Thursday, August 30, 2012

Sakit, Perih, Tanya Hati

Tiga koleksi mewek ini memang sedang mendominasi playlist saya di mp3. Sedang banyak bertanya pada diri, pantaskah mendapatkan apa yang sekarang sedang saya dapatkan? Pantaskah kekecewaan dan airmata untuk urusan itu mendominasi hidup saya lagi?

Jawabnya jelas tidak. I live my life struggle like a bear and hoping everything goes great and better for next chapter of my life. I sud no worries anymore about that. 

So next list on my playlist sud be Karena Kusanggup

Wednesday, August 15, 2012

Renungan cinta

Ketika kita kehilangan separuh hati kita, sangat terasa efek yang ditinggalkannya. Bingung, penyangkalan, senyum kenangan, airmata kesedihan, kegamangan...

Ketika  cinta direnggut dari diri kita, walau karena kesalahan yang kita lakukan sendiri, tetap saja membuat sayap patah berlumuran darah dan airmata yang terkulai disisi. Pada saat menatap dari atas tebing dan merintih, bertanya kenapa kita tidak bisa membuat orang yang kita cintai dan sayangi dengan sepenuh hati bahagia? Kenapa pengorbanan yang kita lakukan lenyap begitu saja tergantikan oleh kebencian?
Kenapa begitu mudahnya membenci orang yang kita cintai? 

Pedih menyadari, kita begitu dekatnya namun juga begitu jauhnya. Seharusnya, cinta itu penghormatan, cinta itu pengabdian, cinta itu pengorbanan, cinta itu kebersamaan, cinta itu keabadian...
Pedih menyadari, kita tidak mampu menolong orang yang kita cintai, yang teriakan kesakitan dalam diamnya bergema dalam jiwa kita. Mengapa justru tercipta jarak, pada saat seharusnya kita adalah orang yang harus memeluknya?

Cinta itu alasan terbaik untuk saling menyakiti, tapi perlukah rasa sakit itu dicari-cari? 
Tidak ada keikhlasan dalam hidup ini, karena hati yang terluka parah dan terkapar dalam carut marutnya, tercabik oleh goresan benci, masih menangisi kehilangannya sampai akhir nanti.

Cinta dan benci, sungguh tipis tabir pembatasnya, realita cinta tidak bisa disandingkan dengan logika, hidup dengan jiwa kosong, melangkah dengan pandangan hampa, menapaki kesakitan, meneriaki nasib.... mengejar bayangan semu

Wednesday, August 8, 2012

Apa ya..?

Bukan tanpa makna titel entri yang saya buat itu... Memang kata-kata "Apa, ya?" itu bisa menjadi makna yang beragam tergantung bagaimana cara kita menyikapinya, atau pertanyaan macam apa yang kita lontarkan.

Awal muasal cerita di entri ini adalah dengan melihat betapa banyaknya manusia menggalau di jejaring sosial, dan mungkin juga status BBM (secara saya pengguna, ya...)
Stres dan depresi mewarnai tiap lembaran halaman, bahkan itu terangkat pula dalam obrolan nyata sehari-hari. Seperti yang selalu saya simak dari balik kubikel saya di kantor, menatap tiap kolega yang berkumpul sambil bercerita macam hal yang sebenarnya sudah menjadi makanan sehari-hari.

Bahasan kali ini adalah, bahwa tahun ini saya telat mudik lagi. Telat? Why? Saya terpaksa menyusul pada lebaran hari kedua, karena kantor kembali menjadi tuan rumah untuk halal bi halal para bos besar. Taun ini padahal saya sudah bertekad untuk mengajukan cuti, dihantui kesepian yang saya lewati ketika berlebaran tahun kemarin. Sunyi dan tolol, menurut saya. Merasa bodoh... 
Sedihnya lebaran sendirian itu menjadi momok yang mengerikan, melemparkan pada kenyataan semasam-masamnya kita bersama keluarga, itu paling penting #CATET
Tapi kegilaan di kantor melemparkan saya pada kenyataan, lebih baik saya yang mengalah, ini tugas... tugas, sodara-sodara!! Sesuai dengan perjanjian yang saya tanda tangani beberapa tahun silam ketika saya melengkapi berkas persyaratan bagi yang lulus pegawai negeri. Jadi ya, baiklah..... dengan soknya legowo saya tutup kuping lagi lah terhadap komen miring.

Apa ya? Yang bakal diberikan tahun ini kepada saya sebagai kejutan selanjutnya? Hidup saya begitu penuh dengan kembang api membuat saya jadi bertanya-tanya, kuatkah saya menghadapi segalanya? Allah memang tidak memberikan cobaan melebihi kemampuan umat-Nya, tapi se-wonder woman itukah saya?
Bahkan kekuatan diripun ternyata tak terukur luar biasanya....

Apa kabar?

 Jalan-jalan, ketemu kawan  Kemudian saling bertegur sapa  Hai. Apa kabar?  πŸ˜ΆπŸ’­ Apa kabar... Saya sudah berbulan-bulan insomnia parah, wala...