Wednesday, December 31, 2008

love me, love me not

katakan pada saya, saya ini love cupid atau cuma perempuan cerewet tukang ikut campur? Sahabat saya bermasalah untuk urusan cinta. Dari dulu, dari jaman kami sekolah. Entah dia yang terlalu baik sama orang yang suka sama dia, terlalu memberi kesempatan, atau berprinsip lebih baik dicintai daripada mencintai. Kuno, menurut saya. Kenapa kita tidak punya kebebasan untuk mengatakan apa yang ada dalam hati kita? Dan itulah yang terjadi padanya. Selama ini dia 'berseteru' dengan keluarganya, karena dia tidak memilih pria yang disukai oleh keluarganya. Padahal tidak seperti itu. Saya selalu mendengar keluhannya. Pria X, yang disukai keluarganya, bilang padanya kalau dia hanya menganggap sahabat saya itu tak lebih dari saudara perempuan, yang sudah semakan minum selama ini. Sementara ketika dia berhubungan dengan pria Y, yang walaupun sebaik-baiknya perilaku, tetap saja tidak bisa menandingi pria X, di mata keluarganya. Tekanan, rongrongan, kemarahan kecil, sindiran, dihadapi sahabat saya, yang akhirnya memutuskan untuk menuruti apa yang menjadi kemauan keluarganya. Yeah... soalnya, menurut kakak sahabat saya, si X sebenarnya punya rasa sama sahabat saya tetapi sahabat saya tidak sabaran untuk menunggu dan malah pacaran dengan orang lain ( klise...) Tapi apa yang terjadi? Masalahnya malah tambah runyam. Tumpahan air mata sahabat saya lebih banyak ketimbang dia memberontak dengan pacaran sama pria Y. Karena mengorbankan seluruh harga diri yang dimilikinya untuk mengejar-ngejar pria X (dengan disemangati keluarganya, tidak tanggung-tanggung, semuanya turut serta membantu). Dan saya, kebagian jadi tempat curhat bagian negatifnya. Sahabat saya kecewa. Saya gemas sekali. Saya memang pahlawan wanita penyelamat kesengsaraan cinta orang lain (halah!). Saya sms X dengan memilih kata-kata sangat hati hati, walaupun saya ingin mengatainya banci, supaya hatinya yang fragile itu tetap terlindungi (yucks!). Tapi apa coba? Katanya "mengapa semuanya jadi runyam? aku memang menganggapnya sebagai saudara..." Saya jadi ngerasa bodoh karena kebanyakan ikut campur... atau tidak bisa menahan rasa gemas dalam hati? (tunggu dulu... saya, atau si X yang bodoh?)

Saturday, December 27, 2008

ngulet...ngulet...

*hwaaa..waah....* Menjelang akhir tahun saya merasa malas sekali. Entahlah... apa karena efek libur panjang yang menyebabkan saya juga dapat libur lumayan dari kerjaan saya (hehehe...) atau karena capek dan bosan menjalani rutinitas itu itu saja tanpa bantuan dari pasangan hidup saya (ini menyebalkan..!) Tapi belakangan ini rutinitas saya lumayan rame, serame traffic ponsel saya yang nyaris sepanjang hari berdering, dan memerlukan sedikitnya setengah jam untuk berbincang. Akhir tahun mungkin dipilih oleh rekan-rekan saya untuk mencoba menutup tahun dengan membuat suatu perjalanan dan keputusan menarik yang akan mempengaruhi seumur hidup atau seumur jagung, tergantung dengan jalan yang mereka pilih. *hwaaa...waah...* mungkin ada sedikit hambatan dalam perjalanan hidup.. tapi..hey! Cheer up.... jadikan semua hambatan itu pelajaran dalam hidup. Spice up your life, guys! Tanpa asam garam lada merica dan semua bumbu dapur yang biasa dipakai untuk menyedapkan masakan, sedapkanlah pula hidup kita. Jangan bilang hal seperti itu sia sia dan menghabiskan waktu kita, justru itulah cara memaknai hidup.. *hwaaa...waaah...* ngantuk lagi... ngulet lagi....

Tuesday, December 2, 2008

rumput tetangga lebih hijau (dan menyegarkan?)

dulu.....saya punya teman. Saya bilang dulu karena sekarang dia pindah ke kota lain. Dan teman saya ini punya selera yang unik. Dia suka dengan pria terikat. apa??? Ya.... Pria terikat keluarga, alias udah jadi private property orang lain, solid, merit! Alasannya simpel, karena menurutnya pria yang terikat itu sudah matang, terutama dalam hal penghasilan. Saya geleng-geleng kepala. Saya bukan perempuan puritan, tapi saya juga tidak setuju dengan hal-hal yang menyimpang seperti itu. Saya tidak suka the other woman, tapi dia ini kan teman saya, saya ngga mungkin menjauhi dia hanya karena kesukaannya yang agak beda dari gadis-gadis seusianya. Kalau dibilang matre, yah.... tapi orientasi teman saya itu ngga seputar materi,kok, tapi alasannya lebih ke kasih sayang. Katanya pria terikat lebih hangat dan pengertian. Saya pernah mengajukan usul, bagaimana kalau dengan pria-yang-pernah-terikat? Katanya gak ada tantangannya (euuuhh...) Dan yang lebih mencengangkan, teman saya membaiki istri si pria. Katanya dia menganggapnya kakak dan akan membelanya kalau ada yang jahat kepadanya. Saya jadi mikir, bukankah DIA penjahatnya? saya tambah pelo... Dan kepindahannya ke kota lain ini, tak ada alasan yang lebih pas, kecuali karena si pria terikat itu, berada di kota yang sama tempatnya berada sekarang. Whatever...terserahlah.... walau lucu juga kalau dipikirkan... Sekarang, saya punya teman lagi, yang ini bukan gadis lagi, tapi kesukaannya nyaris mirip" dengan si gadis tadi. Bahkan rela jadi madu kesekian, mengingat pria yang sekarang sedang menggodanya (dan tentu saja dia tergoda juga) sudah berpoligami dengan 4 orang wanita lainnya. Alasannya juga nyaris sama, pria seperti itu lebih hangat, dan yang pasti dia mau kenapa kita tidak? Hhhh...... Sudah krisis laki-laki, atau pepatah kuno itu memang benar, kalau rumput tetangga lebih hijau (milik orang) daripada yang ada di padang luas (alias lajang)?

Jangan tanya-tanya, kami gak bisa (?)!

kemarin malam, ibu saya mengeluh. Dia harus membuat makalah sebagai salah satu tugas kuliahnya (kebetulan beliau sedang sekolah lagi untuk memperdalam ilmunya sebagai seorang dosen). Acara diskusi di perkuliahan memang cuma punya dua opsi, menyenangkan atau menyebalkan. Saya jadi teringat waktu saya kuliah dulu. Saya dan Ms. D sahabat saya itu, paling suka diskusi. Lebih nyaman aja kalau mau belajar ketimbang mendengarkan dosen mengoceh. Dan setiap acara diskusi, hanya kami berdua yang sempat dilarang oleh dosen untuk bertanya karena cuma tangan kami berdua yang teracung, tidak memberi kesempatan pada yang lain (?) atau malah yang lain senang" saja karena tidak harus serius menyimak materi diskusi dan membiarkan kami saja yang 'kerajinan'. Sebenarnya kami berdua juga ngga terlalu menyimak, lho... kadang saya malah sibuk bikin tulisan yang gak ada hubungannya dengan kuliah. Tapi dasar kuping jahil, selalu saja menangkap hal" yang dianggap 'agak' menyimpang dari apa yang menjadi tema diskusi (karunia yang hebat, subhanallah... :>) Dan akhirnya, salah seorang kakak tingkat yang mengambil kelas yang sama dalam diskusi itu, memberikan kopi dari tema diskusi miliknya kepada kami dengan note besar-besar di halaman depannya "Jude dan D, ngga usah tanya-tanya,ya!" ....hehehhehe........

Sunday, November 30, 2008

Cantik? yikes!

Yang cantik juga pasti punya masa untuk tampil ngga banget... So, buat apa jaga image?!?!?!

Tidak semudah yang terlihat ternyata

hmmm... akhirnya... atau syukurlah? Saya dengar dari sahabat saya dia putus dari pacarnya. Dari semula dia bercerita dengan saya sewaktu pertama kali dekat dengan cowo itu, saya merasa tidak terlalu excited. Engga asyik...or somekind like that lah yang saya rasakan. Apalagi tujuannya pernikahan, saya tambah ngga banget dengarnya. Saya pernah dikenalin dengan cowo itu. Biasa aja, tidak ada yang berubah. Tapi saya hanya tahu, itu kehidupan teman saya, saya ngga berhak ikut campur. Palingan kalau ternyata hubungannya tidak berjalan lancar, tidak akan berlanjut. Dan ternyata, memang tidak berjalan lancar. Keluarga sahabat saya itu memang kurang menyukai cowo itu, dan teman saya masih bertahan, toh selama tidak ada satu orangpun (dari keluarga) yang coba-coba mengacaukan hubungan mereka, persetujuan mudah"an akan berjalan seiring dengan datangnya waktu. Tapi ternyata begitupun dengan keluarga si cowo, tapi adik perempuan sicowo mengusik engan tidak sopannya ketenangan sahabat saya itu. Dan akhirnya karena sahabat saya itu naik darah, dan dia memutuskan hubungan. Dan seperti khas sahabat saya, dia mutusin, tapi kalau cowo itu ngga terima itu urusan dia. Gantung, istilahnya hehehehe..... Tapi saya tahu sahabat saya itu tidak akan mau menjalin hubungan lagi dengan cowo itu. Tidak ada yang ebih menyakitkan daripada harga diri yang terusik, ya? Dan menjalani hubungan itu, tidak semudah yang terlihat ternyata

Friday, November 28, 2008

Moment and Memories

Belakangan ini saya lagi romantis. Eiit... jangan diolok dulu, ya , saya memang begitu kok. Dari dulu. Dalam beberapa fase harian saya (halah!) saya pasti langsung romantis ngga keruan. Pada saat seperti itulah saya langsung memproduksi beberapa cerita ringan (cerpen, gitu...), menelungkup di atas tempat tidur, denger MP3, sambil goyang goyang kaki... sooo relaxing hehehe Ide-ide kreatif saya untuk menulis mengalir tanpa henti di keheningan malam. Menghasilkan beberapa lembar kelanjutan sebuah cerita yang sedang saya garap dan menganggur sekitar beberapa bulan ini. Kala telah lelah mengalirkan ide-ide dari kepala saya, novel-novel Harlequin saya ambil untuk menemani insomnia yang sudah jadi sahabat saya bertahun sejak saya punya anak. Dan efeknya terbawa sampai hari ini. Moments and Memories, jadi tema program yang saya bawa di radio tempat saya melampiaskan kesenangan saya dari dulu, ngoceh. Dan lagu" jaman saya SMP dulu.... jadi backsoundnya :D

Tuesday, November 25, 2008

1st Love never die (or don't want to forget?)

Saya berbincang dengan teman lama saya. Dia membicarakan tentang cinta pertamanya bertahun-tahun yang lalu. Kami tertawa-tawa membicarakan kebodohan-kebodohan yang kami lakukan ketika kami masih remaja, tetapi tidak ketika membicarakan pria cinta pertamanya ini. Dia seorang pria yang baik, bahkan untuk usia belasan tahun. Dengan pola pikir yang dewasa, sangat mengagumkan, dimana sebagian gadis-gadis menganggap pria itu membosankan karena kebijakannya itu. Tapi teman saya sangat kagum padanya. Awalnya mereka berteman biasa, bersahabat. Saling bercerita. Kemudian perasaan saling membutuhkan itu muncul, dan ungkapan cinta mengalir begitu saja diantara percakapan biasa mereka, dan tak lama, jadilah mereka sepasang kekasih. Pria itu sangat baik. Teman saya bilang, dia menjadi sangat manja karena ada yang memperhatikan, dan pria itu sangat memperhatikannya. Menurutnya sebelumnya tidak ada satu priapun yang memperlakukannya seperti itu. Laiknya cerita cinta di manga-manga Jepang, cinta yang bersemi sejak masa sekolah, yang bertahan forever and ever. Dan itu juga dipercaya oleh teman saya itu. Sayang sekali, kisah cinta manis mereka yang nyaris tidak ada percekcokan, berakhir tidak bahagia. Hanya seumur jagung, dan pria itu memutuskan lebih baik mereka berteman saja. Teman saya putus asa, frustasi. Tidak disangkanya dunianya akan runtuh begitu dia tidak bersama pria itu tadi. Tidak menyangka cintanya ternyata terlalu dalam untuk usia belasan sehingga membuatnya timpang ketika mereka harus berpisah. Baginya, tidak ada yang lain kecuali pria itu, the man who really know what woman want, kayak filmnya Kevin Costner itu tuh...lupa saya judulnya. Cukup lama baginya untuk menyembuhkan luka hatinya. Bahkan hingga sekarang, dalam hatinya masih bertahta cinta pertamanya. Walaupun sudah ada pengganti, dengan cinta lebih dewasa dari yang dulu itu, kenangan lamanya masih membekas kuat. Saya menitikkan air mata haru (yang saya sembunyikan karena malu hehehe...). Apa sampai sekarang ia berpikir dunia itu tidak adil seperti dulu saat dia baru mengalami putus cintanya? Saya tidak tahu. One thing i know, it's so familiar story for me

Monday, November 24, 2008

Sex And The City

Pasti tau dong, serial ini, yang juga diangkat ke layar lebar. Setidaknya walopun belum pernah nontonnya, pasti pernah mendengar soal itu, karena selain ceritanya yang rada absurd, fashionnya sering wara wiri di majalah-majalah, karena selera yang unik dan oke juga untuk jadi pilihan. Tapi sekarang saya tidak membicarakan soal filmnya. Beberapa hari yang lalu saya berkomunikasi dengan salah seorang sahabat saya yang sudah lama sekali tidak bertemu karena kebetulan dia melanjutkan sekolah dan kemudian bekerja di kota lain. Saya hanya kangen berbincang dengannya, dan sebenarnya kepengen curhat, she's a really good listener actually. Tapi siapa sangka malah saya yang menjadi pendengarnya? Saya rasa memang kami sudah terlalu lama tidak berbincang, menyebabkan banyak hal terlewat dari kami. Termasuk, keinginannya untuk punya anak, sekalipun NO GROOM! Saya kira dia cuma mengalami kekesalan sesaat dari kekasihnya selama 1 decade ini (yang akhirnya saya rasa turut mempengaruhinya melakukan keputusan yang sangat ekstrim mengenai keyakinan dan menyebabkannya juga berseteru dengan keluarga, terutama ayahnya, walaupun dia tidak mengakuinya dan mengajukan alasan lain...). Tapi dia bercerita tanpa henti, mengenai keinginannya punya anak, tetapi hambatan ada dari -bila-ingin-punya-anak-dengan-cara-yang-benar-tapi-apa-daya-orangtua-tidak-restu-dengan-pilihannya-dan-sekarang-si-pilihan-hati-menghamili-perempuan-lain.. oke, that's a big problem. Tapi memperoleh-anak-dari-pria-entah-siapa-itu-dan-terserah-apa-yang-terjadi-yang-penting-saya-mau-anak.. itu lebih lebih dari big problem. That's HUGE! Bahkan Carrie ngga segila itu waktu putus dari Mr. Big!! Saya benar-benar speechless mendengar pengakuannya. Memang, tanpa beban sambil tertawa dia bercerita, tapi kok saya mendengar jiwanya menjerit-jerit? Katanya 'Jangan pingsan gitu dong, Dit... gw percaya lo kuat ngedengernya, ngga seperti kawan kita yang lain.' Ya sih, saya cuma megap-megap butuh oksigen mendengarnya. Saya mungkin lebih tenang mendengar dia sudah tidur dengan pacarnya dan sekarang pregnant. Daripada denger dia bikin anak dengan unknown guy?! Apapun alasannya walopun si Mr. X itu mau bertanggung jawab, but that's not the answer. Kefeminisannya sudah melebihi batas dan saya bego sekali karena tidak bisa memberi penjelasan. Apa sih yang terjadi padanya? Akhirnya, saya tetap tidak bisa berkata apa-apa....

Friday, November 21, 2008

.........

lagi bosan.... Saya lagi kesal. Mungkin kekesalan yang ada sejak saya masih usia sekolah dasar sampai sekarang baru saja terungkit kembali. Sesabar apa harus saya hadapi hari demi hari, dan saya rasa wajar jika saya sedikit egois, walaupun menurut mereka yang 24 jam hidup bersama saya mengatakan saya ini sangat egois. Terserah. Justru saya merasa, mereka yang tidak 24 jam bersama saya lebih memahami sifat dan isi hati saya yang paling dalam. Justru yang dianggap memiliki penilaian tidak objektif, paling mengerti, egoisnya saya, keras kepalanya saya dan mengapa saya seperti itu. Mereka lebih mampu bersilat lidah dengan saya untuk berargument ketimbang mereka yang katanya 24 jam bersama saya. Tidak heran, beberapa orang menganggap, orang lain lebih bisa memahami dan mengerti kita untuk kemudian kita mintai tolong, daripada orang dekat sendiri.....

Monday, November 17, 2008

Yang lalu lalu

Sabtu sore kemarin saya ngumpul bareng temen" jaman SD (yang terus sampe SMA ketemunya saking sekolah tetap di naungan yayasan yang sama) dulu. Awal mula gak sengaja sih, ada anak ilang yang pulang kampung hehehhe, trusannya saya dihubungi oleh teman saya, Ms. Vi (maaf, kurang satu huruf artinya udah lain hahahahaha...) ditanya 'kapan nih mau ngumpul?'. Tadinya saya males, apalagi bersamaan dengan rekan-rekan saya satu angkatan waktu pra jabatan, ngajak ketemuan juga karena udah lama ngga ngumpul. Hari minggu ogah, kan hari untuk bareng keluarga, kalo bisa jangan terganggu, gitu. Tiba-tiba mendadak Ms. D nongol dirumah. Curhat, biasalah... begitu deh jomblo. Miring dikit ngga enak, agak condong juga berat hehehehe... Trus bilang kalao teman yang lain, Ms. H yang bersuamikan orang Aussie sekarang lagi ada di kota kami untuk beberapa lama sebelum move out ke UK (Yah.. bikin sirik aja ni orang, udah location di Perth, sekarang pindah pula ke London, kita aja paling jauh baru sampe Bandung :P). Akhirnya setelah berbla bla bla, sepakat juga ketemuan di TK milik Ms. Vi, soalnya kalo mau ngumpul bawa anak kan harus ada tempat maennya, daripada di mall kudu ngeluarin duit buat masuk wahana, mendingan kan manfaatin yang ada hahaha... Jadilah ngumpul hari Sabtu itu. Ms. Vi menyiapkan penganan asik, kami ngerumpi abis-abisan. Saling buka aib masa lalu, yang sekarang -menurut mereka,kali- dianggap lucu dan merupakan kekonyolan masa lalu. Ms. D paling semangat, cerita dia yang selalu menraktir kami-kami yang bokek (tolong ya, secara anak sekolahan, emangnya ortu bakal ngasih duit jor joran?!)Terutama saya yang sering ditraktir sama dia, tapi ada yang dia lupakan, bukannya itu 'honor' saya jadi bodigad dia, secara segala sesuatu dia selalu minta tolong saya, dan wajar kan kalo ada imbalannya? Dia lupa itu. Sama halnya dengan teman saya yang lain, si Ms. H, dia lupa dia pernah iri setengah mati dengan seorang anak baru yang keren abis, pindahan dari jakarta, yang langsung ditaksir sama cowok-cowok, baik angkatan kami maupun kakak kelas (cari mati kalo adik kelas mau ikut terjun dalam kancah persaingan), dan mereka bertampar-tamparan di atas tangga, saling jambak, sementara saya si saksi mata bingung mau ngapain, salah-salah ntar saya yang kena... Ms. H bilang kepada kami kemarin, dia tidak tahu menahu kenapa si anak baru itu menyerangnya. Padahal sih, setelah sindiran" yang memanaskan telinga bikin singa bangun. Tapi lebih daripada semua itu, Ms. K, teman saya yang lain yang paling menarik perhatian. Memang sejak SD dia ini terkenal tomboy, ngga pernah ngga berambut pendek. Gayanya cowo banget. Tapi setelah kepulangannya dari kota lain untuk menempuh studinya, kok dia malah jadi kayak cowok sejati? Segala yang dipakainya, smua style cowok, sampe ke jam tangannya. OMG... kami saling sikut, menyuruh siapa yang berani bertanya padanya, "Masihkan kamu jadi seorang cewek?" hehehe... Namun ketika dia mengutarakan niatnya ikut Akpol, saya iseng nyeletuk, masuk sebelah mana? Dan dia bilang ,"Yolah, gilo apo kalo masuk sebelah lanang, secaro kito nih masi punyo barang betino.." Oooo.... masih cewek berarti..(hahahahahaha....) Yah.. setelah beberapa jam, kami memutuskan untuk bubar, apalagi setelah anak-anak kelelahan. Berencana kumpul lagi lain waktu, tentu saja untuk mengorek-ngorek 'dosa' masa lalu. Halah..!

Tuesday, October 28, 2008

It's ezzY to connect

Saya paling bosan kalau sedang melamun sendiri ngga ada kerjaan. Mana punya kantor di pelosok pedalaman kabupaten yang bahkan telepon pun kadang idup kadang mati. Gimana mau menambah kecanggihan tekno senagai salah satu syarat perkantoran yang hi-tech? Kalau lagi senggang, mati-matinya di main game di komputer, offline lah... gimana bisa online, lha wong internet aja susah banget masuknya. Lagi bosen, ngutak-atik ponsel, coba-coba konek via ponsel. Sekedar cek email sajalah... daripada bosen. Eh, ternyata cepat juga dan murah banget! Jadi keisengan berlanjut deh.... kebetulan lagi bosan, kesal dan kepengen curhat via blog, coba juga konek ke blogger via ponsel. Walaupun ngga semua link-nya kebuka karena keterbatasan kemampuan hp saya yang biasa-biasa aja, tapi tetep bisa ber-GPRS-ria, dan nulis blog. Nulis blog, lho!!! Kadang dengan kabel data saya juga nyambungin ke laptop, hasilnya ngga mengecewakan, tetap kenceng koneknya, sinyal full pula! Makanya saya jadi hobi berinternet ria via ponsel, selain irit pulsa, irit pula waktunya, kan jadi ngga perlu manteng di warnet lagi. Udah begitu, pengen nyoba IM2 juga, tuh jagonya internet yang jalannya super kenceng dan irit. Pengeennn...banget..... bikin tambah cinta produk Indosat nih hehehe

Cara ngirit ala IRT (hahaha...)

Saya ini ngga termasuk gaptek, tapi jadi freak juga engga. Buat saya yang penting semuanya memudahkan saya dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, apalagi untuk komunikasi. Secara secara, ya..... dengan tempat kerja yang sebegitu jauhnya dari rumah (hiks..hiks...), apalagi memantau keberadaan anak-anak dari jauh dari orang yang saya titipi mereka. Nelpon terus? Halah... kaya amat ya, mampu beli pulsa terus? Ih... Teruuusss.... ayah anak-anak yang kerjanya juga jauh, masuk-masuk ke hutan sono. Kalau anak saya yang gede itu mulai merajuk, maunya langsung nelpon ayahnya. Capee deee...... Belum lagi kebutuhan sebagai mahluk Tuhan yang harus bersosialisasi, berumpi-rumpi ria, kali aja dari situ bisa berkembang kerja sama yang menghasilkan uang (nah...ini penting sekali). Tapi semua itu kan harus ditunjang dengan punya-uang-untuk-beli-pulsa. Yah, kenanya boros deh. Hanya saja, kebetulan saya menggunakan kartu perdana, yang sudah saya pakai lebih dari 5 tahun, yang terus menerus ngasih bonus dan alternatif-alternatif asyik untuk komunikasi. Make Mentari, dong... Apalagi dengan program-program menariknya, saya malah jadi lebih hemat dalam berkomunikasi, untuk mengecek keadaan anak saat pergi ke kantor, bicara dengan ayahnya anak-anak kalau dia sedang berada di tempat yang cukup sulit terjangkau, atau sekedar ngerumpi dengan rekan dan sahabat saya, yang juga menggunakan kartu Mentari. Mana sekarang ada program nelpon Rp. 1000, beribu-ribu kali nelpon gratis, saya ngga berhenti nelpon jadinya hehehe......

Stop Talking

Lagi bete nih... Lagi ada sedikit problema, klise tapi rese banget. Dalam bekerja ada yang maen belakang, menjilat atasan untuk mempengaruhi keberadaan dan pekerjaan di masa yang akan datang. Males banget kan kalau dalam tim kerja kita ada super penjilat? Enaknya diapain ya, orang kayak gitu?

Saturday, October 4, 2008

Sisi tersudut dalam hati

Sebenarnya saya mau menjadikan ini sebagai rahasia dalam hati saya. Tapi entah kenapa saya tergelitik untuk bercerita, karena ini kenangan luar biasa.
Saya ini orang yang sangat supel. Bergaul tanpa membedakan jenis kelaimn, karena saya kalau naksir dengan orang justru ngga bisa bergaul dengan dia hahahahaha.... (intermezzo)
Saya juga dekat dengan saudara-saudara saya. Saking dekatnya, kami biasa berbagi rahasia hati satu sama lain. Saking dekatnya, salah seorang saudara saya tidak mampu menahan perasaan hatinya dan mencoba untuk 'nembak' saya. Banyak surat cinta yang dikirimkannya kepada saya.  Saya juga menyukainya tapi saya merasa tidak sesuka itu untuk mengiyakan keinginannya. Saya sedih, terpaksa menolaknya. Untung saja kami lain kota, jadi dia mempunyai waktu untuk menyembuhkan luka hatinya. Karena kami saudara, masih panjang waktu untuk saling bertemu dan sayang jika ternoda perasaan terluka. Waktu memang sudah lama berlalu, dan dia sekarang berencana untuk mengakhiri masa lajangnya. Saya bersyukur, saya sangat mencintai saudara saya itu, dan paling mendoakan kebahagiaannya. Cerita remaja itu banyak ragamnya ya... :)

Lebaran...oh...Lebaran...pt.2

Halah...blog aja dibikin sekuel....
Tapi ini emang masih seputer lebaran. Biasa deh, abis bermaaf-maafan, uneg" malah nambah dalam hati.
Pertama, saya jengkel melihat orang" yang tidak merayakan hari besar ini ikutan keliaran kayak laron di mana-mana. Maaf, bukannya saya bersikap egois atau picik hati, tapi kemacetan dan penuhnya tempat" menginap atau pasar, didominasi oleh mereka-mereka ini, yang turut memanfaatkan momen libur besar ini. Mungkin karena di Indonesia mayoritas adalah muslim, makanya setiap lebaran, dispensasi libur memang benar-benar royal, dan semua pihak turut memanfaatkan. Tapi, saya tetap saja kesal.... sudah dijalan, mal dan hotel penuh orang mudik lebaran, ditambah lagi lebih banyak mereka yang cuma liburan doang.
Boleh kan kalau saya kesal? Maaf lagi deh sebelumnya......

Wednesday, October 1, 2008

how...how...how.... jeritan hati yang tak tersalurkan

Bagaimana?? Dalam sepanjang hidup saya, selama masa remaja hingga dewasa, banyak sekali hal yang saya hadapi. Baik itu hal yang saya sukai dan tidak saya sukai. Namun ada juga hal yang saya sesali karena tidak bisa mencapainya. Orang bilang kegagalan adalah awal dari keberhasilan. Saya setuju. Tapi apakah itu hanya berlaku apabila kita melakukan sesuatu yang kita inginkan namun hasilnya tidak sesuai dengan harapan kita, atau kegagalan juga bisa berarti jika kita mempunyai keinginan tapi tidak satupun direstui oleh orang yang kita hormati? Saya mengalami beberapa hal yang membuat saya kecewa. Beberapa keinginan yang ingin saya capai tapi tidak dapat saya raih karena tidak diberi izin. Sekarang, saya merasa hidup yang saya jalani sedikit tersia-sia karena keinginan yang tidak tercapai tersebut. Memang, saya akui, di jalan alternatif yang saya jalani sekarang ini saya memperoleh banyak sekali kebahagiaan yang mungkin bila saya tetap menjalankan rencana hidup saya yang semula belum tentu saya dapatkan. Tapi, boleh ngga sih saya merasa menyesal karena hal-hal yang tidak bisa saya raih itu? Manusiawi sih iya, tapi apa itu bisa dibilang kurang bersyukur? Karena kadang kala dalam hati kecil saya, saya masih merasa frustasi karena kecewa.

Tuesday, September 30, 2008

Lebaran...oh...Lebaran...

Tiap lebaran saya pasti sangat senang. Ya... senang mudiknya itu. ketemu dengan keluarga besar. Dari saya masih SD, saya sudah merasakan tradisi mudik ini. Teman-teman dekat saya pasti tahu, tidak akan pergi silaturahmi ke rumah saya, kecuali beberapa hari setelah lebaran, atau ketika masih sekolah, baru rame-rame dateng kerumah setelah ketemu lagi selesai liburan Lebaran di sekolah.
Keluarga saya sangat besar, dan sangat bergantung satu sama lain. Makanya sampai sebesar ini, saya dan sepupu-sepupu saya masih saling gelayutan satu sama lain. Memang sih, para perempuan berusia dewasa di jajaran sepupu saya (p.s. ini sepupu saya dari sebelah papa, kalau sepupu dari mama yang gede gede banget, yang kecil kecil banget) sudah memulai hidup baru, sementara para laki-laki masih santai, namun gelar 'laki orang' mulai diraih satu persatu dari para sepupu saya yang laki-laki. Kalau sudah kumpul seperti momen lebaran ini...hwaaahhh... seru sekali.
Generasi baru sudah mulai hadir, yaa...secara anak saya sudah 2, ya..... tapi keriuhan dalam pertemuan keluarga saya tetap terjaga. Mau bagaimana, angkatan babe gue aja okem, ya turun semua jadi okem hahahaha.....
Lebaran...oh...Lebaran......... benar-benar jadi momen yang sangat pantas dinanti...

Thursday, August 28, 2008

One ticket to Heaven

Judul yang lumayan menggugah hati ya? Saya membaca sebuah judul buku milik rekan saya, Ms. I, yang tergeletak di atas meja ketika dia sedang sibuk mengerjakan aktivitas lain. 'Satu Tiket ke Surga', sebuah buku berisi sekumpulan cerita-cerita pendek yang menyentuh iman. Saya tertarik membacanya karena membaca komentar-komentar pendek di halaman paling belakang, dari rekan-rekan yang sudah membacanya duluan. Ms. I mempersilakan saya membacanya, itung-itung pembunuh waktu, katanya begitu. Jadi saya pelan-pelan membacanya. Satu tiket ke Surga, ternyata sangat mudah didapatkan, apabila segumpal daging yang diciptakan dalam diri kita, yaitu hati, dibiarkan menerima dan memahami hal-hal yang sangat berarti dalam perjalanan hidup kita. Saya kira, dalam menyambut Ramadhan kali ini, novel yang dikreasikan oleh Zabrina A. Anwar ini, bisa dijadikan referensi untuk kita lebih memaknai hidup, dan memperdalam ibadah kita dari jalur yang lebih 'ringan' untuk dimengerti.. Marhaban ya Ramadhan, selamat menunaikan ibadah puasa, semoga amal yang kita lakukan memperoleh pahala yang berlimpah pula dari Allah.

Wednesday, August 27, 2008

Rusuh..rusuh..Rusuh...

Rusuh sekali selama akhir pekan kemarin. Seperti yang sudah-sudah di tahun-tahun sebelumnya, keluarga besar mama saya selalu menyempatkan diri untuk datang ke Palembang dan pergi ziarah ke makam yai saya setiap menjelang Ramadhan. Biasanya juga mereka datang tanpa pemberitahuan yang jelas. Palingan bilang mau datang, trus tau-tau mendadak nongol di depan pintu rumah. Tahun ini beda. Mereka meminta mama saya untuk mengurus semuanya, termasuk menawarkan untuk mengadakan pengajian sekalian ruwah untuk menyambut Ramadhan ini, dan mama sya setuju (ganti EO, nih..) Dimulailah dengan hunting segala-segala keperluan untuk acara ini. Pesan pempek beratus-ratus biji untuk ke delapan tante-tante saya itu, untuk dibawa ke Jakarta saat mereka pulang. Ngeberesin rumah, 'menyembunyikan' barang-barang yang 'tidak' pantas dilihat, daripada kena omel mereka ( yang pada perfeksionis...), pokoknya rusuh. Teriakan, omelan dan sebagainya jadi makanan sepanjang minggu. Belum lagi ponsel yang tidak berhenti bunyi, untuk sekedar mengingatkan apa yang harus dilakukan. Ketika rombongan tiba, bisa dibayangkan betapa rusuhnya. Mau kesana, mau kesini... mana mama saya meninggalkan setumpuk instruksi untuk dilakukan oleh saya dan adik saya. Bayangkan saja betapa repotnya menjaga bayi dan anak-anak kecil yang bandelnya minta ampun, plus harus mengurus katering dan tempat di mesjid untuk acara (saya sangat bersyukur saya tidak anti sosial sehingga saya punya tetangga yang bersedia mengulurkan tangan membantu kami semua...). Namun kerusuhan itu berakhir dengan kepuasan di wajah lelah mama saya, setelah mengantar rombongan ke bandara untuk kembali ke Jakarta. Saya juga bersyukur, untung aja acara seperti ini ngga sering-sering diadakan... saya bisa mati tegak! (walaupun kerusuhan terus berlanjut karena bagasi milik salah satu tante saya hilang di bandara, goodbye 700 biji pempek hehehe....)

Saturday, August 23, 2008

Let's Talk about

Saya mulai mencintai pekerjaan sampingan saya, jadi penyiar. Actually, that's dream come true itu bener-bener bikin saya selalu merindukannya setiap hari. Ada salah seorang penyiar lama disitu, yang sebelumnya jadi penyiar di radio lain, tapi sempat off beberapa lama, mengatakan betapa sunyi hidupnya ketika tidak siaran. Saya masih tidak mengerti sampai saya menjalaninya sendiri. Talking is sooooooo lovely!
Cuma sekarang ini saya masih agak ribet ngomongnya, soalnya masih rada-rada gagu gitu sih hahaa... tapi swear deh, saya menikmatinya. Dan saya yakin, hidup saya tambah berwarna dengan apa yang saya lakuin sekarang ini. Tentu saja, tidak lepas dari semua dukungan rekan, relasi, kolega, dan terutama keluarga.
Hidup saya!!

Saturday, August 16, 2008

Apa lagi?!?!?!?!

Itu kata-kata dari semua rekan-rekan saya yang mendengar cerita saya tentang kegiatan saya sekarang ini.
Ada plus plusnya yang baru ini...hehehe... jualan dan jadi 'miss cuap-cuap'.
Ditempat putri saya les tambahan, yang empunya menawarkan sabun cuci piring, softener, dan bla bla kebutuhan sehari-hari rumah tangga dengan harga miring karena barang tersebut curah, dari pabrik tapi belum dimerk-in. Harganya memang bener-bener bikin kita bisa menghemat skian rupiah untuk kebutuhan RT. Ya...saya sih senang-senang saaj mencoba, dan ketika sedang mengobrol-ngobrol dengan tetangga (ini khas IRT... :P) ya, saya coba tawarkan. Dia tertarik. Begitupun keadaan di kantor saya, saya coba tawarkan..mereka tertarik. Hasilnya ya nyaris 2 hari sekali saya mesti menggotong-gotong kardus berisi berliter-liter sabun cuci piring cair, softener, pelicin pakaian, sabun cuci tangan, pembersih lantai, karbol, deterjen kiloan, sabun cuci kiloan...(minta ampun, banyak banget!) ke kantor atau untuk pemenuhan pesanan para tetangga dan teman-teman saya. Sampai ibu-ibu dari teman putri saya di sanggar berkomentar "Bolehlah bunda ini, semangatnya tinggi sekali...."
Dan hasil lainnya, ada yang menitipkan barang ke saya untuk saya marketing-in......
Sekalian promo juga deh, kalau ada yang tertarik untuk membeli keperluan rumah seperti yang saya sebut diatas, dan berdomisili di kota saya, boleh menghubungi saya untuk memesannya..hahaha....
Terus disela-sela kesibukan saya sebagai pegawai, ibu dua anak, dan sales sampingan, saya juga menyalurkan hasrat mengoceh saya dengan memasukkan lamaran ke salah satu radio swasta di kota saya. Hasilnya? Saya di-training.
Dan komentar semua yang mengenal saya : Apa lagi?!?!?!
(ada juga sih yang bilang, bikin anak lagi aja kalo masih kurang kerjaan hahahaha..... Tapi terus terang, saya sangat menikmati semangat masa muda saya ini... )

Thursday, August 14, 2008

Rasa penasaran yang jadi kenyataan

Beberapa waktu yang lalu, saya mengalami kebosanan karena dalam keadaan cuti setelah bersalin. Ya, bosenlah.... biarpun senang hati melihat hasil 'kerja' maksimal (hahahaha....) tapi buat saya yang biasa seperti bola bekel, go round....round... gitu, tidaklah cukup duduk manis dirumah ngurus bayi kecil, trus tidur siang (walaupun saya akui, itu sangat membantu saya menurunkan berat badan setelah bersalin hehhe..). Makanya, walaupun seharusnya saya berleha-leha menikmati masa cuti, tapi saya isi dengan belajar tarot! Wew... Banyak yang bilang, ngapain sih belajar tarot. Suka doonng.... yang jelas alasan pertama ya itu, kalo ngga suka ngga bakalan dijalanin. Lumayanlah.. ternyata saya termasuk quick learn dan berbakat juga (halah!). So... call me 'Bunda Judith', yah... kalo mama tar dibilang mama Loreng lagi (plesetan gak lucu banget dari mama lauren :P). Kalo rekan-rekan saya di kantor manggil saya 'Ibu Karot' (harusnya sih ibu Tarot, tapi lebih kocak ibu karot katanya...ck....). Ok, siapa mau nyoba dibaca pakai tarot? ;>

Monday, June 2, 2008

It's my B'day

Sebenarnya ultah saya tanggal 1 Juni kemarin, karena komp dirumah lambat loading, jadi baru hari ini ter-post-kan.
Usia saya sekarang di akhir 20-an. 29. Usia matang seorang wanita. Seperti saya.Tapi saya malah tambah bersemangat melakukan berbagai hal yang menurut orang-orang -sudahlah-tidak-perlu-ingat-sama-umur. Selanjutnya akan saya ceritakan di blog-blog saya yang akan datang. Happy Birthday to me...chayo!chayo! ...xixixixixi....

Saturday, May 24, 2008

Beda Puding dengan Agar-Agar

Kemarin saya mampir ke toko roti. Bukan toko roti favorit saya, tapi disana menjual agar-agar lapis susu kesukaan saya, jadi ya saya mampir kesana. Si sales girl menghampiri saya dengan nampan dan bertanya saya mau beli apa. "Chocolate muffin sama ager 2 " kata saya. Dengan sigap dia mengambil muffin, tapi saya heran kenapa dia bergerak ke rak lain sementara si agar-agar nanngkring disebelah nampan muffin. Ternyata dia mengambil BURGER. "Mbak, saya mau ager " ralat saya. Si sales terkejut "Oh maaf mbak, saya kira burger, -ger-nya sama..." Lalu dia kembali ke rak kue sambil lalu berkata "Ini puding, mbak" dengan sikap seolah-olah saya bodoh. Saya mengerutkan kening. Setau saya yang 'bodoh' ini, puding itu memang berbahan dasar agar-agar tapi dimasak agak lembek dengan saus vla, sementara yang didepan mata saya jelas-jelas cuma agar-agar lapis. Seorang ibu yang sedang belanja roti berkomentar "Oh...disini lain ya istilahnya?" Saya mendengus geli. Biarpun jengkel dengan si sales yang sok tau itu (dan jelas-jelas bodoh, sampe disindir sama pembeli lain), saya tetep membeli agar-agar kesukaan saya itu, biarpun di toko roti yang aneh itu menyebutnya PUDING. (barangkali suatu saat saya membawa puding waktu akan membeli agar-agar disitu dan menunjukkan ,"Ini mbak, yang namanya puding")

Wednesday, May 21, 2008

Merayakan hari besar nasional

Semalem terkagum-kagum ngeliat acara Indonesia Bisa 100 tahun Kebangkitan Nasional, luar biasa meriahnya. Yah... saya tau deh, kalo EO-nya yang pegang Yahya bersaudara itu, apa sih yang gak jadi kerlap kerlip. Liat aja waktu acara launching Visit Musi 2008 (biarpun menuai kritik sebejibun darimana-mana, tapi teteup jadi hiburan yang lumayan).
Penari dari sini, pemain musik dari sana... Gabungan marching band..blon lagi Di3va, dan Agnes Monica (my favourite!!!!!!). Yang bikin merinding itu Edo Kondolongit nyanyi lagu Indonesia Raya, sumpee lhooo... airmata ini menetes (iikhh.... memalukan sebenarnya). Iri juga liat aubade mahasiswa UI yang keren, jadi teringat masamahasiswa dulu juga ikutan Paduan Suara, malah ikutan untuk peluncuran maskt PON, loh...hehehe....
Saya berpikir, apakah perayaan semegah ini hanya dirayakan pada saat momennya pas, seperti tahun emas 50 tahun, atau seabad, biar lebih greget?
Sayang sekali....
Dulu waktu saya masih jadi anak sekolahan, saya paling bersemangat menghadapi upacara merayakan hari besar nasional seperti ini. Saya selalu berpartisipasi, entah di pasukan pengibar bendera atau aubadenya. Belon lagi setiap hari besar nasional, sekolah saya kebetulan membebaskan siswanya dari kegiatan belajar mengajar, dan diganti menjadi classmeeting. Asyik, ikutan berbagai macam lomba. Paling seru emang pas 17 Agustus-an, didekat rumah juga banyak perlombaan tradisional, yang biarpun ngga saya ikutin, tapi suka saya tonton. Waktu kuliah, lutut saya pernah lecet gara" ikutan lomba balap karung di kampus, tapi setimpal kok dengan hadiahnya hehehe...
Saya merenunginya semalam. Seandainya saja semua hari besar nasional dirayakan semeriah Hari Kebangkitan Nasional, generasi yang akan datang akan tambah menghormati jasa para pahlawan, dan tambah mencintai Indonesia.
(omong-omong, kalo pelajaran PSPB alias Pelajaran Sejarah Perjuangan Bangsa ada lagi, keren pasti ya? :D)

Thursday, May 8, 2008

Balada Dangduters

Infotainment sekarang ini lagi wara wiri nyeritain para pedangdut yang -katanya- seronok dan maraknya pencekalan terhadap mereka di beberapa kota.
Saya sih cape banget nontonnya, apalagi komentar" ngga mutu, pembelaan dari yang dicekal itu, bikin males dan muak. Dewi Persik misalnya. Dia mengoceh-ngoceh merasa didzalimi, orang tua saja ngga ngelarang dia (cape juga kali ortunya ngomongin dia), hanya Tuhan yang tahu (emang bener, tapi ngapain bawa" Tuhan dalam hal ini?) bla bla.... Terus, kejadian yang dia diraba,trus tu orang kena tampar, si Dewi Persik itu marah-marah 'Emang saya perempuan apaan?Saya ini perempuan baik-baik'
Okelah, dia -mungkin- perempuan yang ngga banyak macem, tapi body languagenya kan ngga bilang begitu. Belon lagi peristiwa kemben melorot sampe 2x, bukannya memetik hikmah dan pelajaran yang baik (ya..jangan pake kemben lagi lah...), malah diulang lagi. Wajar lah kalo laki-laki mikir 'Enak juga nih di comot'. Lah....
Dulu saya simpatik dengan dia, apalagi dengan permasalahannya dengan Saiful Jamil. Saya pribadi lebih memihak dia (kalo seandainya bisa memihak) dari pada SJ yang muna itu. Bikin statement tarik ulur, malah bikin orang males liat dia, sementara Dewinya diem ngga banyak komen. Tapi sekarang? Ampyuunnn......
Lebih lucu Julia Perez dong... karena ngga cukup pengetahuan bagaimana mengkampanyekan anti AIDS, maen pasang hadiah kondom di albumnya, sekarang terancam dicekal. Save sex kan juga untuk orang-orang tertentu, suami istri misalnya (si suami jangan jajan diluar,gitu hehe..). Gak tanggung", Menteri Pemberdayaan Perempuan yang bersuara keras mencela hal itu.
Kalau menurut saya, apa yang dilakukan pemerintah itu sudah bener. Maksud mencekal bukannya mengebiri kreatifitas yang ditampilkan orang para kreator (yang kekreatifan ini...), tapi untuk menahan lajunya yang dirasa mulai melenceng. Dewi Persik merasa dia tidak seronok, kayaknya cuma orang buta aja yang bilang dia ngga seronok. Gimana engga, dengan pakaian seminim itu dia bergoyang segitu sensualnya. Laki-laki itu ngga bisa ditebak napsunya, orang yang pake baju lengkap ketutup semua aja dia masih napsu apalagi kalo cuma 40% ketutup, blon lagi goyang" menggoda. Kalo si Jupe, kepikiran ngga kalo kasetnya dibeli sama anak sekolahan, trus hadiahnya yang 'wah' itu dipake sama mereka. Disatu sisi orang mensosialisasikan bahayanya sex bebas apalagi diusia remaja, disisi lain perangkat yang memuluskan ke jalan itu malah diberikan secara bebas. Jadi semuanya bisa jadi sia-sia. Lagian ngga semua orang pinter menangkap maksud yang sebenarnya ditawarkan sama si kreator itu, baik itu menyuguhkan hiburan atau alasan lainnya.
(so..jawaban mereka waktu diwawancarai wartawan infotainment kan dongo banget, 'Saya ngga ngerti kenapa saya diperlakukan seperti itu'. Pleez deh ah!)
Mudah-mudahan kedepannya mereka bisa mengambil pelajaran yang benar.

Thursday, April 17, 2008

Spice Girl mania

Saya pecinta spice girl... sesuatu hal yang 1 dekade lalu sudah dianggap kekanakan, apalagi sekarang. Kebanyakan teman saya penyuka musik" "serius", bukan yang selevel dengan boyband..malahan ada salah satu teman saya terang"an menghina dina Backstreet Boys, yang katanya cuma jual tampang Nick Carter yang emang beneran imut (hmm...padahal saya suka AJ yang bertampang rada bengal,dan lucu juga kalo teman saya yang ekstrim itu lemah juga dengan tampang Nick Carter hehe...) Apalagi komen mereka tentang Spice Girl, yang pake baju gak elegan banget, berantakan dan kesannya cheap gitu.. Awalnya juga saya gak suka. Single mereka yang judulnya Wannabe itu,video klipnya jelek,gak nyeni..gak kayak penyanyi" cewek lain yang klipnya keren". Bjork yang klipnya kadang weird gitu aja masih lebih baik. Tapi lama" saya malah jadi suka. Lirik lagunya punya makna, apalagi untuk ukuran anak SMU jaman saya dulu, itu simpel. Saya punya gank, hasil kenalan di internet (sesama anak satu sekolahan, beda tingkatan aja, tapi karena punya satu kesamaan, sisterhood itu berlangsung sampai sekarang...). Karena sering ngumpul sambil mantengin MTV, kita jadi Spice Girl mania. Spirit friendshipnya, motto Girl Powernya bikin saya jatuh cinta berat dengan mereka, begitu juga teman" saya itu. Sayangnya waktu itu saya malas membeli kaset"nya, modal dengkul, tampang tambeng minjem melulu hehe...Kaget gak nyangka mereka bubar. Selesailah kenangan masa muda saya,paling cuma menyanyikan sedikit lirik lagu mereka. Sekarang mereka reunian. Saya langsung beli kasetnya. Saya bahagia sekali, tidak saya sia-siakan kesempatannya. Saya seperti kembali ke masa remaja saya, meng-spice up (my)ur life. Sah-sah aja kan? (",)

Thursday, April 10, 2008

Mitos Lipatan Paha Bayi

Sewaktu saya sedang membelai-belai bayi saya yang sedang tidur, menikmati setiap detik kebersamaan (cieehh..) dan mengamati setiap jengkal kulitnya, saya melihat lipatan di paha Zarqa, jumlahnya ada dua (mungkin saking gendutnya bayi umur 3 minggu ini... :P). Saya teringat obrolan yang terjadi kira" lima setengah tahun yang lalu, dengan tetangga saya di tempat tinggal yang lama, tante R. Tante ini mengomentari putri saya yang pertama ketika melihat lipatan pahanya yang 'hanya' berjumlah satu. "Waah.. adeknya nanti bakal laki-laki, nih...lipatannya cuma satu" "Masa sih tante?" Wajarlah saya ragu, soalnya dengan track record 'penghasil' perempuan nomor 1 di keluarga besar saya, saya sendiri gak pede bakalan bisa punya anak laki. Genetiknya perempuan semua. Tante R cuma tersenyum, mudah-mudahan begitu. Chinese Myth, katanya sih...secara tante R Chinese, saya pikir mungkin saja. Chinese punya banyak mitos menarik yang -kadang- bener terjadi. Sekarang saya terkenang lagi saat itu, adiknya putri saya seorang laki-laki. Dan sekarang lipatan pahanya ada dua. Mungkinkah kalau saya melahirkan anak ketiga nanti perempuan? :D Hanya Tuhan yang tahu....

Sunday, March 30, 2008

My nu baBy BoY

hualah.... nyebut 'babyboy' itu dulu buat saya adalah ledekan untuk teman dekat (ex-nya sebenarnya) sahabat saya, Ms. S. Soalnya udah badan gede, buluan, brewokan, tapi kok 'mama's boy' banget hehehe....

Tapi sekarang bukan ngebahas 'babyboy' yang itu, melainkan baby boy beneran. Yups, anak yang baru aja kluar menyapa indahnya dunia ini (seandainya ngga terlalu neko-neko...) dari perut saya (beneran nih...perut...) adalah seorang laki-laki.

Bangga? Ya pastilah. Knapa? Secara dirumah saya yang mungil tapi sangat ramai ini penuh dengan perempuan. Dulu, sebelum pindah ketempat tinggal yang baru ini, di tempat tinggal yang lama orang menjuluki rumah kami 'Asrama putri'. Kalau ada orang yang baru pertama kali mau bertandang ke rumah, tinggal nanya aja, dimana rumah yang isinya perempuan semua hehe...

Sekarang, dirumah saya sudah kedatangan seorang anak laki-laki yang sangat lucu. Saya bahagia, ayahnya bahagia, kakaknya bahagia. Ayah saya? Tentu dia yang paling seneng lah.... finally, there's a boy at home!
Liat dong fotonya, ganteng kan anak laki-laki saya tercinta? Namanya Ghazi Zarqa Al Bunazeer..

Thursday, March 6, 2008

Tragedi burung malang

Hehehehe....sekian lama tidak mengisi posting pribadi ini, sampai ada rekan saya berkomentar, baru nge-post kalo lagi kena sial :P Emang sekarang lagi kena sial nih. Awalnya dari beberapa minggu kemarin, waktu lagi asik ngumpul sambil ngobrol di ruangan kantor saya, tiba-tiba ada bunyi 'bledugh' keras sekal mengagetkan saya dan ketiga rekan kerja saya yang lain. Ternyata ada seekor burung jatuh setelah menabrak keras kaca jendela ruangan saya itu. Burung itu langsung modar dengan kondisi leher patah (untung gak ada darahnya...saya pasti ngeri setengah mati, ngeliatnya terkulai tak berdaya aja sudah seram...). Rekan saya langsung memanggil rekan laki-laki di ruangan lain, yah...terus terang kan kami semua cewek" yang jijay liat begituan. Untung saja rekan laki-laki ini sedang baik hati, tanpa banyak cerewet langsung menyingkirkan bangkai burung malang itu. Sambil mengelus dada akibat kaget itu, kasie saya yang kebetulan juga sedang ada disitu, mencetus, kalo ada burung mendadak nabrak jendela begitu biasanya pertanda buruk. Waktu anaknya meninggal dulu, seminggu sebelumnya ada seekor burung menabrak kaca jendela rumahnya. Saya dan rekan lain langsung terdiam. Mengerikan sekali. Pikiran saya langsung keruh, saya cuma berdoa, seandainya mitos itu benar, jangan sampai menimpa saya dan keluarga. Lama kemudian, saya tidak memikirkan lagi kejadian itu. Sampai dua minggu kemarin, ketika sedang berjalan-jalan dengan sahabat saya, Ms. D dan putri saya, saya kecopetan! Yang hilang ponsel yang baru saya beli 3 minggu sebelumnya, masih saya sayang-sayang, dan belum sempet diotak-atik. Kejadiannya begitu saja, waktu saya sedang meladeni seorang sales asuransi menyebalkan yang gak mau ngerti saya udah males ngeladeni dia (pas saya kehilangan, enteng aja dia bilang "ah...ntar bisa beli lagi,mbak". Dasar kurang ajar!). Lalu, seminggu kemudian, rekan kerja yang seruangan dengan saya bercerita, ketika dia bersama ibu dan adiknya sedang belanja dipasar, tas ibunya disilet orang. Untung yang hilang cuma dompet uang receh, dompet uang besarnya aman (pelajaran... kayaknya emang mesti punya 2 dompet dalam satu tas kalau mau belanja, untuk uang" recehan dan dompet benerannya). Berbarengan dengan cerita itu, rekan kerja saya yang lain bercerita, jendela rumahnya dicongkel maling, tasnya diacak", untuk ponselnya ditaruh dilemari pakaian, jadi belum sempat dibongkar maling itu karena keburu terpergok, jadi yang keambil cuma dompet berisi uang 5 ribu rupiah (ah... masih untung semua nih, batin saya) Tapi ada yang lebih sial lagi. Di hari gajian kemarin, ketika menghitung sisa uang gaji setelah membagi"kannya ke para pegawai lainnya, kasie saya yang juga merangkap bendahara menemukan selisih kekurangan uang yang cukup besar, mengakibatkan dirinya sendiri tidak bisa bergaji. Dia bertanya kepada saya, karena saya yang menghitung jumlah penerimaan perorang, apa saya selisih dalam menghitungnya. Jelas saya kaget. Saya itung ulang semua slip yang dikumpulkan kembali, ternyata tidak ada masalah. Tampaknya selisih itu diperolehnya ketika menukar uang kecil untuk gaji ini di bank, karena tidak biasanya, kasie saya tidak menghitung ulang ikatan uang yang ditukarkannya ke petugas bank. (well.... inilah kehilangan terbesar... tidak gajian sebulan? Sial amat..!) Saat inilah saya teringat tragedi burung malang yang menabrak kaca jendela ruangan saya. Kami berempat mengalami kesialan dalam kurun waktu tak jauh berbeda. Waktu saya menyampaikannya ke rekan kerja saya itu, cuma senyum pasrah yang tersungging, dan komentar singkat, " Ah...yang bener?"

Monday, January 21, 2008

Suami-suami

My first blog in the new year 2008.. hehehe.... Sudah berlalu 21 hari dari tahun yang baru, tapi saya baru buka tulisan sekarang (kalo di Jepang kan sebaiknya pas tahun baru bikin kaligrafi pertama tuh...). Biasa, klise sih alesannya, gara" tahun baru yang nyaman gak berlaku buat saya, yang punya setumpuk kerjaan mendekati deadline (dan akhirnya off juga...) Hari ini saya punya rumpian lucu di kantor. Start dari hari kamis minggu sebelumnya, ketika pulang kantor bareng temen" kantor yang searah, salah satu rekan saya ini kebetulan suaminya sakit. Dia sangat mencintai suaminya, kayaknya, soalnya si suami menelpon setiap sinyal menjangkau ponsel rekan saya itu dan rekan saya pasti menjawab "Ya, sayang?" (hehehe.... baru tahun kedua dari 5 tahun pertama nih...). Si suami yang belakangan bikin saya risih, abisnya manja banget, bikin rekan saya itu serasa gak sabaran untuk tiba dirumah (dengan jarak tempuh 2 jam, nyantai dikit knapa coba?), blingsatan sepanjang jalan. Katanya si suami mengidap asma, dan rekan saya kuatir terjadi sesuatu yang buruk (begitulah suami", agak berlebihan....). Saya menyarankan dia mampir ke toko obat China dan membeli obat herbal yang kebetulan saya pakai ketika sakit, dan hasilnya manjur (sekarang ini, coba deh mengurangi obat kimia). Pagi ini ketika saya bersiap pergi ke kantor, dia menelpon dan memberitahu bahwa suaminya masuk rumkit. Dia minta tolong kasitahu atasan dia tidak bisa masuk kantor, sudah 3 hari nungguin si suami gak pulang" dari rumkit. Ok.. no prob yah... Saya cerita dengan rekan sekantor. Komentar mereka bermacam", sampai merembet ke "betapa manjanya seorang suami kalau sedang sakit". Saya geli melihat rekan" wanita di kantor bersemangat menimpali, betapa manjanya seorang laki" beristri kalau sedang sakit. Ada yang tingkahnya macam", yang minta ini itu, yang ini salah itu salah, sampai menyuruh istri tidak bekerja. "Coba kalau kita yang sakit, boro" diurusin, masih minta nyiapin makan, sebagainya...atau malah ngomong 'panggil tukang urut aja sana, biar cepet enak'". Seorang rekan kantor laki" hanya tersenyum mendengar komen itu. Saya juga senyum aja. Gak nyalahin, emang bener sih, ayah saya begitu, suami saya juga begitu. Tapi biar ada rasa geli, rasa kesal juga ada, kenapa sih laki" yang sudah beristri itu seperti itu?

Apa kabar?

 Jalan-jalan, ketemu kawan  Kemudian saling bertegur sapa  Hai. Apa kabar?  πŸ˜ΆπŸ’­ Apa kabar... Saya sudah berbulan-bulan insomnia parah, wala...