Saturday, April 26, 2014

Be Assertive

Petang kemarin saya ngobrol dengan salah satu bestie, mr. R.

"Gw sibuk nih, presentasi video program baru. Dari video yang lo aplod, beb"
"Oh. Great."
"Iya! Heran deh gw, kenapa sih orang punya gajet mahal tapi internetnya paket gitu? Pake wifi aja masih males buka video sendiri."
"Hey, santai aja lagi, beb... Don't be that reaction. Be assertive..."

Baca cuplikan percakapan itu, bisa tau gak mana saya, mana dia? :D Ya jelas yang reaksinya keras itu yang saya. Mr. R adalah laki-laki paling kalem yang pernah saya kenal. But also great music director ever.
Kemarin itu dia curhat baca tarot sama saya, sementara saya juga curhat tentang kelakuan saya yang mesti saya kelola dengan benar tanpa emosi yang berlebih. Apalagi karena iritasi tak berkesudahan akibat keacuhan kesayangan... *mulai deh curcol...*

Back to topic.
Nah, bicara lemah lembut itu lebih keren. Coach saya juga pernah bilang begitu. Bahwa saya harusnya bicara dengan lebih penuh kasih sayang. Kalo Mr. R bilang, be assertive. Lebih calm bereaksi ngadepin hal-hal yang bahkan menyebalkan sangat. Otomatis, itu akan menurunkan suhu temperamen kita.

Sepanjang kehidupan saya, baru kali ini saya ketemu dengan orang-orang yang mengajarkan saya bagaimana untuk cooling down. Kenapa diumur segini? Yah, mungkin emang udah waktunya di umur segini lebih tenang. Bahkan kesayangan saya yang cuek itu pun mengajarkan saya untuk lebih bersabar. Bicara dengan lemah lembut memang menyenangkan ya...... :D

Sedari dulu mendengarkan orang yang bilang untuk lebih santai berbicara, tapi ngga ada seorangpun yang memberi tahu impact daripada asertif itu sendiri. Akibat yang ditimbulkan, si temperamental enggan mendengarkan, dan bahkan lebih emosi. Cara kita berbicara memberitahu, pemilihan kata-kata, itu berpengaruh terhadap hasil yang diharapkan ketika kita memberitahukan si temperamental untuk bersabar.

Ketika saya berbicara dengan lemah lembut, mr. R berkata "That's much better to hear, beb..."

Thank you, beb hahahahha

Thursday, April 17, 2014

Dunia Bebas Korupsi

Judul ini adalah khayalan tingkat tinggi *bukanlagupeterpan

Bukannya saya mendukung korupsi, tapi sadar diri, kalo saya itu juga pelaku korupsi. Minimal korupsi waktu. Nah!
Korupsi sendiri bahasa dasarnya latin, corruptio, atau corrumpere yang artinya rusak, busuk, memutar balik, menggoyahkan, menyogok. Dari bahasanya saja, sudah ketahuan usia kata ini sudah berapa lama, dan sejak kapan budaya ini ada.

Meributkan anti korupsi itu bagus. Sangat baik. Tapi yang jadi masalah, sudah baikkah orang yang berteriak-teriak anti korupsi itu?

Kembali dalam nilai yang dianut untuk kebaikan diri sendiri. Sungguh bukan merupakan hal yang baik, turut serta dalam suatu lingkaran-anti-melakukan-sesuatu-yang-bertentangan-dengan-hati-nurani (ya korupsi itu bertentangan dengan hati nurani kan?)

Saya memperhatikan isu hangat yang sedang terjadi belakangan ini. Pertentangan dua kubu pembela keadilan. Yang notabene memerangi, salah satunya korupsi. Tetapi salah satunya merupakan ladang korupsi salah satu terbesar. Alasan, classified file that threatened open

Yup! Ribuan tahun, sejak cendekia pertama lahir di muka bumi dan membagi ilmu pengetahuannya kepada mereka yang juga haus pengetahuan. Harafiahnya sih, korupsi itu perilaku yang tidak wajar yang bertentangan dengan peraturan. Jadi, mau pegawai negeri, swasta, sampe anak sekolahan, semua pernah melakukan perbuatan ini, ringan atau berat, bagaimanapun bentuk konteksnya.

Anak sekolahan, suka korupsi waktu, korupsi uang sekolah atau iuran lainnya. Ngga percaya? Taya diri sendiri ya hehehehehee....
Saya ngaku. Lebih gampang korupsi dari iuran diluar SPP yang sudah jelas nilainya. Ya, buat nambah-nambah uang saku lah... namanya juga pengen ada yg dibeli kalo ada penglihatan :p
Kerja. Korupsi waktu. Ngga bisa di pas ceklok masuk, ceklok pulang. Kalo absensi pake sidik jari, diantara jam masuk sama jam pulang, kabur dulu bentar :D <-- korupsi bukan?

Tapi yang banyak dilihat orang adalah korupsi yang menyangkut pendanaan. Pernah baca koran, seorang oknum kacab sebuah bank yang mengkorupsi uang nasabah. Ironisnya, bank tersebut berbasis syariah, dan uangnya dipake buat judi online. Nah?
Bicara materi memang tidak akan pernah ada habisnya. Semua hal dilihat dari materi. Dan juga kebutuhan hidup, apalagi kebutuhan bersosialisasi. Tapi ngga berarti hidup lo itu harus menyusahkan orang lain. Dengan korupsi.

Kalau ketangkep, siapa yang susah? Sedih? Kecewa? Merasa tertipu?
Yang jelas, keluarga. Yang ngga disadarin, diri sendiri.

Baik juga kalau mulai sekarang, mencoba untuk memilah baik dan buruk untuk kehidupan kita. Ngga bakalan bisa bebas korupsi seutuhnya, tapi minimal tetep punya timbal balik yang baik.

Zsa Zsa Zsu

Saya sih awalnya ngga ngerti apaan itu zsa zsa zsu sampai ngeliatnya pada konteks berpasangan. Oh. Zsa zsa zsu itu artinya GELETAR.

Sesuatu yang terjadi pada hubungannya dengan deg-degan kalo ketemu dengan orang yang kita suka. Terutama yang belum punya jodoh. Ngepas banget.

Feeling macem itu sering juga kerasa, terutama pada saat kita memikirkan pasangan. Yah... mungkin apa yang didapet dari memori apaan sih yang kita lakukan waktu lagi berduaan dengan pasangan. Hahahahaha. Hayo ngapaiiiinnnnn....

Ah sudahlah. Apapun itu, selama tidak membahayakan stabilitas dan keamanan urusan ke-single-an yang mendadak menjadi triple sih, silahkan. Sapa yang bisa ngelarang. Kalau salah seorang sahabat, ms. L bilang sih, getar flirting yang bisa jadi bisa jadi pindah ke springbe.... *kemudian kelindes odong-odong lewat*
Baik.
Kembali ke topik.
Yang namanya cinta, itu selalu jatuh di tempat yang salah. Bener. Saya benera bilangnya. Jatuh di tempat yang salah. Ngga bakalan pernah bener. Kenapa? Supaya kita bisa melihat, karakter yang kita inginkan, belum tentu itu yang kita butuhkan untuk jadi pasangan hidup kita.

Butuh?
Iya. Allah memberikan jodoh yang kita butuhkan. Bukan yang kita inginkan. Dengan hal-hal yang ngga banget yang mungkin kita rasakan, zsa zsa zsu itu akan take over semua pikiran yang kita kira logis, menjadi pikiran yang memang logis.

Cinta itu ngga ada logika. Bener. Karena kitanya yang ngga pengen berpikir dengan logis. Sementara, sebenarnya segala hal tetap harus ditimbang baik buruknya untuk diri kita sendiri terutama.

Dan zsa zsa zsu ini, pasti akan dirasakan walau bukan untuk orang yang kita inginkan, tapi dengan orang yang kita butuhkan. Kata Allah.

~dududu

Thursday, April 3, 2014

Karakter

Kesayangan bilang, kenalilah orang yang menjadi relasi kamu dari karakternya. Baca diri orang itu dari awal kamu bekerja sama dengannya.

Mungkin saya kurang menanggapi hal-hal seperti itu, karena saya enggan memikirkan hal-hal negatif yang ada pada seseorang. Namun, setelah melihat juga, kecenderungan sakit hati itu besar, nampaknya hal seperti ini gak bisa dinafikkan.

Ngga ada orang yang bisa mencegah dia jatuh dalam pergaulan yang mengecewakan baginya. Terutama menilai lamanya pertemanan, kedekatan dan ketergantungan satu sama lain, sulit memikirkan orang itu akan bisa berubah beracun dalam sekejap mata.
Akhirnya kitapun lengah.
Kesayangan mengingatkan, ada hal-hal yang walau dalam positivitas pertemanan, tetap menyimpan bibit negatif. Rasa iri, dengki, terutama yang menjadi alasan dan sadar ngga sadar berperan menghancurkan positif itu perlahan.

Banyak-banyak istighfar. Kalau menurut salah seorang staf saya yang kebetulan jebolan pesantren.

Mengingat keimanan adalah benteng kita berbuat mungkar. Sholat begitu. Tapi melihat begitu banyaknya orang yang menegakkan tiang agama itu, tapi hatinya juga konstan terpelihara hitam, itu tidak cukup. Menundukkan kepala dan ikhlas lebih menuntun kita legowo.

Yang menenangkan memang genggaman kesayangan, yang mengingatkan bahwa begitulah gelombang kehidupan. Bahwa jalan yang mulus itu hadir karena perjuangan, bukan cuma-cuma.

Dan, karakter kita yang terbangun akan lebih baik, melihat cara kita mengatasi segala problema yang terjadi dan terjalin, menguatkan tekad untuk lebih baik.
Menjadi apa yang diyakini oleh diri, dan tidak terpengaruh dengan aroma drama kehidupan, akan membentuk karakter bertambah kuat. Dengan memahami kebaikan walau tertimbun kepalsuan.

Apa kabar?

 Jalan-jalan, ketemu kawan  Kemudian saling bertegur sapa  Hai. Apa kabar?  πŸ˜ΆπŸ’­ Apa kabar... Saya sudah berbulan-bulan insomnia parah, wala...