Sunday, March 18, 2012

The world isn't stop spinning

Pada saat kegagalan datang, biasanya kita akan menghentikan waktu yang berpusar disekitar kita untuk berduka cita. Namun terkadang, duka cita tersebut terlalu lebur dalam kekecewaan kita menyebabkan terlalu larut dan malah realita dan mimpi menjadi bertukar tempat, dan dunia kitapun berhenti berputar.

Tapi disisi lain, saya tercolek dengan pernyataaan "Ketika kita berhasil meraih mimpi dan berhenti untuk merayakan hal tersebut dan berpuas diri, itu adalah awal dari kegagalan kita"

Jadi mana yang bener?

Semuanya.
Terlalu larut dalam duka cita, maupun suka cita merupakan awal dari kegagalan kita, terutama sebagai mahluk hidup yang bekerja keras untuk eksistensi dan mewujudkan cita-cita di dunia ini. Saya menyadari beberapa hal ketika menyaksikan serial Merlin 4, pada saat tahta Arthur Pendragon diserobot Morgana, dan Arthur dipaksa (bukan terpaksa ya.... ) untuk melarikan diri sampai waktunya ia kembali pada tahtanya, dia tersadar bahwa ternyata tidak semua rakyatnya mencintai dia. Disaat keterpurukan, dia mendapati dirinyapun dibenci sebagian rakyatnya. 
Lalu Morgana, yang membenci klan Pendragon, yang walaupun dibesarkan dengan penuh kasih sayang di istana itu, tapi dendam karena klan Pendragon menghancurkan klan Druid-nya, mengatakan kepada tangan kanannya bahwa walaupun istana sudah ada ditangannya, tetapi keberhasilan masih jauh. Larut dalam euphoria kemenangan hanya akan membuat mereka terjerumus kedalam kehancuran lebih cepat.

Nah, dengan bahasa film yang berbelit-belit, apa yang disampaikan tetap sama dengan pernyataan diatas, kan? Bersikap rendah hati dengan segala sesuatu yang dicapai bukan hanya ditujukan kepada orang-orang yang berhasil saja, tetapi juga kepada orang-orang yang gagal. 
Bahwa roda itu berputar, bahwa dunia itu tidak akan berhenti berputar.

Bukan cuma sekedar wejangan orangtua saja kalau kita harus bersabar menghadapi kegagalan dalam usaha kita. Bukan pula sekedar pengingat, kalau kita jangan lupa diri ketika sukses. Karma itu ada, apapun bentuknya, apapun istilahnya.... tetapi tidak hanya untuk keburukan, kebaikan pun menerima karmanya.

Jadi apapun yang kita alami, jangan pernah berhenti bersyukur, baik dan buruk, dunia tidak pernah berhenti berputar, dan segalanya akan kembali kepadamu.


Friday, March 9, 2012

Menikah atau tidak

Pastinya pertanyaan itu menghantui pikiran setiap lajang di muka bumi ini, setelah mengalami trauma, atau setidaknya melihat contoh yang membuatnya mematikan hasrat untuk mencintai pasangan seumur hidupnya. Kata maaf setelah melukai perasaan seseorang tampaknya sekarang tidak memiliki taji lagi, pengertian sudah menjadi barang mahal karena sikap defensif pertama kali sudah telanjur mengkaver pribadi seseorang untuk mencegahnya dilukai. Atau, rasa takut mendapati pasangan tidak setia lagi dan melihat angka perceraian yang menanjak lumayan now adays.

Tapi menurut saya, menikah itu perlu. Dalam hidup, kita memiliki banyak sekali permasalahan dan perjuangan untuk melewatinya tidak mudah. Memiliki sandaran hidup itu perlu, tapi tentu saja bukan cuma bicara itu. Sharing, konektivitas dan pengertian termasuk didalamnya. Cinta akan tumbuh jika semuanya terpenuhi, jadi bukan bicara cinta semula. Cinta yang muncul pada saat kita belum menyatu, tidak akan bertahan lama, karena ujian dan permasalahan yang bertubi akan memberangus api cinta semula menjadikannya padam, disitulah muncul pertengkaran tak berujung yang mengakibatkan perpisahan. Tapi apabila persamaan visi, kasih, pengertian dan segala kualifikasi dalam bahtera pernikahan terpelihara akan menumbuhkan cinta lebih dalam dari itu. Cinta sesudah lebih kuat dan membahagiakan daripada cinta sebelum... Itulah yang terpenting.

Kata orang, cinta itu tak ada logika. Betul. Coba saja, dimana logikanya seorang yang sudah memaafkan kesalahan berkali-kali bahkan masih memelihara cinta sedemikian besarnya pada seseorang yang sudah menyakitinya berkali-kali? Bandingkan dengan yang sudah kehilangan nyala api cinta akibat traumatik berkelanjutan. Semuanya benar, karena pilihan, bukan logika. Saya memilih untuk merasakan bahagia, saya tidak mau kehilangan sisa umur saya dengan bahagia. Makanya saya memilih untuk berjalan sendiri dengan anak-anak. Cinta yang akan melindungi saya akan datang suatu saat nanti. Bagi saya hidup tanpa cinta itu ibarat tiada jiwa sebelah..

Menikahlah, apabila memang mantap dengan pilihanmu. Menikahlah, dan dalami segala resikonya. Jangan dengarkan pihak lain, walaupun itu keluargamu sendiri. Bangunlah bahteramu, dan bahagialah.....

Wednesday, March 7, 2012

Hasrat Cinta

Bila sudah tak mungkin hasrat cinta menyatu
Walau rasa itu masih ada
Bahkan telah jadi bagian dalam hidupku

Jangan coba tanyakan ketulusan cinta ini
Hanya engkaulah satu harapan
Dan juga satu tujuan dalam hidupku
Kasih

Biarlah cintaku melayang jauh (tiada ragu)
Akan kuceritakan pada dunia
Rasa cinta yang ada

Biar badai datang dan mengguncang hatiku
Percayalah kasih, tiada 'kan terhapus cinta

Apa kabar?

 Jalan-jalan, ketemu kawan  Kemudian saling bertegur sapa  Hai. Apa kabar?  πŸ˜ΆπŸ’­ Apa kabar... Saya sudah berbulan-bulan insomnia parah, wala...