Wednesday, December 31, 2008

love me, love me not

katakan pada saya, saya ini love cupid atau cuma perempuan cerewet tukang ikut campur? Sahabat saya bermasalah untuk urusan cinta. Dari dulu, dari jaman kami sekolah. Entah dia yang terlalu baik sama orang yang suka sama dia, terlalu memberi kesempatan, atau berprinsip lebih baik dicintai daripada mencintai. Kuno, menurut saya. Kenapa kita tidak punya kebebasan untuk mengatakan apa yang ada dalam hati kita? Dan itulah yang terjadi padanya. Selama ini dia 'berseteru' dengan keluarganya, karena dia tidak memilih pria yang disukai oleh keluarganya. Padahal tidak seperti itu. Saya selalu mendengar keluhannya. Pria X, yang disukai keluarganya, bilang padanya kalau dia hanya menganggap sahabat saya itu tak lebih dari saudara perempuan, yang sudah semakan minum selama ini. Sementara ketika dia berhubungan dengan pria Y, yang walaupun sebaik-baiknya perilaku, tetap saja tidak bisa menandingi pria X, di mata keluarganya. Tekanan, rongrongan, kemarahan kecil, sindiran, dihadapi sahabat saya, yang akhirnya memutuskan untuk menuruti apa yang menjadi kemauan keluarganya. Yeah... soalnya, menurut kakak sahabat saya, si X sebenarnya punya rasa sama sahabat saya tetapi sahabat saya tidak sabaran untuk menunggu dan malah pacaran dengan orang lain ( klise...) Tapi apa yang terjadi? Masalahnya malah tambah runyam. Tumpahan air mata sahabat saya lebih banyak ketimbang dia memberontak dengan pacaran sama pria Y. Karena mengorbankan seluruh harga diri yang dimilikinya untuk mengejar-ngejar pria X (dengan disemangati keluarganya, tidak tanggung-tanggung, semuanya turut serta membantu). Dan saya, kebagian jadi tempat curhat bagian negatifnya. Sahabat saya kecewa. Saya gemas sekali. Saya memang pahlawan wanita penyelamat kesengsaraan cinta orang lain (halah!). Saya sms X dengan memilih kata-kata sangat hati hati, walaupun saya ingin mengatainya banci, supaya hatinya yang fragile itu tetap terlindungi (yucks!). Tapi apa coba? Katanya "mengapa semuanya jadi runyam? aku memang menganggapnya sebagai saudara..." Saya jadi ngerasa bodoh karena kebanyakan ikut campur... atau tidak bisa menahan rasa gemas dalam hati? (tunggu dulu... saya, atau si X yang bodoh?)

Saturday, December 27, 2008

ngulet...ngulet...

*hwaaa..waah....* Menjelang akhir tahun saya merasa malas sekali. Entahlah... apa karena efek libur panjang yang menyebabkan saya juga dapat libur lumayan dari kerjaan saya (hehehe...) atau karena capek dan bosan menjalani rutinitas itu itu saja tanpa bantuan dari pasangan hidup saya (ini menyebalkan..!) Tapi belakangan ini rutinitas saya lumayan rame, serame traffic ponsel saya yang nyaris sepanjang hari berdering, dan memerlukan sedikitnya setengah jam untuk berbincang. Akhir tahun mungkin dipilih oleh rekan-rekan saya untuk mencoba menutup tahun dengan membuat suatu perjalanan dan keputusan menarik yang akan mempengaruhi seumur hidup atau seumur jagung, tergantung dengan jalan yang mereka pilih. *hwaaa...waah...* mungkin ada sedikit hambatan dalam perjalanan hidup.. tapi..hey! Cheer up.... jadikan semua hambatan itu pelajaran dalam hidup. Spice up your life, guys! Tanpa asam garam lada merica dan semua bumbu dapur yang biasa dipakai untuk menyedapkan masakan, sedapkanlah pula hidup kita. Jangan bilang hal seperti itu sia sia dan menghabiskan waktu kita, justru itulah cara memaknai hidup.. *hwaaa...waaah...* ngantuk lagi... ngulet lagi....

Tuesday, December 2, 2008

rumput tetangga lebih hijau (dan menyegarkan?)

dulu.....saya punya teman. Saya bilang dulu karena sekarang dia pindah ke kota lain. Dan teman saya ini punya selera yang unik. Dia suka dengan pria terikat. apa??? Ya.... Pria terikat keluarga, alias udah jadi private property orang lain, solid, merit! Alasannya simpel, karena menurutnya pria yang terikat itu sudah matang, terutama dalam hal penghasilan. Saya geleng-geleng kepala. Saya bukan perempuan puritan, tapi saya juga tidak setuju dengan hal-hal yang menyimpang seperti itu. Saya tidak suka the other woman, tapi dia ini kan teman saya, saya ngga mungkin menjauhi dia hanya karena kesukaannya yang agak beda dari gadis-gadis seusianya. Kalau dibilang matre, yah.... tapi orientasi teman saya itu ngga seputar materi,kok, tapi alasannya lebih ke kasih sayang. Katanya pria terikat lebih hangat dan pengertian. Saya pernah mengajukan usul, bagaimana kalau dengan pria-yang-pernah-terikat? Katanya gak ada tantangannya (euuuhh...) Dan yang lebih mencengangkan, teman saya membaiki istri si pria. Katanya dia menganggapnya kakak dan akan membelanya kalau ada yang jahat kepadanya. Saya jadi mikir, bukankah DIA penjahatnya? saya tambah pelo... Dan kepindahannya ke kota lain ini, tak ada alasan yang lebih pas, kecuali karena si pria terikat itu, berada di kota yang sama tempatnya berada sekarang. Whatever...terserahlah.... walau lucu juga kalau dipikirkan... Sekarang, saya punya teman lagi, yang ini bukan gadis lagi, tapi kesukaannya nyaris mirip" dengan si gadis tadi. Bahkan rela jadi madu kesekian, mengingat pria yang sekarang sedang menggodanya (dan tentu saja dia tergoda juga) sudah berpoligami dengan 4 orang wanita lainnya. Alasannya juga nyaris sama, pria seperti itu lebih hangat, dan yang pasti dia mau kenapa kita tidak? Hhhh...... Sudah krisis laki-laki, atau pepatah kuno itu memang benar, kalau rumput tetangga lebih hijau (milik orang) daripada yang ada di padang luas (alias lajang)?

Jangan tanya-tanya, kami gak bisa (?)!

kemarin malam, ibu saya mengeluh. Dia harus membuat makalah sebagai salah satu tugas kuliahnya (kebetulan beliau sedang sekolah lagi untuk memperdalam ilmunya sebagai seorang dosen). Acara diskusi di perkuliahan memang cuma punya dua opsi, menyenangkan atau menyebalkan. Saya jadi teringat waktu saya kuliah dulu. Saya dan Ms. D sahabat saya itu, paling suka diskusi. Lebih nyaman aja kalau mau belajar ketimbang mendengarkan dosen mengoceh. Dan setiap acara diskusi, hanya kami berdua yang sempat dilarang oleh dosen untuk bertanya karena cuma tangan kami berdua yang teracung, tidak memberi kesempatan pada yang lain (?) atau malah yang lain senang" saja karena tidak harus serius menyimak materi diskusi dan membiarkan kami saja yang 'kerajinan'. Sebenarnya kami berdua juga ngga terlalu menyimak, lho... kadang saya malah sibuk bikin tulisan yang gak ada hubungannya dengan kuliah. Tapi dasar kuping jahil, selalu saja menangkap hal" yang dianggap 'agak' menyimpang dari apa yang menjadi tema diskusi (karunia yang hebat, subhanallah... :>) Dan akhirnya, salah seorang kakak tingkat yang mengambil kelas yang sama dalam diskusi itu, memberikan kopi dari tema diskusi miliknya kepada kami dengan note besar-besar di halaman depannya "Jude dan D, ngga usah tanya-tanya,ya!" ....hehehhehe........

Apa kabar?

 Jalan-jalan, ketemu kawan  Kemudian saling bertegur sapa  Hai. Apa kabar?  πŸ˜ΆπŸ’­ Apa kabar... Saya sudah berbulan-bulan insomnia parah, wala...