Friday, March 9, 2012

Menikah atau tidak

Pastinya pertanyaan itu menghantui pikiran setiap lajang di muka bumi ini, setelah mengalami trauma, atau setidaknya melihat contoh yang membuatnya mematikan hasrat untuk mencintai pasangan seumur hidupnya. Kata maaf setelah melukai perasaan seseorang tampaknya sekarang tidak memiliki taji lagi, pengertian sudah menjadi barang mahal karena sikap defensif pertama kali sudah telanjur mengkaver pribadi seseorang untuk mencegahnya dilukai. Atau, rasa takut mendapati pasangan tidak setia lagi dan melihat angka perceraian yang menanjak lumayan now adays.

Tapi menurut saya, menikah itu perlu. Dalam hidup, kita memiliki banyak sekali permasalahan dan perjuangan untuk melewatinya tidak mudah. Memiliki sandaran hidup itu perlu, tapi tentu saja bukan cuma bicara itu. Sharing, konektivitas dan pengertian termasuk didalamnya. Cinta akan tumbuh jika semuanya terpenuhi, jadi bukan bicara cinta semula. Cinta yang muncul pada saat kita belum menyatu, tidak akan bertahan lama, karena ujian dan permasalahan yang bertubi akan memberangus api cinta semula menjadikannya padam, disitulah muncul pertengkaran tak berujung yang mengakibatkan perpisahan. Tapi apabila persamaan visi, kasih, pengertian dan segala kualifikasi dalam bahtera pernikahan terpelihara akan menumbuhkan cinta lebih dalam dari itu. Cinta sesudah lebih kuat dan membahagiakan daripada cinta sebelum... Itulah yang terpenting.

Kata orang, cinta itu tak ada logika. Betul. Coba saja, dimana logikanya seorang yang sudah memaafkan kesalahan berkali-kali bahkan masih memelihara cinta sedemikian besarnya pada seseorang yang sudah menyakitinya berkali-kali? Bandingkan dengan yang sudah kehilangan nyala api cinta akibat traumatik berkelanjutan. Semuanya benar, karena pilihan, bukan logika. Saya memilih untuk merasakan bahagia, saya tidak mau kehilangan sisa umur saya dengan bahagia. Makanya saya memilih untuk berjalan sendiri dengan anak-anak. Cinta yang akan melindungi saya akan datang suatu saat nanti. Bagi saya hidup tanpa cinta itu ibarat tiada jiwa sebelah..

Menikahlah, apabila memang mantap dengan pilihanmu. Menikahlah, dan dalami segala resikonya. Jangan dengarkan pihak lain, walaupun itu keluargamu sendiri. Bangunlah bahteramu, dan bahagialah.....

No comments:

Apa kabar?

 Jalan-jalan, ketemu kawan  Kemudian saling bertegur sapa  Hai. Apa kabar?  πŸ˜ΆπŸ’­ Apa kabar... Saya sudah berbulan-bulan insomnia parah, wala...