Tuesday, September 18, 2012

Aku Ingin Mencintaimu dengan Sederhana

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Saturday, September 15, 2012

God's motivation for a Good ways

Selama ini saya selalu bertanya dalam hati, kemana mencari kekhusyukan bila ingin berbicara dengan Allah. Kemana saya harus mencari perlindungan karena makin lama makin merasa betapa kering saya rasakan dalam jiwa. Saya tidak bisa meneteskan airmata sebagaimana mereka yang selalu memohon ampun dan ridho-Nya. Saya hanya bisa merasakan hati saya yang semakin mengeras karena berusaha menabahkan diri apabila memang tiada yang dapat menolong saya dalam segala kesulitan hidup.

Namun kemudian, dalam perasaan yang tidak menentu oleh rasa khawatir, takut, putus asa, atasan saya memerintahkan saya untuk mengikuti training. Saya langsung menyanggupinya. Saya ini menjauh dari kebisingan dan hawa negatif yg mempengaruhi saya. Dan ternyata inilah yang saya cari selama ini.

Dalam setiap sujud, berdoa dan berusaha menitikkan airmata, memohon berkah-Nya akan jalan yang terang dan cahaya dalam kegelapan jiwa, Allah menunjukkan jalan. Melihat keluar semesta, semakin jauh, dan jauh... melayang di angkasa yang gelap dan luas, menatap titik-titik bintang dan bahkan bumiku kian hilang ketika saya terbang menjauh... Semakin jauh dan jauhh.... batin saya menjerit ketakutan. Dimana batasnya??? Dimana ujungnya?????
Bahwa Allah sebesar itu, tetap memeluk kita yang bahkan menafikkannya... Allah-ku..

Airmata saya tdak bisa berhenti mengalir, menyadari keikhlasan yang kurang ikhlas saya hadirkan. Bahwa kesombongan sudah membalut titik hati saya, membelenggu suara hati saya yang menjerit memanggil saya, mengajak saya berdzikir menyebut nama-Nya dalam setiap suka dan lara. Hati saya menangis mendoakan saya menghapus awan gelap yang menyelimuti hati sehingga saya tidak merasakan denyut dan getar takbirnya.
Allah-ku, betapa aku sombong tidak menyadari bahkan sel-sel tubuhkupun menjerit, berthawaf, bertakbir, menyerukan nama-Mu.

Saya tersungkur dalam sujud mohon ampunan-Nya. Saya terlalu jauh melangkah dalam pencarian saya, tanpa menyadari bahwa Dia memeluk saya selalu....

Begitu merindukan Allah-ku. Saya mampu mencinta kembali, tersenyum... karena mengetahui, bahwa saya sangat dicintai oleh-Nya. Betapa kerinduan akan Dia dan kekasih-Nya Rasulullah SAW terjawab, dan gapaian tangan saya ada arahnya.

Banyak hal yang bisa saya dapatkan selama 5 hari pencarian jati diri saya itu. Rasanya seperti terlahir kembali, dengan motivasi baru menghadapi hidup. Bahwa malulah saya mengeluh sementara Allah tidak pernah mengeluh mendampingi kita bahkan saat kita jauh darinya. Saya jatuh cinta lagi :)

Kini, saya bisa mantap melangkah tanpa takut apapun, kecuali dicampakkan oleh Allah.... 

Tuesday, September 4, 2012

Setia

Pernah ya curcol dengan title ini? Kayaknya iya. Bukan kekurangan kata-kata, hanya saja paling jauh galau hati itu menyangkut seputar setia, setia, setia. Setiap tikungan ada.

Nista buat mereka yang tidak setia. Haram buat mereka yang doyan sepik sana sepik sini modus sana modus sini kode sana kode sini...(yang masih punya perbendaharaan kata-kata silahkan pikirkan sendiri). Bahasa Indonesia paling menarik ya, banyak sekali koleksi dan bertambah setiap harinya, ketimbang bahasa lain didunia ini #intermezzo #abaikan

Setia jaman dulu dengan jaman sekarang juga beda beuuddhhh... Dulu, kesetiaan itu diukur dengan seorang perempuan yang kehilangan pasangan hidupnya, bertahan untuk melaksanakan amanah terakhir sang belahan jiwa untuk menyelesaikan tugas mereka menghantarkan buah cinta mereka menggapai gerbang kemandirian dan kesuksesan. 
Atau sudah berjanji akan menjalani hidup berdedikasi satu sama lain, kemudian sang dara menanti sang arjuna yang menyelesaikan tugas sebelum kembali untuk menghabiskan hidup bersama. 
Sementara setia jaman sekarang adalah, sesegera mungkin mencari belahan hati lain yang 'tercecer' selain apa yang pernah mampir dalam hidup. Atau yang beristilah sekarang LDR (Lelah Dilanda Rindu, Long Distance Relationship, Lari Dari Realiti > ecieeehhhhhh), mulai kasak kusuk mencari selimut hati yang lain, lelaki cadangan, gituuhh..

Menjalani hubungan dengan komitmen kesetiaan sebenarnya bukan hanya untuk mereka yang sudah terikat dalam ijab qobul, tetapi pada saat kita berkomitmen untuk menjalani hubungan ke arah sana pun, meteran kesetiaan sudah mulai dijalankan. Komitmen bukan berarti sudah pasti pria dan wanita itu langgeng hingga tali pernikahan. Komitmen itu berarti memegang janji. Takut komitmen berarti tidak berani memegang janji. Jadi komitmen tu ada dari awal menjalin hubungan, bukan pada saat memutuskan menjadikan pasangannya sebagai belahan jiwanya, pendamping hidupnya.

Setia itu, menerima apa adanya orang yang sudah dipilih, mendukung apa yang dilakukan, walau salah tapi tegurlah di belakang, ingatkan kesalahannya, dengarkan keluhannya, buka pelukmu sebagai pelabuhannya. Rasa nyaman akan memelihara cinta yang sudah tercipta dari pandangan pertama. Rasa sayang akan tumbuh berkembang berpacu dengan waktu karena kasih dan setia pasangan yang tanpa syarat terus menemani, berharap hingga akhir hayat.

Cinta itu perlu sampai kapanpun, berdampingan dengan elemen-elemen lainnya dalam memelihara suatu hubungan. Satu persatu bisa terlewat seiring dengan waktu, tapi setia..? :)

Apa kabar?

 Jalan-jalan, ketemu kawan  Kemudian saling bertegur sapa  Hai. Apa kabar?  πŸ˜ΆπŸ’­ Apa kabar... Saya sudah berbulan-bulan insomnia parah, wala...