Monday, February 25, 2013

Usia 25

Usia 25 itu adalah usia paling rawan dari satu fase kehidupan manusia. Makanya disebut a quarter life's crisis. Bukan juga krisis yang separah apa, hanya aja bagi sebagian orang, usia 25 adalah usia dimana hidup yang sesungguhnya dimulai. Selesai pendidikan, memasuki dunia sosial dimana tidak ada batasan usia untuk bersaing. Hanya ada atasan - bawahan, profesional - klien, pemenang - pecundang. 

Usia 25 juga menakutkan bagi sebagian orang yang sedang menuju kearahnya, terutama mereka yang masih belum memiliki pandangan dan rencana apa yang akan dilakukan diusia ini. Apakah sudah sukses, mau sukses, akan sukses, menjalani sukses atau kehilangan sukses.

Sebenernya sih tidak perlu dipermasalahkan :)

Pada usia 25, saya sudah bertanggungjawab pada seorang bayi manis yang hadir diusia 22. Pada usia 25, saya sudah mengalirkan lebih banyak airmata, keringat dan merasakan putus asa karena mencari rasa hidup yang bagaimana yang ingin saya berikan pada keluarga saya, terutama anak perempuan saya.
Dan pada usia 25 adalah saat pertama saya memasuki dunia kerja di birokrasi yang njelimet, politis dan kejam. 

Usia 25 saya, yang walaupun sudah punya anak dan terbilang dewasa, sudah harus menghadapi konspirasi, siap atau tidak siap. Tidak ada istilah 'persiapan' melainkan harus langsung dihadapi dengan strategi mendadak yang harus dipikirkan dengan segera. Usia 25, saya belajar bahwa hidup, tidak semudah dan seenteng anggapan sebagian orang yang diusia itu belum bekerja. Usia 25, pahit getir para pencari kerja tidak seberapa dibandingkan menghadapi pengadilan moraliti masyarakat, dimana benar salah ditentukan oleh pandangan masyarakat, bukan bukti. Usia 25, a quarter life's crisis itu lebih enteng daripada pukulan telak pada kemampuan logika.

Tuhan memberikan waktu yang mengalir seperti air, dengan artian, bahwa aliran yang sama tidak akan pernah datang kembali. Segalanya baru. Semua kesempatan pertama. Dalam pencapaian kesempatan pertama sebagai orang dewasa yang bermartabat dan patut diperhitungkan dalam sosio-komuniti, sudah seharusnya tidak disia-siakan begitu saja.

Usia 25 datangnya cuma satu kali. Moment titik nadir dari kehidupan sebagai manusia beradab, sosialis dan organisatoris. Punya waktu 24 jam yang bila dipahami dengan imajinatif, bukan cuma sekedar IQ tetapi seimbang dengan EQ, bahwa waktu itu benar-benar efektif. Tidak ada waktu untuk berdiam diri. Dengan atau tanpa dukungan orang terkasih.

Ketika menuliskan pemikiran saya ini, saya mengingat seseorang yang sangat berarti dalam hidup saya, walau dia tidak menyadari arti kehadirannya dalam hidup saya. Bahwa ia mengingatkan saya pada usia 25 saya. Bahwa dia membuat saya mengulangi masa-masa pahit manis usia 25. Dan bahwa ia mengingatkan saya akan perjuangan a quarter life's crisis saya. 
Saya berharap momen-momen selama menjalani usia 25 ini, dia tidak menghamburkan waktu tersia-sia dengan berdiam dalam kegelapan semu. Melakukan hal-hal yang tidak lebih penting dari pengharapan terhadap kebahagiaan orangtua. 

Usia 25 itu, momen terbaik dalam hidup yg pantas dibawa hingga 25 tahun mendatang, atau lebih. 

Thursday, February 14, 2013

Mengerti tanpa harus dijelaskan, Memahami tanpa harus diungkapkan

Terkadang ada hal-hal yang harus mampu kita simpan dalam hdiup kita. Kesenangan, kesedihan, kemarahan maupun kekecewaan, dan segala emosi yang menyangkut diri kita, ada yang bisa kita ungkapkan ada pula yang harus disimpan, hingga akhir masa *bukanLebay*

Hidup bersosialisasi tidak gampang. Karena tidak semua org mampu memahami apa yg kita rasakan. Empati yang dimiliki orang disekitar kita tidak seberapa besar untuk turut bersimpati terhadap apa yang kita rasakan. Kecuali nyata dihadapan. Urusan kebahagiaan, pernikahan, kelahiran atau pesta-pesta syukur.... maupun urusan kesedihan, sakit maupun meninggal. Empati akan mengalir deras sebagai bentuk support dalam kehidupan sosial yang kita jalani.

Namun berbeda dengan emosi pekat yang terkadang hanya mampu kita telan, bahkan dari hadapan orang yang kita cintai. Alter yang muncul karena resiko pergaulan yang kita jalani. Wajah gembira yang harus ditunjukkan untuk menyelimuti perasaan yang sesungguhnya.

Inilah PR yang harus diketahui oleh setiap pasangan di dunia ini. Bagaimana harus mengerti tanpa harus dijelaskan, bagaimana harus memahami tanpa harus diungkapkan. 
Pengertian-pengertian yang hanya membutuhkan bahu untuk bersadar, pelukan tanpa pertanyaan. Kasih tanpa ujung, dan cinta tanpa batas.

Saya merindukan itu. Darimu, schatz.

Wednesday, February 13, 2013

Kuat

Menjadi kuat itu tidak pernah mudah. Menghadapi jatuh bangun dari segala problematika kehidupan terutama, yang suka istilah jaman taun 70-80'annya itu romantika :)

Kadang beban berat dan kejatuhan itu suatu penanda bagi kita yang mengalaminya. Sudah waktunya berhenti. Sesaat saja, tariklah nafas. Itulah mengapa ada pemberhentian. Ibarat angkutan transportasi, kita selalu memerlukan halte untuk berhenti sejenak, menarik nafas, meriviu apa yang sudah kita kerjakan selama ini. Kadang, perlu tempat untuk melepaskan tangis yang menggumpal didada.

Kelelahan. 

Hidup kita selalu memiliki tiga sisi. Pribadi, keluarga dan pekerjaan. Pada saat ketiganya menghimpit seolah-olah akan menghancurkan kita dari luar dan dalam, tentunya diri kita akan berteriak kesakitan. Berupaya mencari pertolongan. Siapakah yang bisa mendengar kita. Cuma Allah. Sholat adalah meditasi terbaik yang bisa dilakukan oleh kita yang mengaku muslim.
Walaupun sebagai manusia biasa, menginginkan bisa bersandar pada orang yang dipercaya, untuk bisa bercerita mengeluarkan isi hati. 

Dan saya juga merindukan kamu. Walaupun saya tidak pernah bisa bercerita padamu, tetapi setidaknya ketika bersama dirimu, saya bisa melupakan segala kesulitan saya menghadapi ketiga sisi kehidupan yang rumit dan penuh komplikasi dan konspirasi.
Saya ingin bersama denganmu, dimana bisa melupakan dunia sejenak. Saya membutuhkan kamu, hanya berdua bercengkrama dan melakukan hal-hal yang tidak memerlukan pikiran yang berat.
Saya membutuhkan kamu, untuk kembali lebih kuat.

Tuesday, February 5, 2013

Perasaan cinta

Sebuah cinta memang harus diungkapkan karena tidak pernah ada cinta yang disembunyikan, kecuali oleh seseorang yang terlalu mencintai dirinya sendiri. - 5cm noted

Bener kan?

Kalau cinta bilanglah cinta. Perbuatan saja ngga cukup untuk mengatakan cinta kamu pada orang yang kamu cinta. Rasa nyaman mungkin lebih dimajukan, daripada sekedar cinta.

Kemarin saya didatangi kolega. Yang menuntut saya untuk jujur mengatakan, pendapat saya mengenai tabiatnya. Tidak ada kata lain yg saya katakan selain "Cobalah memaafkan dirimu sendiri."

Perasaan cinta itu sangat universal. Begitupun sakitnya. Sebagian beruntung menemui cinta sejatinya, sebagian bertemu saat tidak mungkin, sebagian lagi harus kehilangan, dan yang lainnya tidak bertemu sama sekali malah penuh rasa sakit.
Yang terakhir ini meninggalkan bekas traumatik, yg buat orang-orang yang menyangkal rasa sakitnya, akan menimbulkan mati rasa.

Galau karena mantan. Sebenernya ngga ada juga. Yang ada rasa marah, tidak rela, karena diperlakukan seburuk itu setelah perasaan cinta kita pada mantan. Susah move on. Karena sakit yang membuat tembok penyangkalan muncul.

Bagaimana mengobatinya, adalah dengan memaafkan diri kita sendiri. Belajar menerima, apa yang menjadi kesalahan pada diri kita, sehingga menyebabkan perpecahan itu terjadi. Bukan mengungkit kesalahan yang dulu. Jika memelihara kenangan cinta masa lalu, bisa membuat kita melangkah maju, lakukan saja. Dengan begitu, kamu akan memaafkan dirimu sendiri. Dan kemudian membuka diri untuk cinta yang baru.

Apa kabar?

 Jalan-jalan, ketemu kawan  Kemudian saling bertegur sapa  Hai. Apa kabar?  πŸ˜ΆπŸ’­ Apa kabar... Saya sudah berbulan-bulan insomnia parah, wala...