yang pertama hehehehe....

Saya kira karena ketemu banyak mahluk menyilaukan, saya menjadi terbiasa dengan komunitas mereka. Tapi, waktu saya diajak ngomong serius kemarin di kantor oleh rekan kerja yang tergolong mahluk menyilaukan, ternyata saya masih grogi (haha.. :P).

Tampaknya saya emang masih belum kuat menghadapi mahluk menyilaukan hehehe....

Monday, June 25, 2007

Doraemon's Pocket


Suatu saat teman saya melongokkan kepalanya ke dalam tas saya. Dia berkomentar riuh sambil menarik keluar isi tas saya. Ada :

1. orgie,
2. tas kosmetik,
3. obat satu kantong (sisa" kejayaan jaman penyakitan yang terbawa habitnya sampai sekarang :P),

4. dompet tebal (ini wujudnya aja, isinya kadang minus hehehehe),
5. dompet uang receh,
6. tisu basah and kering,
7. tempat kacamata,
8. hape,
9. kotak pensil,
10. komik/majalah,
11. balsem putih, buat jaga" kalo mabok,
12. aqua botolan kecil,
13. permen mint,
14. CDR,
15. Struk belanjaan yang udah runyek entah berapa lama disitu..

Wa..lumayan juga banyaknya yah..saya juga kaget hehehe.. Tapi suer, itu semua gak bisa ketinggalan kemanapun saya pergi atau mau ganti tas. Cuma migrasi doang, tanpa pengurangan, penambahan lagi ada :P. Apa boleh buat... ini stuff-nya cewek, ibarat kata barang wajib yang bisa super kelabakan kalo gak kebawa.

Saya juga suka melongokkan kepala ke tas teman" saya. Ms. D dalem tasnya cuma ada :
1. Tas kosmetik (sampe gunting kuku sama jepitan bulu mata juga ada!),
2. Dompet,
3. Hape,
4. Kertas ujian mahasiswanya (beliau ini dosen), tapi herannya saya suka gak ngeliat pena barang sebiji juga dalem tasnya....

Ada juga temen saya yang bawa tas lumayan gede, tapi isinya cuma dompet sama hape, atau dompet sebiji.
Seru juga loh, bawa tas yang muatannya banyak kayak gini. Kalo males ngisi banyak", bisa jadi tas untuk nyembunyiin belanjaan, biar sampe rumah gak ketahuan abis shopping sampe kalap...alasan yang dikemukakan dengan tak terduga oleh teman saya, Ms. A.

Saturday, June 23, 2007

Seleb karena muka pasaran

Hehehe... sebenarnya saya malu nih ngomongin beginian, tapi yah...kan gunanya blog ini buat crita-crita bagi pengalaman :D

Kata temen-temen saya. tampang saya gampang banget diinget. Ada juga yang dengan teganya bilang muka saya pasaran, abisnya kalo kenalan dengan temennya temen, si temen itu bakal bilang "Punya sodara di -ini- gak? Kayaknya mukanya familiar, sodaranya ya?"
*grind*


Trus, on the way to my office.
Karena jauh, ya saya mau gak mau menggunakan fasilitas umum. Berbaur dengan para officer yang satu arah dengan kantor saya. Jadi, saat nunggu kendaraan umum, pasti nanti ada yang menegur. Dari yang menyapa seadanya, atau bilang muka saya mirip kenalannya, atau berkedok seperti itu padahal mau ngajakin kenalan (gak tau status saya hehehe-).
Sering juga nerima titipan salam dari orang yang katanya sering ngeliat kita di bus (saya gak tau yang mana hee...), saya sih seneng" aja..Nambah temen, siapa tau tar kalo butuh bantuan bisa di berdayakan hehehe...


Saya juga jadi bahan olok" temen" sekantor yang kebetulan pulang searah dengan saya. Suatu hari, waktu lagi kumpul" jam istirahat siang, salah satu teman kantor nyeletuk kalo ada salam buat saya, nanyain saya ini rumahnya dimana, statusnya gimana, nomor telponnya berapa. Keruan aja temen" yang lain langsung riuh nanya siapa tuh?siapa tuh?
"Kenek bus" jawab temen kantor saya itu, langsung ketawa barengan dengan yang lainnya.
"Hebat deh,Dith....beken diantara kenek bus"

Saya cuma tersenyum kecut.


Gak papa deh, saya beken diantara kenek" bus yang biasa saya tumpangi menuju kantor, masih ada untungnya kok, ongkos saya di diskon, jadi kan saya bisa lebih hemat hahahaha.....

Cuma sebelnya, sampai sekarang saya suka diumpan oleh temen sekantor supaya bisa mesen tempat duduk di bus *sigh*

Friday, June 22, 2007

Krisis Usia


Kesannya gimana gitu ya, ngeliat judul blog saya ini. Ini gak ada pengaruh dari histeria menjelang 30 saya, kok. Cuma ini sekedar anekdot aja, disela-sela keseriusan yang gak berarti (hehe..-).


Sejak kecil, orang tua saya selalu menyuruh saya dan saudari" saya untuk shake hand ke semua tamu yang datang ke rumah, atau teman ortu yang kebetulan ketemu setiap sedang berjalan", manggil om atau tante. Atau, membungkuk hormat sambil mengucapkan 'Selamat pagi, Pak/Bu' kepada guru setiap berpapasan dengan mereka.

Sampai saya menjadi olok" teman" sekolah, karena kebiasaan itu tidak pernah berubah walau saya sudah duduk di bangku SMU.

Masih mending pas kuliah deh, kebiasaan membungkukkan badan berganti dengan mengangguk hormat (yah...blajar jadi pejabatlah...kan mereka begitu kalo ketemu orang, cuma manggut doang hehe -). Tapi kebiasaan untuk manggil om atau tante itu ngga berubah. Dikenalin dengan cewek yang kebetulan kerjasama bareng papa, dengan sebutan 'Tante V', padahal si tante itu usianya cuma beda 3 taon dengan saya. Pas ketemu di tempat kuliah (ternyata satu kampus), dengan ngototnya bilang "Jangan panggil tante dong, Dith!" Saya nyengir aja, sapa yang suruh duluan?

Sekarang usia saya nyaris menginjak 30 tahun, saya kenal banyak 'om atau tante' yang usianya nggak jauh beda dengan saya, hanya karena mereka relasi papa saya yang emang om-om beneran. Kalau ketemu di jalan saya jadi bingung, mau manggil 'mas' aja atau 'mbak' aja, ujung"nya cuma nyengir.

Karena kebiasaan saya meng-om-atau-meng-tante-kan orang biar kata mereka lebih pantes (dan tentu aja lebih suka) dipanggil mas atau mbak, saya memang jadi cenderung childish. Tapi bukan berarti saya manja dan egois, cuma kurang sadar umur aja (hehehe-). Masih banyak yang mengira saya single, atau mengira saya gak punya kemampuan atau pola pikir yang oke. Menggoda saya seolah" saya ini anak umur belasan tahun, menanti saya memanyunkan bibir merajuk (never!)

Semuanya salah! Dont judge the book by it's cover-lah.....Jangan lupa saya ini adult woman with fam and beautiful young girl, great personality and high confidence. Saya lebih suka dibilang awet muda, atau santai dan nggak pernah merasa tertekan oleh target, and i have my role model for this attitude. She's great Mom and Friend, and i want to be like her for my lil lady. Lagian kita juga gak perlu menyesuaikan diri seutuhnya dengan usia, kan? Bisa cepet tua!

Sunday, June 10, 2007

Bapak Orang


Saya sih ngga mau buka aib temen, tapi ceritanya lucu banget, plus, siapa tau bisa jadi refleksi ke depan (yaa...? hehehe-)


Rekan saya, mengirim sms dan mengajak saya keluar. Tampaknya cukup serius sih, soalnya dia termasuk orang yang cukup sulit diseret keluar.

Jadi saya langsung mengiyakan saja, walopun menuai protes dari yang lain karena berarti saya melanggar janji dengan yang lain... but i'm so curious..... abisnya dia bilang dia putus dengan cowoknya dengan alasan yang dijamin bikin saya kaget. Penasaran kaannn.....

Jadilah saya terduduk di depannya, menanti story menarik. Saya menebak", nyokap tu cowok gak setuju (all mothers in law are a monster... :P), atau tu cowok selingkuh, atau kepergok lagi cipoa sama cewek lain. Saya begitu bersemangat...dan.... cowok itu laki" beranak 2.

Saya jadi pengen ketawa waktu denger pertama kalinya. Cerita basi tapi cukup mengagetkan soalnya terjadi sama rekan saya yang begitu anti deket" cowok orang apalagi suami orang. Walaupun ceritanya tu cowok kepaksa kawin sama istrinya sekarang, gak ada alasan deh, pacaran lagi sama cewek lain tanpa tindak lanjut ke sang istri yang -katanya- bukan pendamping hidup yang baik walaupun sudah memberi 2 anak (DUA, lho...apanya yang dia gak suka? Kalo cuma satu itu baru terpaksa...kalo 2 sih keenakan...).

Rekan saya shock se-shock"nya. Dan tanpa ba bi bu lagi langsung memutuskan hubungan. Raut mukanya sih santai aja tadi waktu cerita, tapi saya tau dia ruwet (hehehe.... dalam hati saya geli...)

Dulu waktu dia cerita punya hubungan dengan si pria ini, saya sudah merasa ada sesuatu yang gak beres dengan si pria, saya ngga setuju rekan saya berpacaran dengannya, tapi kalau itu keinginan rekan saya, what can i say? Tapi saya juga gak mampu bilang -gue bilang juga apa...- ... bukannya apa... pengen ketawa sih! hehehehehe....

Saya cuma berharap semoga rekan saya ini bisa mendapatkan jodohnya dengan baik dan benar.... ambil positifnya aja, syukur ketahuan sekarang, coba kalo sudah mau kawin? Waduh...gak sanggup bayangin!

Thanks God, for giving us food...


Itu sepotong doa yang dibaca gadis kecil saya ketika akan makan disekolah, dan saya tadi teringat itu waktu mengunyah makanan saya ketika sedang kongkow dengan rekan saya, Ms. D di gerai donat favorit saya, sambil melihat rintik hujan dan angin kencang menderu" dari etalase.

Kami asik mengobrol, memperhatikan orang" (salah satu kegemaran saya, watching on people, cara makan, cara berpakaian, attitude di tempat umum, dan mengomentari dengan pedas kalau ada yang bikin pilek mata :P). Saya memotong" pembicaraan serius bareng rekan saya itu dengan komen" aneh tentang orang yang saya perhatikan. Pas itu saya melihat 2 sejoli yang gak pantes banget duduk empel"an sementara ruang yang tersisa cukup luas (no reason for cold, toh baju mereka lumayan tebel, kok..). Masih sambil mengunyah donat varian favorit saya, saya ngeliat dua mahluk itu beranjak pergi dengan meninggalkan donat tak tersentuh dan beverages yang masih setengah (ukuran large, lagi..). Saya tahu banget, petugas saji di gerai donat itu pasti langsung membuangnya (gak mungkin dia nyimpenin donat" itu balik lagi kan..?!ini bukan kedai pempek..). Seperti nasib donat yang sebelumnya dibuang, karena bapak" yang mesen kopi disitu kayaknya gak demen makan donat manis gitu (compliment kalo mesen beverages dapet donat sebiji).

Saya sebal dengan cara seperti itu. Kalau gak kepengen dimakan, kenapa harus dipesan? Kan sayang makanan cuma masuk tong sampah. Petugas sajinya saja mukanya mengkerut ngeliat makanan itu cuma masuk tong sampah (saya yakin banget sebenernya petugas itu pengennya masukin ke kantong asoy buat dia bawa pulang). Malahan tadinya saya nyuruh Ms. D ngambil donat itu, biar kami aja yang makan daripada sia" (tapi malu...takut kliatan rakusnya....).

Terlihat ojek payung di luar etalase, yang sibuk menawarkan payung buat orang" yang mau ke mobil tapi takut kebasahan. Dengan tarif palingan seribu perak, tapi mereka berusaha tetep mengais rejeki, ngga takut sakit. Coba 2 mahluk tadi punya otak, bungkus aja donat dan sisa minumnya, kasiin ke anak" itu, kalo emang nggak mau dimakan(gak usah jauh" ke Africa sana buat nyumbang). Kalo diliat, tampaknya mereka anak orang berduit, masih kuliah dan ngga tau susahnya nyari uang. Plus, gak pernah nengok" sekitar, apa yang lagi terjadi. Gimana sih ortunya ngajarin?! - bukan urusan saya sih...-

Makanya saya jadi teringat doa yang selalu gadis kecil saya baca di sekolah itu. Thanks God, for giving us food.. saya jadi sedih menyadari sedikit sekali orang yang bersyukur masih bisa makan hari ini.

Friday, June 1, 2007

It's My Birth Day

It's my 28 years old bday. Uff...dah tua banget ya.... Rasanya aneh ngerasain pertambahan usia ini. Semalam aja saya bengong menikmati hari terakhir berusia 27, ngedengerin lagu yang sengaja saya request di radio (biar ramean dikit hehe...). Duduk bersila, berpikir... apa aja sih yang udah saya lakuin sepanjang taun usia saya 27? Apakah ada yang tersia"?
Menakutkan.... syndrome-takut-menjelang-usia-matang-30 emang bikin saya merinding. Entahlah... tampaknya itu adalah usia menjelang kematangan tak terbatas. Sanggup gak ya saya hadepin.??
Tapi bagaimanapun juga, kita harus menjalani. Coba liat kawan kantor saya yang going 40, menuju meno, saya cuma sebagian kecil yang baru mau gede tapi pengen terbirit" nyari tempat sembunyi dari momok 30 taun (adik saya saja tadi menyodorkan lilin angka 30, pengen saya menamparnya pake sendal jepit!)
Sampai hari ini saya masih terngiang ucapan seorang sahabat saya, Mr. G, yang mengatakan hal yang paling ditakutinya dalam hidup ini adalah berkaca, menjadi tua, dan menyadari bahwa waktunya terbuang sia-sia (kalo saya sih jawabnya paling takut tidak bisa mewujudkan apa yang saya mau, target meleset bla-bla-bla...tapi sebenernya sama aja dengan Mr. G itu, cuma penyampaiannya beda, saya berbelit", Mr. G tembak sasaran...). Saya meresapi hal itu menjelang pergantian hari semalam. (dan karena ngantuk abis memforsir diri gila"an, toh akhirnya saya tertidur juga :P)
Saya kira 27 tahun saya yang saya lewati kemarin cukup sarat dengan pelajaran hidup yang telah saya tuang dengan hati" dan saya jalani dengan penuh tanggung jawab. Terus terang, kalau hasil maksimal belum bisa saya capai, malah saya tambah bingung saya ini lagi melakukan apa?!
Saya berharap di hari ulang tahun saya ini, semua yang belum saya capai bisa saya capai, dan target impian saya bisa saya raih.... (sebelum umur 30!!!!!!! Damn u, 30!)
Thanks buat sahabat" saya yang sudah mengucapkan selamat ultah untuk saya, saya bahagia sekali :>
Tiada yang lebih berarti dari perhatian keluarga dan teman" terdekat....
(dan kadonya..hehehee....)

Sunday, May 27, 2007

Long time no see

Sudah lama juga nggak menengok my-little-diary ini. Padahal beberapa minggu kemarin sempat ngobrol dengan salah seorang sahabat, Ms. Vr, tentang mengetahui kabar masing" lewat blog. Beberapa hari kemarin sempat ikut"an online di salah satu stasiun radio favorit saya, dan ternyata beliau ini ikutan OL abis saya (tadinya ngga ngeh, dia pake nama samaran, sampai dia nyebut nama saya PLUS blog hehehe...-) dan 'mengingatkan' hubungan yang terikat dengan 'blog', sebagai penyambung tali silaturahmi temen" yang gak sempet kopdar saking sibuknya, atau apalah begitu (biasa ketemu di udara, tapi kalo bulan tua, gak bisa beli pulsa, bagaimana mau OL di udara?-hehee kayak lagu jaman esde dulu aja, tentang radio amatir-) Kedengarannya sok sibuk banget yah... jadi gak sempet" ketemuan. Soalnya satu hari itu ada 24 jam, masa gak bisa meluangkan waktu sejenak saja untuk ketemu dengan kawan?Saya sih berusaha memenuhi standar itu, tapi kalo teman yang mau saya temuin gak bisa, what can i say? Padahal pengen nih hang out bareng......

Friday, May 18, 2007

Talking with friend

Beberapa hari yang lalu, saya menelpon salah seorang sahabat yang berprofesi sebagai announcer di radio, Ms. Vr (kalo kurang satu abjad artinya bisa lain hehehee...). Karena sudah lama tidak mengobrol, niatan mau request jadi ngobrol ngalor ngidul, specially ngobrolin soal blog.

Sama-sama di komunitas blog, saya baru tentu saja, dan masuk sini atas dorongan sahabat saya yang lain, Ms. S (untuk membangkitkan rasa percaya diri hahahaha.....udah segede ini masih minder...dan melancarkan juga menyalurkan hobi tulis menulis saya). Sekalian mamer diary pribadi buat diakses sahabat" yang lain hehe....

Emang seru nulis blog ini. Kalau kita punya sahabat yang jauh, untuk mengetahui kabar masing", tanpa harus sering" nelpon, cukup akses blognya aja, kita bisa tau keadaan dan kegiatan sahabat kita yang jauh tersebut. Hemat, soalnya hahaa...

Plus, sambil nge-blog, kita bisa chatting lagi atau dengerin musik by radio (ahh...jadi pengen nge-request lagu lagi nih.....)




Tuesday, May 8, 2007

Your wish is my command


Rasanya sekarang saya kayak jin lampu, yang setiap digosok saya harus mengabulkan permintaan tuan saya. Dan yang menjadi tuan saya adalah gadis kecil kesayangan saya, Aisyah. Gara" tukang dogan lewat dan saya terlalu lelah untuk memenuhi permintaan gadis kecil saya membeli dogan, dia meraung" seolah" saya tidak pernah memberinya apa", dan terpaksa saya merayunya dengan mengajaknya berkeliling dengan motor, padahal saya lagi luluh lantak kecapaian.


*sigh* jangan" saya gak bakalan pernah berhasil jadi ibu yang tegas...... :<

Monday, May 7, 2007

Welcome new baby

Sahabat saya melahirkan seorang bayi cantik yang diberi nama Keisha Mariel Suryadi. Hei... nama gadis kecil saya Aisyah, dan salah seorang sahabat saya memberi nama putrinya Shalima. ... ada 3 "Sha" disini... hehe...kebetulan yang sangat manis, dan semoga mereka bisa bersahabat seperti ibu mereka...:>

Women by Women



Saya menghadiri Diskusi Panel yang diadakan oleh Ikatan Sarjana Wanita Indonesia, dimana saya merupakan salah seorang anggota yang juga termasuk dalam kepengurusan periode sekarang ini. Tema yang diangkat cukup menarik "Kinerja Tokoh Perempuan Dalam Membuat Kebijakan yang Berpihak pada Kepentingan Perempuan". Panelisnya ok, Prof. Dr. Kemala Motik (pengusaha), Dr. Ari Pradhanawati (Dosen FISIP UNDIP, anggota KPU Kab. Jateng), dan H. Fatimah Rais (Wakil Ketua DPRD Sumsel).

Diskusi ini membahas terutama tentang peranan wanita di kancah perpolitikan. Quota 30% yang dimiliki perwakilan perempuan untuk duduk di bangku legislatif setelah diadakan penelitian, bahkan tidak mencapai separuhnya. Seorang peserta malah agak skeptis, mengatakan quota tersebut hanyalah hadiah untuk perempuan.
Well, gak sepenuhnya saya setuju. Saya pribadi berpikir 30% itu hanyalah awal dari dari pergerakan perlahan perempuan naik ke tingkat yang lebih tinggi seiring dengan waktu dan kondisi. Para panelis berpendapat sama, untuk mendapat 30% itu tidak semudah membalik telapak tangan, apalagi mencapainya, perlu perjuangan yang keras dan -sangat mungkin- cukup lama.

Seorang perempuan harus mampu bangkit dari antara kaumnya.
Wake up, girls! Now it's time to move!
Prinsipnya begitu. Seorang perempuan sudah berkewajiban akan kembali di rumah, mengurus keluarga, tetapi itu bukan harga mati. Bagi yang menginginkannya (tentu saja atas seijin sang kepala keluarga), bisa berperan ganda, di luar dan di dalam, di rumah dan di masyarakat.

Banyak perempuan-perempuan hebat yang berpengaruh pada perkembangan sejarah di dunia ini. Sebut saja Cleopatra, Elizabeth I, Catherine The Great, Joan of Arc... itu dari jaman dulu.. Kalau jaman sekarang Margareth Thatcher, Cori Aquino, sampai yang tergres Hillary Clinton, yang sekarang sebagai senator dan akan maju sebagai kandidat capres USA. Mereka semua berusaha untuk maju dan memajukan kaum mereka, perempuan, membela hak-hak dan kepentingan perempuan.

Sekarang bukan waktunya lagi perempuan cuma jadi penonton, tapi sekarang sudah jaman perempuan bergerak. Terus belajar mengasah kemampuan untuk kemudian menjadi pemimpin, bukan hal yang mustahil. Waktunya membuktikan bahwa perempuan tidak kalah brilian dan berprestasi dari laki-laki (emansipasi banget ya..hehehe...). Wake up! Wake up! Siapa tahu kita akan bergabung dalam komunitas perempuan berpengaruh seperti mereka.....

Kemala Motik, Ari Pradhana dan Fatimah Rais, semuanya meneriakkan yell yell "Siap! Yess!!Yess!!Yess!!" sambil mengacungkan tangan keatas, ajakan perempuan untuk bangkit dan berkarya, mau sebagai pengusaha atau politikus perempuan.

Saya senyum-senyum aja. Ibu Kemala bertanya pada salah seorang peserta, apa cita-citanya dulu. Saya jadi teringat dulu saya kepingin sekali jadi arkeolog, menggali masa lalu untuk pembelajaran masa kini, tapi sekarang saya cuma pengen jadi supermom, sukses di karier juga sukses di rumah tangga. Toh kalau keinginan saya yang ini tercapai, bukannya tidak mungkin cita" saya yang dulu juga bisa tercapai ...hee...

Sunday, May 6, 2007

L-O-V-E

The measure of love is when you love without measure
In life there are very rare chances that you'll meet the person you love and loves you in return
So once you have it don't ever let go
The chance might never come your way again

Dagelan branded




Louvier .. Louis Vuitton .. Channel .. Gucci .. Bonia .. Guess .. Hugo .. Chloe .. Burberry .. TodS .. Hermes ..

Kira-kira segitu deh pengetahuan saya tentang tas dan asesori branded terkenal. Soalnya merek" itulah yang wara wiri dalam butik", atau Departement Store high class yang ada di kota saya ini (padahal masih banyak merk bagus lainnya, kayak fav saya, Marc Jacobs..hehe). Banyak cewek", ibu" yang punya duit lebih, mematut" tas yang dipajang di depan cermin besar yang disediakan oleh pemilik butik. Sambil komat kamit


"..ah..kemahalan untuk ukuran KW..."
atau
" ...hmm...model baru?"
"Ah, kemaren saya lihat si anu sudah pake, cuma laen model aja"
" Ah, gak jadilah kalo gitu..." Bleehh....

Saya suka merinding kalo pas lagi liat" barang" branded itu dipajang, mendengar celotehan perempuan" itu.

Saya juga suka barang branded, punyalah satu dua... dan saya tau banget, barang yang dibeli itu biarpun mereknya gede" keliatan dan tau itu terkenal, tapi kalo belinya gak di butiknya bener, keasliannya patut diragukan. (walau pernah juga saya melihat tas yang menurut saya keren banget dipajang di butik odong-odong =baca : bukan butik branded= , ketika liat" dan nanya harga, ternyata almost 2 jet, bo'!)

Saya dengan teman saya suka sekali mengomentari cewek" yang seliweran di mall dengan menjinjing, mencangklong, mengepit tas, clutch, atau dompet doang dengan merek segede gajah menempel disitu. Kadang di-match dengan kaos, belt atau alas kaki se-merk. Mengagumkannya dunia cewek yang penuh dengan warna-warni begitu. Biarpun gak bisa punya barang asli kayak punyanya Paris Hilton, toh mendekati udah cukuplah.

Fenomena merk juga saya lihat di sekitar saya. Kantor. Taulah, kantor itu kan separuh isinya pasti perempuan. Ada seorang rekan di kantor yang sangat maniac dengan merek Louis Vuitton. Dari LV yang penuh paku keemasan, warna warni, sampe bordir, dia punya semua. Sementara rekan yang lain menyipitkan mata sambil berdesis

"woow...woow...."
"banyak juga duitnya.."
"Enak, kan lakinya kesayangan pejabat..."
"bikin iri aja...."
..yaaa..yaaa.......

Komentar" begitu juga saya dengar ngga sengaja ketika kantor saya mengadakan acara besar, yang kemudian dihadiri oleh ibu" pejabat di tempat saya bekerja sebagai salah-satu-kegiatan-charity-yang-dikoordinir-oleh-mereka. Sambil menunggu acara dimulai mereka ngerumpi asik

"wah... baru nih ya.....bagus tasnya.."
"oh, iya nih, saya beli di M*** butik, katanya keluaran terbaru.."
"waw...Bonia , lho..... satu set kayaknya ya, Bu?"
"Tanggung. Sekalian aja, tas sama sendalnya. Saya juga beli jamnya sepasang dengan suami saya.."
..ho..ho..ho... (sinterklas mode on/ibu rumpi mode on)

Rekan saya yang kebetulan mendengarnya juga ikutan kagum, dengan tanpa sadarnya ternganga sedikit mendengar komen ibu itu

"Enak ya kalo banyak uang..."

*sigh*
Ada lagi yang gak mau kalah. Ada satu rekan kantor saya yang paling gak bisa liat barang bagus. Dia seneng bener meniru gaya istri bos saya yang termasuk jajaran ibu" pejabat penuh branded itu. Dia lihat nyonya bos itu bergaya begini, dia akan berusaha menyamainya dengan bergaya begitu. Copycat. Kami menjulukinya ibu-Kabag. Tampaknya dia emang senang sekali bergaya mahal dan luxurious, walaupun -terus-terang-saja- kelakuannya itu tidak dibarengi dengan sikap dan tingkah laku smart, tetep aja keliatan katrok walaupun expensive. (hmm...kayaknya sebagian besar perempuan bermerk yang saya liat begitu, luxurious but stupid).

Kesannya saya alergi banget ya sama begituan, tapi sebenernya enggaklah. Saya juga seorang perempuan yang senang bergaya, ngeliat-mengidam-dan akhirnya membeli barang bermerk, dan bergaya keren disetiap kesempatan. Cuma geli aja liat kecanduannya perempuan dengan begituan. Ngelirik jealous dengan perempuan lain yang yang membeli keluaran terbaru tas bermerek, lalu mendengus puas ketika berhasil memiliki barang bermerk yang dia inginkan, baru keluar (kata yang punya butik) dan perasaan baru dialah yang memiliki barang tersebut (walau dalam hitungan hari bakalan banyak perempuan seliweran dengan barang yang sama)
Pemandangan kocak yang menghibur setiap hari..

Saturday, May 5, 2007

Miserable-love-Story


I can't live without my life

I can't live without my soul


Catherine Earnshaw said that when Heathcliff leave her, and so do Heathcliff said when Catherine died.....(Wuthering Heights - Emily Bronte)


Saya memang menggemari roman jaman tuir, walaupun kebanyakan ceritanya berakhir tragis. Sebut saja Romeo dan Juliet, Anna Karenina, Titanic, Wuthering Heights....yang terakhir ini baru kemarin saya tonton di HBO, setelah penasaran sekian lama (Juliette Binoche + Ralph Fiennes, so beautiful....)


Kisah cinta Heathcliff dan Cathy yang terjalin sejak kecil, begitu ceria dan egois. Masing" saling memiliki tetapi cinta mereka melukai orang" sekitar mereka. Karena Heathcliff cuma anak angkat dan asal usulnya tidak jelas, dia tidak boleh bersama apalagi bersanding dengan Cathy yang notabene putri seorang tuan tanah yang terhormat. Harga diri Heatcliff hancur seiring Cathy mengatakan dia akan menikahi pria lain yang sederajat dengannya,maka dia memilih pergi. Cathy begitu patah hati ketika Heathcliff pergi, dan kalimat diatas terucap dari mulutnya, juga ketika dia melihat Wuthering Heights ketika si pria bangsawan membawa Cathy ke rumahnya.

Heathcliff kembali setelah bertahun", menjadi kaya, dan membeli Wuthering Heights dari tangan kakak Cathy, dan menjadi penguasanya.

Ketika muncul di hadapan Cathy, Cathy menuduh Heatcliff menghancurkan hatinya dengan kepergiannya dan sebaiknya dia pergi saja. Tapi keegoisan cinta Cathy pada Heathcliff justru membelenggu Heatcliff, yang terus menerus berusaha meraihnya kembali, dan melukai hati pria bangsawan yang menikahi Cathy. Dan akhirnya, Cathy meninggal dalam kesengsaraan cinta yang dihancurkannya sendiri, membunuh jiwa Heathcliff yang sangat mendendam padanya sampai roh Cathy menjemputnya 20 tahun kemudian.


*sigh* what a tragic story..... saya menitikkan airmata ketika menontonnya. Luka hati Heathcliff yang sejak remaja tersia-sia, terobati oleh cinta muda Cathy, yang kemudian dihancurkannya kembali, membelenggu sampai akhir hayatnya, mengingatkan saya pada seseorang yang pernah mengalami hal yang sama.


Saya jadi berfikir, kalau mencintai seseorang, mengapa sanggup menghancurkan hati sehingga tidak ada yang tersisa bagi dirinya sendiri. Saya mengagumi sosok Heathcliff, yang terus berjuang sampai mati untuk meraih cinta sejatinya, walaupun jalan yang dilaluinya sangat berat dan penuh luka. Benar-benar pejuang cinta. Saya tahu ini kedengarannya agak norak (hehe..) tapi memang bener" bikin saya speechless kok dan cuma bisa mikir begitu...

Bandingkan dengan Layla Majnun, yang juga sangat mengharu biru (tapi saya ngga sanggup baca bukunya, takut gak berhenti-berhenti nangis :P)


Khayalan saya melayang jauh....seandainya saja saya dicintai seperti Heatcliff mencintai Catherine.....


..................................................................

....................................................

.................................................................

Saturday, April 28, 2007

FEAR


Pertama saya melihat kalimat itu ditelurkan Stephen King di novelnya yang berjudul Bag of Bones. Bener" novel thriller yang menguras emosi dan otak untuk memecahkannya, tapi saya puas dengan endingnya.

FEAR = Face Everything And Recover or Fuck Everything And Run.

Si pemeran utama adalah seorang novelis laris yang ketika tiba" dia mendapat berita istrinya meninggal mendadak dalam keadaan hamil dan sejumlah misteri dibelakangnya. Dia sempat kehilangan kemampuannya untuk menulis dan merasa untuk memperolehnya dia harus menguak misteri yang ditinggalkan oleh istrinya itu. Dari situlah kalimat FEAR itu muncul.

Waktu saya membacanya, saya tersentil. Saat itu saya sedang mengalami depresi besar"an dalam hidup saya. Ngga ada satupun yang mampu membangkitkan minat saya. Kerjaan saya ngendon aja di kamer, keluar males, apalagi pergi kerja. Saya terbayang kejadian mengerikan yang menimpa saya dari pertengahan tahun 2006 yang menyebabkan saya kehilangan minat dan gairah dengan pekerjaan saya, saya merasa terkucil dari kegiatan saya dan gak tau apa yang mesti diperbuat. Apa yang dilakukan sipenulis itu, dari melarikan diri dari kenyataan, sampai memperoleh lagi kekuatannya untuk bangkit, menginspirasi saya (sebenernya buku ini thriller horror hantu-hantuan gitu tapi saya heran, gak ada kengerian sedikitpun terhadap penampakannya..).
Saya berusaha untuk bangkit, mengerjakan semua minat" saya yang saya lupakan, bikin cerita (Ms. Syt, thank you for pushing me, ya.... :P) bergabung lagi dengan klub" wanita yang saya ikuti, hangin' out (masa bodoh jalan sendirian di mall, prinsip saya emang temen diatas segalanya, tapi kalo sendirian dunia juga gak ancur kok, toh kita lahir sendiri ke dunia ini dan mencari teman adalah bakat alami kita yang sudah dianugrahkan oleh Tuhan, maka manfaatkanlah sebaik"nya).

Saya dibilang oleh orang disekitar saya sebagai orang yang berani, smart, cantik, bersemangat, gak kenal takut, gak pernah lelah..... Saya bersyukur. Terima kasih saya sudah diperhatikan seperti itu, karena rekan rekan sekitar sayalah yang menyebabkan saya mampu untuk bangkit dari kehancuran, apapun bentuknya.

That's what friends are for..... benar" tepat untuk saya.

Saturday, April 21, 2007

Kartini's Day




Hari ini saya membuka album foto saya yang lama...

Teringat 1 decade hidup saya yang lalu, ketika hari Kartini ini masih menjadi idola kala remaja. Not only the spirit, tapi juga kreativitas yang ditelurkan oleh anak" OSIS di sekolah saya dulu, bikin lomba. Dari lomba nyanyi, busana Kartini, menghias kelas, sampe masak antar guru cowok. Eh, ada sepakbola pake sarung juga hehehe....

Saya paling menantikan hari Kartini ini. Entah kenapa, saya senang sekali kalo harus pake kebaya, sanggulan dan melenggang ala putri Jawa jaman dulu, ngerasain kesetiaan pada adat leluhur. Hunting kebaya di lemari nenek, reservasi ke salon langganan, biar kebagian tempat, seiring banyaknya remaja" putri yang harus berdandan dan berkebaya ria ke sekolah. Mematut-matut diri, cekikikan membandingkan diri dengan sahabat, berjalan diiring tatap kagum remaja pria yang berpikir "Bagus juga ternyata kalo pake kebaya".

Waktu kembali ke masa sekarang. Tampaknya kebiasaan lama itu sudah hilang sekarang. Tanggal 21 April lewat begitu saja.

...Ah, sayang...

Padahal cewek berkebaya itu indah sekali...

Thursday, April 19, 2007

katrok

Tadi pagi waktu saya asyik kerja, seorang teman saya menelpon (sebelumnya dia ngirim message ke saya, dan udah saya bales, seeh..). Di tengah ributnya kicauan suara ayam betina (baca : suara nyonya" di kantor), dia bertanya bagaimana caranya pergi ke BKB (plaza di tepi sungai musi, tempat sebagian warga muda di kota saya nongkrong) karena bakalan ada acara jalan santai. Disela pertanyaannya, dia nanya lagi sama saya, kok berisik amat dibelakang. Ya saya bilang saya lagi barengan temen" kantor, pembinaan di kantor Desa soalnya kan mau lomba Desa. "Lomba Desa? Ih... katrok amat" Katrok? Rada sensi juga sih dia bilang begitu, tapi dengan sabar saya menjelaskan, kalo di kota Desa itu dinamakan KELURAHAN, jadi kan jatohnya sama aja. Dan teman saya ber-ooo panjang. Kadang" saya emang berfikir, temen" saya yang katanya 'orang kota' itu suka nganggep orang pinggiran itu udik, katrok, dsb (jargonnya Mr. Katrok yang ngetop berkat laptopnya tuh...padahal temen saya yang 'orang kota' itu aja gak punya laptop). Mungkin kadang" orang Desa itu udik, tapi mereka juga ada yang pendidikannya tinggi lho....toh sama aja orang Desa atau Kota itu, lagian terbentuknya kota karena adanya Desa. Saya sadar banget kok, temen saya itu gak bermaksud mengejek atau apapun istilahnya, saya juga sadar, gak semua orang ngerti. Saya dulu juga kayak gitu, karena engga mengerti. Sebelum saya kerja sebagai Pegawai Negeri di kabupaten yang isi kecamatannya terdiri dari beberapa Desa. Orang udiknya emang banyak banget! Saya sering adu mulut dengan masyarakat yang tambeng, dibilangin cara berurusan yang bener masi ngotot aja. Belum lagi para perangkat Desa yang sok tau bikin aturan sendiri, bikin kita semua mesti ngulang" kerjaan, atau malah bikin warganya yang berurusan terpaksa bolak balik gara" berkas yang mau diurus ngga lengkap karena mereka ngga mau ngurusin warganya dengan benar, padahal ongkos yang mereka keluarkan cukup gede. Terlalu banyak problem yang ditimbulkan oleh orang Desa yang kadang lebih sok tau. Salah seorang teman dekat saya, Mr. G pernah bilang ke saya kalo dia ngga suka pegawai pemerintah karena mereka selalu mempersulit warga yang ingin berurusan, terutama soal uang, mereka akan 'mengompas' warga habis"an hanya untuk selembar surat keterangan. Dia kesulitan ketika akan mengurus surat untuk keperluan bisnis kantornya, sementara waktu sudah sangat mepet dan petugas malah ngeyel (he's totally mad at that time). Teman saya yang lain, Ms. L menggerutu sama saya, dia mau bikin KTP dan KK, di'tembak' sama pak Camatnya 100 ribu perkepala (di keluarganya ada 4 orang). Sampai dia bertanya pada saya "Apakah karena saya warga keturunan?" Saya terhenyak mendengar pengakuan dua orang temen saya itu. Terus terang selama ini saya gak pernah susah mengurus surat" (walaupun saya sebal ayah saya selalu memberi tip lebih ke petugas, tapi semua urusan emang selesai tepat waktu), dan selama saya bekerja di instansi pemerintah, saya -dan juga rekan sekantor saya- tidak pernah mempersulit warga yang akan berurusan -kecuali kalau emang berkas mereka nggak lengkap, ya kita suruh balik lagi-, malah kita yang kadang dibuat jengkel oleh katrok dan ngeyelnya orang Desa (kasie saya selalu bilang "beginilah kalo ngurusin orang Desa", padahal dia sendiri orang Desa hehehe). Dan, haloooww... saya gak dikasih uang capek loh sama warga yang berurusan, cuma nerima ucapan 'terima kasih' yang sangat tulus (seseran kantor dikasih bos hehehehe). Menoleh lagi ke komentar temen saya soal 'katrok' tadi, saya jadi berpikir, kalau orang yang tumbuh di kota besar menilai Desa adalah sesuatu yang 'katrok', bagaimana mereka yang mengklaim diri orang kota yang berpendidikan 'tidak katrok' dengan kelakuan seperti itu?

Wednesday, April 18, 2007

#$@$%#^%$%*&^$%$ !!!!!

*sigh* Gak ngerti deh saya apa yang saya alami sepanjang hari ini, is this the opposite of my feeling week ago, or just a curse for oneday? Minggu lalu perasaan saya berbunga" (paparan saya di blog FS), tapi minggu ini disaster banget.. Star from this morning, bangun telat (again), dan tampaknya hari ini hari bis-kota-sombong-sekali-sampe-gak-perlu-perlu-amat-ngambil-penumpang (berkali" saya melambai nyetopin bis, gak ada yang mau setop, giliran setop kosong melompong sampe jalannya lambat sakingnya ngejer setoran), mana kena lampu merah 150 sec di simpang Polda, trus saya melihat barisan bis ke arah kantor saya tidak ada dan saya teringat "Ya ampun! hari ini kan Rabu, hari penumpang bis ke arah sana turun drastis bikin bis juga ogah jalan!" Cocok! Saya membiarkan bis kota membawa saya 8 kiloan lagi, dan ketika turun saya lupa bayar bis kota, baru inget sekitar 5 menit dari turun. Herannya, saya gak merasa untung gak bayar bis kota. Manyun" di pinggir jalan, menggelengkan kepala tiap tukang ojek lewat menawarkan jasanya pada saya (pengen tereak "Heh! Apa lu mau bawa gw 90 kilo ke arah jambi sono naek ojek lo itu? Gak liat apa lambang di baju dines gw?" - tapi...apa ada gunanya saya ngelampiaskan kekesalan sama mereka?). Setengah jam saya nunggu disitu, lewatlah bis terakhir menuju arah kantor saya. Saya naik sambil berdoa dalam hati, semoga saja bis ini hari ini eling, jadi rada kencengan dikit jalannya (biasanya ini adalah bis tersiang yang nyampe ke kantor dan saya gak mau bikin malu diri sendiri). Saya naik dan duduk dengan nyaman, semilir angin bikin saya mulai mengantuk. Tapi rupanya dewa pengusik belum membiarkan saya tenang, gak jauh dari situ, kondekturnya menaikkan seorang pemuda yang...*ueekkhh* bau banget badannya! Kayaknya ni orang gak mandi deh! Sial banget, manusia itu duduk dengan cueknya disebelah saya (@#$$^%&*%$ !!!!), saya mengeluarkan tisu Kl**n** favorit saya dan menyumpal hidung saya, membuka jendela lebar" dengan harapan baunya terbang bersama angin. Duh, sopir gebleg itu malah ngetem, dan semilir aroma tak sedap makin menggelora, dengan tampang tambah kelipet, saya menyuruh dia minggir dan saya pindah ke kursi paling belakang (Percuma dikasih kode, tu orang gak sekolahan kali, gak bereaksi dengan aksi saya itu soalnya,mending saya yang ngalah). Setengah jam kemudian bis sialan itu bergerak, dengan sangat lambat, sehingga saya sampai ke kantor hampir pukul 10 pagi, dan diteriaki teman sekantor saya "Selamat siang, Bu". (percuma menyumpahi bis itu, saya juga sih, knapa bangun kesiangan....) Kesialan ternyata membuntuti saya sampe pulang kantor. Saya pikir untung banget baru keluar langsung dapet bis, gak taunya itu rentetan kesialan saya yang to be continue. Baru naek dan duduk manis, eeee.... ada orang bau lagi, lebih kecut dari yang tadi pagi, karena matahari menyengat siang tadi. Saya ngedumel dalam hati, ni orang abis bergumul sama kambing apa, baunya gak beda. Tapi angin bersahabat dan membuang semilir aroma tak sedap itu. Eh, baru mau enak...*TARR!!* ban bisnya pecah. Tuhan....apa yang sedang saya alami sih?! Dengan jengkel saya keluar, menanti kendaraan lain yang lewat, 15 menit tanpa hasil, lalu ojek lewat dan dengan penuh syukur saya naik. Seengganya sampe di persimpangan jambi, saya bisa dapet bis. Sial lagi, kali ini 1/2 jam berlumur debu tanpa hasil saya menunggu bis lewat (cuma berharap jangan yang pecah ban tadi, kan malu mau naek bis itu lagi...). Saat hampir kehilangan harapan (plus menyumpah" dengan heboh - dalam ati aja), akhirnya saya dapet bis dan sampai di hometown dengan selamat, sampai bisa curhat di blog ini.. Saya berfikir, tadi pagi saya malas sekali mau ke kantor, kata orang kalo mau pergi tapi gak niat sebaiknya jangan, karena itu awal dari malapetaka seharian (supersticious sih, tapi percaya gak percaya lah...lihat apa yang saya alami), apa muasalnya dari situ atau saya dikutuki oleh kondektur bis kota yang tadi pagi, menyadari saya nggak bayar ongkos, jadi saya mengeluarkan lebih banyak untuk ongkos hari ini? Entahlah... yang pasti saya harusnya menyambut hari kerja tiap pagi dengan senyuman dan perasaan riang, ketimbang menggerutu kenapa saya harus kerja hari ini.... Biar sepanjang hari yang saya alami lebih baik -daripada hari ini-.

Sunday, April 15, 2007

Me versus High Heels


Engga bermaksud niruin teenlit yang skaligus ada film dan sinetronnya dan sempet jadi hits beberapa waktu yang lalu, lho....... tapi story 'bout high heels emang selalu unik dan jadi rumpian sepanjang masa.

Saya termasuk penggemar high heels sejak masa remaja. Saya ingat, dulu tante saya bawa oleh" dari luar negeri, 2 pasang sepatu kaca (modenya aja sepatu kaca, nyatanya cuma sepatu plastik...mana ada sepatu kaca beneran kali...). Karena jatah saya sekolah siang, jadi waktu sepatu itu dipromo sama tante, adek saya duluan yang ngeliat dan menjatah sepatu itu (kebetulan yang menyebalkan, ukuran kaki kami sama..) dan yang sepasang lagi diambil tante saya yang lain yang kebetulan masih jadi anak kuliahan. Jelas saya ngamuk dong (ala anak kecil umur 9 taun yang pengen banget punya sepatu itu dan iri berat sama adek saya yang ngedapetinnya), dan saya mencak" sama tante saya, yang akhirnya karena sebal saya begitu, sepatu itu dilemparkannya ke saya " jangan gak diabisin!" (walopun akhirnya gak kepake, lah ukurannya emang buat tante saya itu, bukan untuk saya....but i never sorry 'bout it hehehe...)

Sepatu itu fisiknya kulit tipis yang dijahitkan bareng plastik bening, jadi jari" kaki bisa dipamerin, dengan hak yang tingginya sekitar 5 centi. Cukup genit untuk ukuran anak SD, tapi begitulah nasib anak" perempuan yang sejak kecil sudah diajarin tentang fairy tales, Snow White, Sleeping beauty, Cinderella, semuanya kan gak ada yang pake sepatu ceplek. High heels itu buat cewe kecil pra teenage gitu adalah salah satu property untuk menjadi cantik, tanpa sadar didikan mama sudah merasuk seperti itu, feminin sama dengan high heels, cewe cantik sama dengan high heels.

Saya sendiri belajar pake high heels sejak kelas 3 SD, pertamanya -sebelum dapet sepatu kaca itu- nyobain sendal emas yang dipake mama saya buat pengantenan. Saya begitu mencintai sepatu itu sampe walopun dilarang mama untuk mengeluarkannya dari rak sepatu, diam-diam tetap saya keluarkan (waktu mama pergi kerja) dan bermain seolah" saya seorang Ratu (Ratu Pantai Selatan, waktu itu kan trennya film Suzanna tentang Nyi Roro Kidul, dan sepatunya warna emas kelap kelip gitu) Segitu cintanya dengan high heels, saya dulu gak punya sepatu dengan hak kurang dari 5 centi,kecuali sneakers dan sendal jepit. Teman-teman saya sih gak pernah komentar, tapi kalo liat kerutan dikening mereka, saya tau mereka mau nanya gimana sih cara saya jalan dengan sepatu kayak gitu?

Waktu kuliah, sepatu kebangsaan saya high heels, mau pake baju yang rada girlie ato kasual biasa, ato malah cuma kaos oblong plus jeans belel yang kontaknya cuma barengan sneakers ato sendal jepit. Rekor sepatu yang saya miliki, hak 12 centi warna coklat dari kulit buaya (sisa-sisanya masih saya simpan sampe sekarang..:P). Waktu belinya, mama sempat terperangah "Mau dipake kemana sepatu itu?"
"Kondangan, mam" jawab saya seadanya. Tapi my dear mama tentu aja tau gak mungkin sepatu itu saya biarkan bulukan di rak sepatu.
"Kamu kan naek bis...."
"Yah.... itung" latian,mam..."
Dan mama saya menyerah.

Sepatu itu emang jadi andalan saya untuk pergi kuliah (nasib, punya temen dengan tinggi minimal 161 centi sementara saya cuma 158, kan cape kalo mo ngomong nenggak dulu... sakit leher bisa" saya), temen" saya juga kagum liat saya begitu berani memakai sepatu setinggi itu untuk kuliah, naek turun bis, naek turun tangga kampus. Tapi high heels itu bikin saya lebih pede untuk beredar.
High heels ini juga pernah bikin malu saya. Ceritanya abis jam kuliah, saya dan beberapa teman pergi makan bakso ke depan kampus, pas udah selesai, kami mau nyebrang jalan, karena rame, kepaksa nunggu dulu di trotoar tengah jalan itu. Pas itu emang waktunya anak sma deket kampus saya pulang, jadi bis dan angkot berjalan sangat lambat untuk mengambil penumpang. Ketika jalan sudah sepi, kami buru" menyebrang sebelum jalanan dipenuhi mobil lagi. Naas buat saya, gak liat ada lebihan semen trotoar, jadi karena gak mantep berdiri, jadinya kesandung deh!
Pertamanya temen" saya melongo ngeliat saya terduduk di trotoar itu, lalu mereka ketawa ngakak. Menyebalkan lagi, serombongan anak sma masih berdiri di seberang jalan, plus deretan mamang beca paada ketawa ngeliat saya begitu. Dasar muka tembok, saya cuek aja berdiri dan melanjutkan melangkah sampe ke seberang jalan, membiarkan cekikikan riuh teman" saya. Ternyata, masih banyak lagi yang melihat saya jatuh, termasuk my crush!
Saya mengutuk dalam hati, tengkyu high heels, udah bikin saya jadi rumpian! (dan sampe sekarang, temen" saya masih ingat kejadian itu, dan menyinggungnya kalo saya mulai lirik" high heels diatas 7 centi..-ooopps...saya kapok pake high heels 12 centi heheheh-). High heels itu juga pernah mengeluarkan api, kehebohan lain yang ditimbulkannya, yang juga jadi kenangan diantara temen" saya. Waktu selesai mengikuti kuliah siang, karena lapar, saya dan temen" buru" keluar kelas. Koridor lantai 2 itu penuh sekali dengan mahasiswa yang juga brutal pengen minggat dari areal belajar, dan berebutan turun tangga. Karena tangganya dari batu, ketika saya turun dengan cepat, high heels saya bergesekan dengan kuat dengan tangga itu dan memercikkan bunga api.
"Apaan tuh?!" pekik seorang mahasiswa cowo.
"Ya ampun.... sepatu lo kluar api, dith!" samber yang laen.
"Buset dah... hebat banget sepatunya si judith ya.... bisa jadi korek api" lanjut dengan ketawa nyaris seluruh mahasiswa yang ada.

Enough!

Saya mempensiunkan high heels kesayangan saya itu, dan bener" gak saya pake kalo bukan mau ngeceng ato kondangan, daripada bikin insiden yang lebih gawat dari sebelumnya? Dan saya cuma pake high heels paling tinggi 7 centi.....

Saya pernah nonton film lucu yang cewenya gak suka tampil feminin, include make high heels, She's the Man nya Amanda Bynes (pernah nonton gak?). Dia bilang high heels itu diciptakan kaum pria untuk perempuan agar saat mengenakannya, bokong si perempuan terlihat lebih kecil dan gak bisa lari cepat dan jauh.

Okey...saya setuju dengan yang kedua, tapi yang pertama?!

Saya mencobanya (hehehe.....), dan mematut" diri di depan kaca. Engga juga ah, bokong saya tetap saja selebar yang saya lihat, tapi terus terang sih, saya sanggup jalan cepat dengan high heels (untuk itulah kaum hawa diciptakan dengan kaki yang jenjang). Barangkali itu cuma alasan aja supaya dia gak dipaksa pake high heels, ya...?(but anyway...cowo emang suka liat cewe pake high heels, kesannya feminin banget.... - cih...sepatu ceplek juga feminin kok-). Jadi inget temen saya Ms. Di...dia gak bisa pake sepatu dengan hak lebih dari 5 centi...lah wong waktu kondangan barengan saya, dia masih kepletot sama sendal hak 3 centi...malu"in aja jadi cewe ni orang.... :P

yah...apapun juga alasannya, high heels tetep jadi lambang perempuan sampe kapanpun, dalam kondisi bagaimana juga... termasuk saya

Saturday, April 14, 2007

Confusion of the Bride

Beberapa hari yang lalu saya mengobrol dengan salah seorang sahabat saya, called her Ms. Di, atau boleh juga panggilan sayang saya ke dia, Buntel (soalnya kalo 'tersentil', mukanya langsung menggelembung, persis sekali dengan ikan buntel kalau mau memproteksi diri...). Kami mengobrol tentang salah seorang teman kami juga, Ms. D (again.... ortu jaman dulu emang suka sekali menamai anak dengan inisial D) yang berencana akan menikah tahun ini. Ketika kami berkumpul di acara pernikahan teman yang lain bernama Ms. O tahun kemarin, kami bertanya" siapakah diantara teman yang lain yang akan segera menyusul?". Dengan tersipu-sipu, Ms. D ini berkata, tunggu aja kabarnya taun depan, rencananya sih bulan April. Wah.... jelas dia disoraki dengan yang lainnya, apalagi si Aa' tercinta kebetulan turut menemani. Oh, God....time rolling so fast, sekarang udah medio April. Saya baru teringat kata-kata Ms. D ini, dan tersadar,kenapa tidak ada realisasi lebih lanjut? Ms. Di bilang diobrolan telpon kami, katanya rencana itu diundur sampai bulan Juli. Tapi waktu kakak perempuan Ms. Di ketemu sama mama Ms. D dan bertanya kapan perhelatannya diadakan, dan sang mama berkata "Gak tau" ?????????????????? What a confuse.... Ada apa sih dengan si pengantin wanita? Ms. Di bilang dia langsung mengkonfirmasikan dengan Ms. D, dan dengan lesunya si Ms. D ini berkata " Gak taulah..." ....okeeyy........ Ms. Di nanya lagi " Is there somethin' wrong?" dan dijawab dengan lugas oleh Ms. D " Emang gak tau....." ....lanjut..... Another Q-nya Ms. Di "Kalo ada apa" cerita sih, D" dan dibalas oleh Ms. D, "Ah, kapan sih kita bisa ketemu, kan kamu sibuk terus....." ...okey, that's it... Kami emang para wanita bekerja, kebetulan saya dan Ms. Di berdekatan tempat tinggal, makanya walopun gak bisa nyambungin waktu luang tetep aja bisa ketemu, dibandingkan dengan Ms. D yang karena keinginan ortunya yang merindukan rumah dengan suasana pedesaan yang nyaman, dan bisa bikin kebon sayur di halaman rumah, memilih pindah 14 kilo lagi dari pusat kota, bikin Ms. D harus pulang cepat kalo tidak mau kemalaman dijalan (yaahh...begitu deh cerita para pionir kehidupan, blom punya kendaraan sendiri, dan terlalu sayang keluar duit lebih untuk naek taxi...) Tapi apapun alasannya, bukan berarti kami mengesampingkan arti pertemanan yang sudah terjalin selama ini (ooohhh...so sweet....), tentu aja kita mencoba menyisihkan waktu untuk teman kita ini dong.... (walaupun akhirnya gak jadi, dan saya memutuskan untuk menghadiri acara ultah salah satu teman yang diadakan di salah satu stasiun radio swasta disini, janjian sama Ms. Di tapi...what a sh***, telpon saya gak dijawab" sampe waktunya acara bubaran, bikin saya kesal aja, kasi tau kek kalo gak bisa datang, jangan maen kucing tikus gini, bete deh....) Kayaknya Ms. D lagi bingung. Ok...saya maklum, sindrom yang melanda para calon pengantin (saya mengalaminya, sepupu saya mengalaminya, sahabat saya malah sempet nyaris membatalkan pernikahannya dan melarikan diri sejenak (runaway bride banget), dan mungkin beberapa orang diluar sana sempet merasakan keragu-raguan ini - hey... gak cuma cewe, cowo juga gitu kok, apalagi kalo udah sampe bachelor party, trus gak kuat iman, tamatlah semuanya, meninggalkan si pengantin perempuan termenung dan ibu pengantin laki-laki yang menangis "saya gak merasa membesarkan anak seperti ini!" ) Parahnya, kalau kebingungan ini berpengaruh sampai dekat" hari H, kan bisa malu semuanya.. Saya teringat dulu, si Aa'nya Ms. D itu kakak tingkat kami lain fakultas, yang naksir Ms. D ini waktu acara OPSPEK universitas (yang terakhir sebelum OPSPEK itu dilarang dengan alasan bau kekerasan). Saya dan Mrs. Di yang ngenalin, karena kami berdua yang aktif di organisasi kampus, mengajak Ms. D yang selalu berkomentar "untuk apa sih ikutan kayak gini, kayak kurang kerjaan aja" (ah, itu perasaanmu aja, mbak, banyak cowok lho disini -hehehe-), biar dia tau beginian ini sebenarnya asyik juga, gak kalah dari hangout di pusat perbelanjaan (masa itu, mall masih berupa rangka pondasi :P). Bukan tipenya actually,Ms. D itu pencinta pria berseragam. Jelas Aa' gak masuk itungan karena dia cuma orang-sipil-serius-yang-menganggap-segala-sesuatu-harus-dilakukan-dengan-benar-dan -pada-tempatnya. Apalagi diajak around sama Ms. D yang notabene bertumit gasing, alias gak bisa diem (wanita adalah mahluk ciptaan-Nya yang paling artistik dan tangguh, mereka mampu masak, belanja di pasar, berjalan-jalan di mall, jalan kaki berkilo-kilo meter tanpa merusak dandanan dan dengan menggunakan high heels), Aa' gak bakalan mampu deh! Begitulah....waktu berlalu, dan pertengahan 2006 saya dikabari oleh Ms.Di, kalo Aa' dan Ms. D ini sudah beberapa kali ketemu dan tampaknya menjalin hubungan yang serius, setelah Ms. D berkali-kali patah arang ditengah jalan dengan mahluk-mahluk pria yang setipe dengannya. What a surprising..... Kok bisa sih? Bukannya dia gak maw?! Begitulah hidup dan begitulah cinta (ini bukan falsafah, tapi kenyataan) Saya ini mahluk impresif yang juga sensitif. Saya gak yakin kalau hubungan mereka bisa lancar, mengingat dan mengingat segala hal yang 180 derajat berbeda satu sama lain. ..Oh, jangan skeptis gitu dong, dith.... Iya deh, tapi perasaan itu masih engga hilang dari dalam diri saya, walaupun saya mencoba untuk menepiskan perasaan itu. Sebenarnya waktu kami heboh"nya mengomentari rencana marriage-nya Ms. D, dia sempat menggamit lengan saya dan berbisik "Tolong doain supaya semuanya lancar, ya" Saya jawab " Hey, D.. u're my bestfriend..i always wish for the best.... jangan lupa ya, seragam untuk saya" (saya suka banget dapet seragam buat wedding eve hehehe) Senyumnya yang keliatan ragu waktu itu -dan saya abaikan- terkenang lagi waktu Ms. Di memberitahukan kebingungan Ms. D ini. Saya sungguh ingin ketemu dengan Ms. D dan menyemangatinya...Kalo bisa sih secepatnya. Tapi kalo modelnya kayak gini, kapan mau ketemu???? Yah...only hope... everything's gonna be okay from now..... Marriage itu gak mudah, saya bilang itu unpredictable... Tapi kalo kita selalu berharap yang positif, bukan negatif yang terkirim ke kita. Tuhan itu kan Maha adil...

Wednesday, April 11, 2007

Jokes today

@ Bu Sari kaget melihat kerumunan orang di jalan rumahnya, dan ternyata adayang meninggal. Diapun bertanya kepada seorang anak kecil : "Dek..siapa yang meninggal?" anak kecil itu menjawab " itu .... yang di dalam peti, Bu." @ Seorang suami memberikan pilihan untuk istrinya, jalan-jalan ke Paris atau membeli 2 lusin busana rancangan terbaru desainer ternama. Setelah istrinya berpikir, dia menjawab "Saya pilih jalan-jalan ke Paris aja, Mas, trus disana nanti kan aku bisa beli satu lusin busana rancangan terbaru..." @ Di akhirat ada 2 cewek yang lagi ngantri ditanyain sama malaikat. Malaikat bertanya pada cewek pertama " Pernah selingkuh?" "Tidak" jawab si cewek, dan malaikat menyodorkan sebuah kunci " Ini kunci surga" Setelah si cewe pertama berlalu, malaikat bertanya pada cewek yang kedua "Pernah selingkuh?" "Sering banget, abis enak sih" jawab si cewek kedua, dan malaikat menyodorkan sebuah kunci "Ini kunci kamarku". @ Seorang cowo ikut tour yang ternyata semua pesertanya adalah gay. Di dalam bus, tiba-tiba dia merasa ingin buang angin, dan gak tertahankan lagi, dan ... ops... bunyinya nyaring. Serentak para gay itu berkata : "Ehm...still virgin..." @ Seorang pemabuk menyetop bis dan naik lalu duduk disebelah nenek-nenek. Si nenek itu sebal melihat tingkah si pemabuk dan nyeletuk " Tau ngga, kamu bakalan ke neraka!" Sipemabuk langsung kaget, berdiri dan berteriak " Stooopp..kiri! Salah naik bis!" @ Di perkampungan indian, seorang anak bertanya pada kakeknya : " Kakek...kenapa nama kakek Elang Putih?" Si kakek menjawab " Oh, dulu waktu kakek lahir, ayah kakek berhasil memanah seekor elang putih." Si anak manggut-manggut "Ooohh..makanya ayah bernama Beruang Hitam, pasti karena kakek berhasil memanah beruang hitam." Si kakek menjawab "Betul..kenapa kau tanyakan itu, Kondom Bocor?" @ Bejo mau beli paku, tapi dicuekin sama si pemilik toko. Ketika tiba gilirannya setelah menunggu lama, si pemilik toko bertanya "Mau beli apa, Dik?" Bejo menjawab " Paku satu kilo." "Dibungkus ya?" "Ngga..makan sini aja". @ Tiga orang pemabuk di sebuah bar taruhan untuk bisa membuat orang marah. Pemabuk 1 & 2 gagal, dan tibalah giliran pemabuk yang ketiga. Dia menunjuk seseorang dan berteriak "Hei kamu! Aku sudah sering meniduri ibumu!" Semua orang disitu terdiam dan menanti apa yang akan terjadi. Orang yang dihina oleh pemabuk ke 3 itu berdiri dan berkata " Ayah, sudahlah! Ayo pulang!" @ Di atas kapal yang berlayar dari Sumatera ke Jawa, ada tiga orang berkenalan, mereka orang Batak, Ambon dan Jawa. Orang Batak memperkenalkan diri " Saya Anton Sinaga." Lalu si orang Ambon memperkenalkan diri " Saya John Bakarbesi ". Orang Jawa terpana mendengar nama orang-orang yang baru dikenalnya begitu hebat, lalu dia berkata "Saya Sugeng Ular Sawah". (just joke.... :-P )

Apa kabar?

 Jalan-jalan, ketemu kawan  Kemudian saling bertegur sapa  Hai. Apa kabar?  πŸ˜ΆπŸ’­ Apa kabar... Saya sudah berbulan-bulan insomnia parah, wala...