Sunday, May 27, 2007

Long time no see

Sudah lama juga nggak menengok my-little-diary ini. Padahal beberapa minggu kemarin sempat ngobrol dengan salah seorang sahabat, Ms. Vr, tentang mengetahui kabar masing" lewat blog. Beberapa hari kemarin sempat ikut"an online di salah satu stasiun radio favorit saya, dan ternyata beliau ini ikutan OL abis saya (tadinya ngga ngeh, dia pake nama samaran, sampai dia nyebut nama saya PLUS blog hehehe...-) dan 'mengingatkan' hubungan yang terikat dengan 'blog', sebagai penyambung tali silaturahmi temen" yang gak sempet kopdar saking sibuknya, atau apalah begitu (biasa ketemu di udara, tapi kalo bulan tua, gak bisa beli pulsa, bagaimana mau OL di udara?-hehee kayak lagu jaman esde dulu aja, tentang radio amatir-) Kedengarannya sok sibuk banget yah... jadi gak sempet" ketemuan. Soalnya satu hari itu ada 24 jam, masa gak bisa meluangkan waktu sejenak saja untuk ketemu dengan kawan?Saya sih berusaha memenuhi standar itu, tapi kalo teman yang mau saya temuin gak bisa, what can i say? Padahal pengen nih hang out bareng......

Friday, May 18, 2007

Talking with friend

Beberapa hari yang lalu, saya menelpon salah seorang sahabat yang berprofesi sebagai announcer di radio, Ms. Vr (kalo kurang satu abjad artinya bisa lain hehehee...). Karena sudah lama tidak mengobrol, niatan mau request jadi ngobrol ngalor ngidul, specially ngobrolin soal blog.

Sama-sama di komunitas blog, saya baru tentu saja, dan masuk sini atas dorongan sahabat saya yang lain, Ms. S (untuk membangkitkan rasa percaya diri hahahaha.....udah segede ini masih minder...dan melancarkan juga menyalurkan hobi tulis menulis saya). Sekalian mamer diary pribadi buat diakses sahabat" yang lain hehe....

Emang seru nulis blog ini. Kalau kita punya sahabat yang jauh, untuk mengetahui kabar masing", tanpa harus sering" nelpon, cukup akses blognya aja, kita bisa tau keadaan dan kegiatan sahabat kita yang jauh tersebut. Hemat, soalnya hahaa...

Plus, sambil nge-blog, kita bisa chatting lagi atau dengerin musik by radio (ahh...jadi pengen nge-request lagu lagi nih.....)




Tuesday, May 8, 2007

Your wish is my command


Rasanya sekarang saya kayak jin lampu, yang setiap digosok saya harus mengabulkan permintaan tuan saya. Dan yang menjadi tuan saya adalah gadis kecil kesayangan saya, Aisyah. Gara" tukang dogan lewat dan saya terlalu lelah untuk memenuhi permintaan gadis kecil saya membeli dogan, dia meraung" seolah" saya tidak pernah memberinya apa", dan terpaksa saya merayunya dengan mengajaknya berkeliling dengan motor, padahal saya lagi luluh lantak kecapaian.


*sigh* jangan" saya gak bakalan pernah berhasil jadi ibu yang tegas...... :<

Monday, May 7, 2007

Welcome new baby

Sahabat saya melahirkan seorang bayi cantik yang diberi nama Keisha Mariel Suryadi. Hei... nama gadis kecil saya Aisyah, dan salah seorang sahabat saya memberi nama putrinya Shalima. ... ada 3 "Sha" disini... hehe...kebetulan yang sangat manis, dan semoga mereka bisa bersahabat seperti ibu mereka...:>

Women by Women



Saya menghadiri Diskusi Panel yang diadakan oleh Ikatan Sarjana Wanita Indonesia, dimana saya merupakan salah seorang anggota yang juga termasuk dalam kepengurusan periode sekarang ini. Tema yang diangkat cukup menarik "Kinerja Tokoh Perempuan Dalam Membuat Kebijakan yang Berpihak pada Kepentingan Perempuan". Panelisnya ok, Prof. Dr. Kemala Motik (pengusaha), Dr. Ari Pradhanawati (Dosen FISIP UNDIP, anggota KPU Kab. Jateng), dan H. Fatimah Rais (Wakil Ketua DPRD Sumsel).

Diskusi ini membahas terutama tentang peranan wanita di kancah perpolitikan. Quota 30% yang dimiliki perwakilan perempuan untuk duduk di bangku legislatif setelah diadakan penelitian, bahkan tidak mencapai separuhnya. Seorang peserta malah agak skeptis, mengatakan quota tersebut hanyalah hadiah untuk perempuan.
Well, gak sepenuhnya saya setuju. Saya pribadi berpikir 30% itu hanyalah awal dari dari pergerakan perlahan perempuan naik ke tingkat yang lebih tinggi seiring dengan waktu dan kondisi. Para panelis berpendapat sama, untuk mendapat 30% itu tidak semudah membalik telapak tangan, apalagi mencapainya, perlu perjuangan yang keras dan -sangat mungkin- cukup lama.

Seorang perempuan harus mampu bangkit dari antara kaumnya.
Wake up, girls! Now it's time to move!
Prinsipnya begitu. Seorang perempuan sudah berkewajiban akan kembali di rumah, mengurus keluarga, tetapi itu bukan harga mati. Bagi yang menginginkannya (tentu saja atas seijin sang kepala keluarga), bisa berperan ganda, di luar dan di dalam, di rumah dan di masyarakat.

Banyak perempuan-perempuan hebat yang berpengaruh pada perkembangan sejarah di dunia ini. Sebut saja Cleopatra, Elizabeth I, Catherine The Great, Joan of Arc... itu dari jaman dulu.. Kalau jaman sekarang Margareth Thatcher, Cori Aquino, sampai yang tergres Hillary Clinton, yang sekarang sebagai senator dan akan maju sebagai kandidat capres USA. Mereka semua berusaha untuk maju dan memajukan kaum mereka, perempuan, membela hak-hak dan kepentingan perempuan.

Sekarang bukan waktunya lagi perempuan cuma jadi penonton, tapi sekarang sudah jaman perempuan bergerak. Terus belajar mengasah kemampuan untuk kemudian menjadi pemimpin, bukan hal yang mustahil. Waktunya membuktikan bahwa perempuan tidak kalah brilian dan berprestasi dari laki-laki (emansipasi banget ya..hehehe...). Wake up! Wake up! Siapa tahu kita akan bergabung dalam komunitas perempuan berpengaruh seperti mereka.....

Kemala Motik, Ari Pradhana dan Fatimah Rais, semuanya meneriakkan yell yell "Siap! Yess!!Yess!!Yess!!" sambil mengacungkan tangan keatas, ajakan perempuan untuk bangkit dan berkarya, mau sebagai pengusaha atau politikus perempuan.

Saya senyum-senyum aja. Ibu Kemala bertanya pada salah seorang peserta, apa cita-citanya dulu. Saya jadi teringat dulu saya kepingin sekali jadi arkeolog, menggali masa lalu untuk pembelajaran masa kini, tapi sekarang saya cuma pengen jadi supermom, sukses di karier juga sukses di rumah tangga. Toh kalau keinginan saya yang ini tercapai, bukannya tidak mungkin cita" saya yang dulu juga bisa tercapai ...hee...

Sunday, May 6, 2007

L-O-V-E

The measure of love is when you love without measure
In life there are very rare chances that you'll meet the person you love and loves you in return
So once you have it don't ever let go
The chance might never come your way again

Dagelan branded




Louvier .. Louis Vuitton .. Channel .. Gucci .. Bonia .. Guess .. Hugo .. Chloe .. Burberry .. TodS .. Hermes ..

Kira-kira segitu deh pengetahuan saya tentang tas dan asesori branded terkenal. Soalnya merek" itulah yang wara wiri dalam butik", atau Departement Store high class yang ada di kota saya ini (padahal masih banyak merk bagus lainnya, kayak fav saya, Marc Jacobs..hehe). Banyak cewek", ibu" yang punya duit lebih, mematut" tas yang dipajang di depan cermin besar yang disediakan oleh pemilik butik. Sambil komat kamit


"..ah..kemahalan untuk ukuran KW..."
atau
" ...hmm...model baru?"
"Ah, kemaren saya lihat si anu sudah pake, cuma laen model aja"
" Ah, gak jadilah kalo gitu..." Bleehh....

Saya suka merinding kalo pas lagi liat" barang" branded itu dipajang, mendengar celotehan perempuan" itu.

Saya juga suka barang branded, punyalah satu dua... dan saya tau banget, barang yang dibeli itu biarpun mereknya gede" keliatan dan tau itu terkenal, tapi kalo belinya gak di butiknya bener, keasliannya patut diragukan. (walau pernah juga saya melihat tas yang menurut saya keren banget dipajang di butik odong-odong =baca : bukan butik branded= , ketika liat" dan nanya harga, ternyata almost 2 jet, bo'!)

Saya dengan teman saya suka sekali mengomentari cewek" yang seliweran di mall dengan menjinjing, mencangklong, mengepit tas, clutch, atau dompet doang dengan merek segede gajah menempel disitu. Kadang di-match dengan kaos, belt atau alas kaki se-merk. Mengagumkannya dunia cewek yang penuh dengan warna-warni begitu. Biarpun gak bisa punya barang asli kayak punyanya Paris Hilton, toh mendekati udah cukuplah.

Fenomena merk juga saya lihat di sekitar saya. Kantor. Taulah, kantor itu kan separuh isinya pasti perempuan. Ada seorang rekan di kantor yang sangat maniac dengan merek Louis Vuitton. Dari LV yang penuh paku keemasan, warna warni, sampe bordir, dia punya semua. Sementara rekan yang lain menyipitkan mata sambil berdesis

"woow...woow...."
"banyak juga duitnya.."
"Enak, kan lakinya kesayangan pejabat..."
"bikin iri aja...."
..yaaa..yaaa.......

Komentar" begitu juga saya dengar ngga sengaja ketika kantor saya mengadakan acara besar, yang kemudian dihadiri oleh ibu" pejabat di tempat saya bekerja sebagai salah-satu-kegiatan-charity-yang-dikoordinir-oleh-mereka. Sambil menunggu acara dimulai mereka ngerumpi asik

"wah... baru nih ya.....bagus tasnya.."
"oh, iya nih, saya beli di M*** butik, katanya keluaran terbaru.."
"waw...Bonia , lho..... satu set kayaknya ya, Bu?"
"Tanggung. Sekalian aja, tas sama sendalnya. Saya juga beli jamnya sepasang dengan suami saya.."
..ho..ho..ho... (sinterklas mode on/ibu rumpi mode on)

Rekan saya yang kebetulan mendengarnya juga ikutan kagum, dengan tanpa sadarnya ternganga sedikit mendengar komen ibu itu

"Enak ya kalo banyak uang..."

*sigh*
Ada lagi yang gak mau kalah. Ada satu rekan kantor saya yang paling gak bisa liat barang bagus. Dia seneng bener meniru gaya istri bos saya yang termasuk jajaran ibu" pejabat penuh branded itu. Dia lihat nyonya bos itu bergaya begini, dia akan berusaha menyamainya dengan bergaya begitu. Copycat. Kami menjulukinya ibu-Kabag. Tampaknya dia emang senang sekali bergaya mahal dan luxurious, walaupun -terus-terang-saja- kelakuannya itu tidak dibarengi dengan sikap dan tingkah laku smart, tetep aja keliatan katrok walaupun expensive. (hmm...kayaknya sebagian besar perempuan bermerk yang saya liat begitu, luxurious but stupid).

Kesannya saya alergi banget ya sama begituan, tapi sebenernya enggaklah. Saya juga seorang perempuan yang senang bergaya, ngeliat-mengidam-dan akhirnya membeli barang bermerk, dan bergaya keren disetiap kesempatan. Cuma geli aja liat kecanduannya perempuan dengan begituan. Ngelirik jealous dengan perempuan lain yang yang membeli keluaran terbaru tas bermerek, lalu mendengus puas ketika berhasil memiliki barang bermerk yang dia inginkan, baru keluar (kata yang punya butik) dan perasaan baru dialah yang memiliki barang tersebut (walau dalam hitungan hari bakalan banyak perempuan seliweran dengan barang yang sama)
Pemandangan kocak yang menghibur setiap hari..

Saturday, May 5, 2007

Miserable-love-Story


I can't live without my life

I can't live without my soul


Catherine Earnshaw said that when Heathcliff leave her, and so do Heathcliff said when Catherine died.....(Wuthering Heights - Emily Bronte)


Saya memang menggemari roman jaman tuir, walaupun kebanyakan ceritanya berakhir tragis. Sebut saja Romeo dan Juliet, Anna Karenina, Titanic, Wuthering Heights....yang terakhir ini baru kemarin saya tonton di HBO, setelah penasaran sekian lama (Juliette Binoche + Ralph Fiennes, so beautiful....)


Kisah cinta Heathcliff dan Cathy yang terjalin sejak kecil, begitu ceria dan egois. Masing" saling memiliki tetapi cinta mereka melukai orang" sekitar mereka. Karena Heathcliff cuma anak angkat dan asal usulnya tidak jelas, dia tidak boleh bersama apalagi bersanding dengan Cathy yang notabene putri seorang tuan tanah yang terhormat. Harga diri Heatcliff hancur seiring Cathy mengatakan dia akan menikahi pria lain yang sederajat dengannya,maka dia memilih pergi. Cathy begitu patah hati ketika Heathcliff pergi, dan kalimat diatas terucap dari mulutnya, juga ketika dia melihat Wuthering Heights ketika si pria bangsawan membawa Cathy ke rumahnya.

Heathcliff kembali setelah bertahun", menjadi kaya, dan membeli Wuthering Heights dari tangan kakak Cathy, dan menjadi penguasanya.

Ketika muncul di hadapan Cathy, Cathy menuduh Heatcliff menghancurkan hatinya dengan kepergiannya dan sebaiknya dia pergi saja. Tapi keegoisan cinta Cathy pada Heathcliff justru membelenggu Heatcliff, yang terus menerus berusaha meraihnya kembali, dan melukai hati pria bangsawan yang menikahi Cathy. Dan akhirnya, Cathy meninggal dalam kesengsaraan cinta yang dihancurkannya sendiri, membunuh jiwa Heathcliff yang sangat mendendam padanya sampai roh Cathy menjemputnya 20 tahun kemudian.


*sigh* what a tragic story..... saya menitikkan airmata ketika menontonnya. Luka hati Heathcliff yang sejak remaja tersia-sia, terobati oleh cinta muda Cathy, yang kemudian dihancurkannya kembali, membelenggu sampai akhir hayatnya, mengingatkan saya pada seseorang yang pernah mengalami hal yang sama.


Saya jadi berfikir, kalau mencintai seseorang, mengapa sanggup menghancurkan hati sehingga tidak ada yang tersisa bagi dirinya sendiri. Saya mengagumi sosok Heathcliff, yang terus berjuang sampai mati untuk meraih cinta sejatinya, walaupun jalan yang dilaluinya sangat berat dan penuh luka. Benar-benar pejuang cinta. Saya tahu ini kedengarannya agak norak (hehe..) tapi memang bener" bikin saya speechless kok dan cuma bisa mikir begitu...

Bandingkan dengan Layla Majnun, yang juga sangat mengharu biru (tapi saya ngga sanggup baca bukunya, takut gak berhenti-berhenti nangis :P)


Khayalan saya melayang jauh....seandainya saja saya dicintai seperti Heatcliff mencintai Catherine.....


..................................................................

....................................................

.................................................................

Apa kabar?

 Jalan-jalan, ketemu kawan  Kemudian saling bertegur sapa  Hai. Apa kabar?  πŸ˜ΆπŸ’­ Apa kabar... Saya sudah berbulan-bulan insomnia parah, wala...