Sunday, November 30, 2008

Cantik? yikes!

Yang cantik juga pasti punya masa untuk tampil ngga banget... So, buat apa jaga image?!?!?!

Tidak semudah yang terlihat ternyata

hmmm... akhirnya... atau syukurlah? Saya dengar dari sahabat saya dia putus dari pacarnya. Dari semula dia bercerita dengan saya sewaktu pertama kali dekat dengan cowo itu, saya merasa tidak terlalu excited. Engga asyik...or somekind like that lah yang saya rasakan. Apalagi tujuannya pernikahan, saya tambah ngga banget dengarnya. Saya pernah dikenalin dengan cowo itu. Biasa aja, tidak ada yang berubah. Tapi saya hanya tahu, itu kehidupan teman saya, saya ngga berhak ikut campur. Palingan kalau ternyata hubungannya tidak berjalan lancar, tidak akan berlanjut. Dan ternyata, memang tidak berjalan lancar. Keluarga sahabat saya itu memang kurang menyukai cowo itu, dan teman saya masih bertahan, toh selama tidak ada satu orangpun (dari keluarga) yang coba-coba mengacaukan hubungan mereka, persetujuan mudah"an akan berjalan seiring dengan datangnya waktu. Tapi ternyata begitupun dengan keluarga si cowo, tapi adik perempuan sicowo mengusik engan tidak sopannya ketenangan sahabat saya itu. Dan akhirnya karena sahabat saya itu naik darah, dan dia memutuskan hubungan. Dan seperti khas sahabat saya, dia mutusin, tapi kalau cowo itu ngga terima itu urusan dia. Gantung, istilahnya hehehehe..... Tapi saya tahu sahabat saya itu tidak akan mau menjalin hubungan lagi dengan cowo itu. Tidak ada yang ebih menyakitkan daripada harga diri yang terusik, ya? Dan menjalani hubungan itu, tidak semudah yang terlihat ternyata

Friday, November 28, 2008

Moment and Memories

Belakangan ini saya lagi romantis. Eiit... jangan diolok dulu, ya , saya memang begitu kok. Dari dulu. Dalam beberapa fase harian saya (halah!) saya pasti langsung romantis ngga keruan. Pada saat seperti itulah saya langsung memproduksi beberapa cerita ringan (cerpen, gitu...), menelungkup di atas tempat tidur, denger MP3, sambil goyang goyang kaki... sooo relaxing hehehe Ide-ide kreatif saya untuk menulis mengalir tanpa henti di keheningan malam. Menghasilkan beberapa lembar kelanjutan sebuah cerita yang sedang saya garap dan menganggur sekitar beberapa bulan ini. Kala telah lelah mengalirkan ide-ide dari kepala saya, novel-novel Harlequin saya ambil untuk menemani insomnia yang sudah jadi sahabat saya bertahun sejak saya punya anak. Dan efeknya terbawa sampai hari ini. Moments and Memories, jadi tema program yang saya bawa di radio tempat saya melampiaskan kesenangan saya dari dulu, ngoceh. Dan lagu" jaman saya SMP dulu.... jadi backsoundnya :D

Tuesday, November 25, 2008

1st Love never die (or don't want to forget?)

Saya berbincang dengan teman lama saya. Dia membicarakan tentang cinta pertamanya bertahun-tahun yang lalu. Kami tertawa-tawa membicarakan kebodohan-kebodohan yang kami lakukan ketika kami masih remaja, tetapi tidak ketika membicarakan pria cinta pertamanya ini. Dia seorang pria yang baik, bahkan untuk usia belasan tahun. Dengan pola pikir yang dewasa, sangat mengagumkan, dimana sebagian gadis-gadis menganggap pria itu membosankan karena kebijakannya itu. Tapi teman saya sangat kagum padanya. Awalnya mereka berteman biasa, bersahabat. Saling bercerita. Kemudian perasaan saling membutuhkan itu muncul, dan ungkapan cinta mengalir begitu saja diantara percakapan biasa mereka, dan tak lama, jadilah mereka sepasang kekasih. Pria itu sangat baik. Teman saya bilang, dia menjadi sangat manja karena ada yang memperhatikan, dan pria itu sangat memperhatikannya. Menurutnya sebelumnya tidak ada satu priapun yang memperlakukannya seperti itu. Laiknya cerita cinta di manga-manga Jepang, cinta yang bersemi sejak masa sekolah, yang bertahan forever and ever. Dan itu juga dipercaya oleh teman saya itu. Sayang sekali, kisah cinta manis mereka yang nyaris tidak ada percekcokan, berakhir tidak bahagia. Hanya seumur jagung, dan pria itu memutuskan lebih baik mereka berteman saja. Teman saya putus asa, frustasi. Tidak disangkanya dunianya akan runtuh begitu dia tidak bersama pria itu tadi. Tidak menyangka cintanya ternyata terlalu dalam untuk usia belasan sehingga membuatnya timpang ketika mereka harus berpisah. Baginya, tidak ada yang lain kecuali pria itu, the man who really know what woman want, kayak filmnya Kevin Costner itu tuh...lupa saya judulnya. Cukup lama baginya untuk menyembuhkan luka hatinya. Bahkan hingga sekarang, dalam hatinya masih bertahta cinta pertamanya. Walaupun sudah ada pengganti, dengan cinta lebih dewasa dari yang dulu itu, kenangan lamanya masih membekas kuat. Saya menitikkan air mata haru (yang saya sembunyikan karena malu hehehe...). Apa sampai sekarang ia berpikir dunia itu tidak adil seperti dulu saat dia baru mengalami putus cintanya? Saya tidak tahu. One thing i know, it's so familiar story for me

Monday, November 24, 2008

Sex And The City

Pasti tau dong, serial ini, yang juga diangkat ke layar lebar. Setidaknya walopun belum pernah nontonnya, pasti pernah mendengar soal itu, karena selain ceritanya yang rada absurd, fashionnya sering wara wiri di majalah-majalah, karena selera yang unik dan oke juga untuk jadi pilihan. Tapi sekarang saya tidak membicarakan soal filmnya. Beberapa hari yang lalu saya berkomunikasi dengan salah seorang sahabat saya yang sudah lama sekali tidak bertemu karena kebetulan dia melanjutkan sekolah dan kemudian bekerja di kota lain. Saya hanya kangen berbincang dengannya, dan sebenarnya kepengen curhat, she's a really good listener actually. Tapi siapa sangka malah saya yang menjadi pendengarnya? Saya rasa memang kami sudah terlalu lama tidak berbincang, menyebabkan banyak hal terlewat dari kami. Termasuk, keinginannya untuk punya anak, sekalipun NO GROOM! Saya kira dia cuma mengalami kekesalan sesaat dari kekasihnya selama 1 decade ini (yang akhirnya saya rasa turut mempengaruhinya melakukan keputusan yang sangat ekstrim mengenai keyakinan dan menyebabkannya juga berseteru dengan keluarga, terutama ayahnya, walaupun dia tidak mengakuinya dan mengajukan alasan lain...). Tapi dia bercerita tanpa henti, mengenai keinginannya punya anak, tetapi hambatan ada dari -bila-ingin-punya-anak-dengan-cara-yang-benar-tapi-apa-daya-orangtua-tidak-restu-dengan-pilihannya-dan-sekarang-si-pilihan-hati-menghamili-perempuan-lain.. oke, that's a big problem. Tapi memperoleh-anak-dari-pria-entah-siapa-itu-dan-terserah-apa-yang-terjadi-yang-penting-saya-mau-anak.. itu lebih lebih dari big problem. That's HUGE! Bahkan Carrie ngga segila itu waktu putus dari Mr. Big!! Saya benar-benar speechless mendengar pengakuannya. Memang, tanpa beban sambil tertawa dia bercerita, tapi kok saya mendengar jiwanya menjerit-jerit? Katanya 'Jangan pingsan gitu dong, Dit... gw percaya lo kuat ngedengernya, ngga seperti kawan kita yang lain.' Ya sih, saya cuma megap-megap butuh oksigen mendengarnya. Saya mungkin lebih tenang mendengar dia sudah tidur dengan pacarnya dan sekarang pregnant. Daripada denger dia bikin anak dengan unknown guy?! Apapun alasannya walopun si Mr. X itu mau bertanggung jawab, but that's not the answer. Kefeminisannya sudah melebihi batas dan saya bego sekali karena tidak bisa memberi penjelasan. Apa sih yang terjadi padanya? Akhirnya, saya tetap tidak bisa berkata apa-apa....

Friday, November 21, 2008

.........

lagi bosan.... Saya lagi kesal. Mungkin kekesalan yang ada sejak saya masih usia sekolah dasar sampai sekarang baru saja terungkit kembali. Sesabar apa harus saya hadapi hari demi hari, dan saya rasa wajar jika saya sedikit egois, walaupun menurut mereka yang 24 jam hidup bersama saya mengatakan saya ini sangat egois. Terserah. Justru saya merasa, mereka yang tidak 24 jam bersama saya lebih memahami sifat dan isi hati saya yang paling dalam. Justru yang dianggap memiliki penilaian tidak objektif, paling mengerti, egoisnya saya, keras kepalanya saya dan mengapa saya seperti itu. Mereka lebih mampu bersilat lidah dengan saya untuk berargument ketimbang mereka yang katanya 24 jam bersama saya. Tidak heran, beberapa orang menganggap, orang lain lebih bisa memahami dan mengerti kita untuk kemudian kita mintai tolong, daripada orang dekat sendiri.....

Monday, November 17, 2008

Yang lalu lalu

Sabtu sore kemarin saya ngumpul bareng temen" jaman SD (yang terus sampe SMA ketemunya saking sekolah tetap di naungan yayasan yang sama) dulu. Awal mula gak sengaja sih, ada anak ilang yang pulang kampung hehehhe, trusannya saya dihubungi oleh teman saya, Ms. Vi (maaf, kurang satu huruf artinya udah lain hahahahaha...) ditanya 'kapan nih mau ngumpul?'. Tadinya saya males, apalagi bersamaan dengan rekan-rekan saya satu angkatan waktu pra jabatan, ngajak ketemuan juga karena udah lama ngga ngumpul. Hari minggu ogah, kan hari untuk bareng keluarga, kalo bisa jangan terganggu, gitu. Tiba-tiba mendadak Ms. D nongol dirumah. Curhat, biasalah... begitu deh jomblo. Miring dikit ngga enak, agak condong juga berat hehehehe... Trus bilang kalao teman yang lain, Ms. H yang bersuamikan orang Aussie sekarang lagi ada di kota kami untuk beberapa lama sebelum move out ke UK (Yah.. bikin sirik aja ni orang, udah location di Perth, sekarang pindah pula ke London, kita aja paling jauh baru sampe Bandung :P). Akhirnya setelah berbla bla bla, sepakat juga ketemuan di TK milik Ms. Vi, soalnya kalo mau ngumpul bawa anak kan harus ada tempat maennya, daripada di mall kudu ngeluarin duit buat masuk wahana, mendingan kan manfaatin yang ada hahaha... Jadilah ngumpul hari Sabtu itu. Ms. Vi menyiapkan penganan asik, kami ngerumpi abis-abisan. Saling buka aib masa lalu, yang sekarang -menurut mereka,kali- dianggap lucu dan merupakan kekonyolan masa lalu. Ms. D paling semangat, cerita dia yang selalu menraktir kami-kami yang bokek (tolong ya, secara anak sekolahan, emangnya ortu bakal ngasih duit jor joran?!)Terutama saya yang sering ditraktir sama dia, tapi ada yang dia lupakan, bukannya itu 'honor' saya jadi bodigad dia, secara segala sesuatu dia selalu minta tolong saya, dan wajar kan kalo ada imbalannya? Dia lupa itu. Sama halnya dengan teman saya yang lain, si Ms. H, dia lupa dia pernah iri setengah mati dengan seorang anak baru yang keren abis, pindahan dari jakarta, yang langsung ditaksir sama cowok-cowok, baik angkatan kami maupun kakak kelas (cari mati kalo adik kelas mau ikut terjun dalam kancah persaingan), dan mereka bertampar-tamparan di atas tangga, saling jambak, sementara saya si saksi mata bingung mau ngapain, salah-salah ntar saya yang kena... Ms. H bilang kepada kami kemarin, dia tidak tahu menahu kenapa si anak baru itu menyerangnya. Padahal sih, setelah sindiran" yang memanaskan telinga bikin singa bangun. Tapi lebih daripada semua itu, Ms. K, teman saya yang lain yang paling menarik perhatian. Memang sejak SD dia ini terkenal tomboy, ngga pernah ngga berambut pendek. Gayanya cowo banget. Tapi setelah kepulangannya dari kota lain untuk menempuh studinya, kok dia malah jadi kayak cowok sejati? Segala yang dipakainya, smua style cowok, sampe ke jam tangannya. OMG... kami saling sikut, menyuruh siapa yang berani bertanya padanya, "Masihkan kamu jadi seorang cewek?" hehehe... Namun ketika dia mengutarakan niatnya ikut Akpol, saya iseng nyeletuk, masuk sebelah mana? Dan dia bilang ,"Yolah, gilo apo kalo masuk sebelah lanang, secaro kito nih masi punyo barang betino.." Oooo.... masih cewek berarti..(hahahahahaha....) Yah.. setelah beberapa jam, kami memutuskan untuk bubar, apalagi setelah anak-anak kelelahan. Berencana kumpul lagi lain waktu, tentu saja untuk mengorek-ngorek 'dosa' masa lalu. Halah..!

Apa kabar?

 Jalan-jalan, ketemu kawan  Kemudian saling bertegur sapa  Hai. Apa kabar?  πŸ˜ΆπŸ’­ Apa kabar... Saya sudah berbulan-bulan insomnia parah, wala...