Wednesday, April 20, 2011

Lembar Keluhan

Saya harus mengakui, bahwa apa yang saya alami tidak mampu saya atasi sendiri. Dilemanya mendera dan mencambuk saya dengan meninggalkan luka yang sangat dalam dan sulit disembuhkan. Dan colokan demi colokan mengenai kedua bola mata saya, semata untuk menyadarkan apa yang enggan saya lihat atau penglihatan seperti apa yang terlewat selama ini. Meninggalkan jejak depresi.

Kata teman saya, depression is not a sign of weakness, it is a sign that you have been trying to be strong for too long. Saya ngga tau deh, mengerti apa tidak teman saya ini dengan kalimatnya. Yah, mungkin mengerti, tapi dari depresi yang dilihat menurut sudut pandangnya. Tapi saya setuju kok dengan apa yang sudah dia tuliskan di halaman jejaring sosialnya. Ada lagi pernah bilang, jangan curhat. Karena tidak semua orang memahami kamu, yang ada masalahmu tambah runyam, kamu tambah DEPRESI, boro boro jalan keluar, malah penyakit bertambah dalam.

Benar lagi. Makanya saya tidak suka curhat. Tapi kok jadi pada salah paham? Dan itu baru meluncur dari mulut seorang temang yang lain yang mengatakan, mengira bahwa saya sudah move on dari kungkungan masalah saya. Oh oh... wrong impression. 
Saya jadi bingung, dengan bahasa apa saya mesti menunjukkannya? Bahasa verbal, bahasa tubuh, atau bahasa cinta?
Tidak berguna menguasai berbagai macam bahasa asing kalau tidak mengerti bahasa JIWA. Ya, jiwa memiliki bahasa, orang mengenalnya dengan pengertian dan perasaan. Memahami yang itu sangat sulit.
Hei, mengertikah kamu duka cita Widyawati waktu ditinggal Sophan Sophiaan? atau Angelina Sondakh ditinggal Adjie Massaid? Tidak. Karenanya orang banyak bilang ikhlas... relakan... doakan.... Sepertinya sih tanpa harus diberitahu, pasti semua itu akan mereka lakukan. Tapi yang ingin mereka lakukan PADA SAAT ITU, hanyalah menangis. Menangis dan berbicara kepada belahan jiwa mereka, mengucapkan perpisahan dengan cara mereka sendiri.. selama mereka tidak meratap, tidak apa apa kan? Tapi kepedulian orang orang terkadang menghalangi emosi manusia biasa itu keluar dan meluap seperti air bah, dan menyebabkan sisa sisanya menyumbat dan menjadi penyakit yang mengancam di kemudian hari.
Dan menimbulkan depresi. Karena berusaha kuat dan tegar, kehilangan penopang hidup, tapi tidak memperolehnya kembali. 

Untuk hal yang satu ini, tidak ada satu manusiapun mengerti, sampai menyadari perubahan perubahan mencolok terjadi. Dan kemudian apa yang diperoleh? Nasihat. Nasihat yang sampai titik komanya sudah diketahui dengan jelas, dengan muaknya terpaksa ditelan kembali kata demi kata.
Manusia selalu membutuhkan manusia lain untuk bergantung, tapi kemana telinga jiwa dan pengobat lara hati yang sesungguhnya? Saya kira wajar kalau pada akhirnya, orang memutuskan untuk menjalaninya sendiri.

in a relationSHIT

Oh..maaaannnnn......

Menyebalkan.

Sucks.

Egoistic.

Damn hell!

Saya capek banget deh, tuker posisi sifat dan kejelekan. Saya baru saja membaca posting blog milik salah seorang rekan lama, yang sudah entahlah berapa lama terpendam dalam hatinya, saya kira. Saya tidak menyangka hal seperti itu akan keluar dari logika mudanya yang mengagumkan saya sejak dulu. Dia jauh lebih muda daripada saya, tapi dia, walaupun mengakui berdiam dalam area abu abu seperti saya, namun dia mampu memastikan ke arah warna mana dia akan berjalan. Saya ingat, dulu dia berkeinginan untuk suatu saat nanti memiliki dunia kecilnya sendiri, yang tercipta sesuai dengan takdirnya. Namun entah mengapa, sekarang, tampaknya angin merubah arah laju kapal yang dinaikinya. Sekarang dia memantapkan langkahnya hanya untuk memiliki dunianya sendiri yang sama sekali bukan impiannya dulu. 
 
Grow up? Ngga tau. Sadar? Rasanya bukan juga. Terpengaruh lingkungan? Dia cukup kuat kok. Patah hati? ........ eerrrr....... 

Spekulasi yang tidak berani saya jawab. Tapi dulu dia pernah berjanji akan memeriahkan perayaan ulang tahun buah hati saya dengan berperan sebagai badut bersama pasangannya saat itu, yang saya tangkap dari bahasa tubuhnya "Hey, i've got what i want for all this life..".

Tapi waktu memang menggulung kenangan. Waktu merubah seseorang seperti experience yang dialaminya dalam menapaki hari hari ke depan. Waktu mengganti warna dan harapan. Bisa bertambah, bisa pupus segera. Saya pun ikut tergulung dalam tornado waktu yang tidak kenal ampun ini. Dan pasrah....

Entah bagaimana hidup akan membawa saya. Saya ditampar blognya. Saya teringat perkataan seseorang, bahwa saya ini kuat, segala sesuatu pasti mampu saya lewati. Saya tidak perlu takut ditinggalkan, karena saya tahu apa yang terbaik untuk saya. Saya hanya ragu. 

Tidak perlu hubungan sampah untuk bergantung dan berharap perlindungan. Bila hubungan itu tidak mampu melindungi apalagi membahagiakan, apa yang ingin dilakukan? Menangis? Bertahan? Atau melangkah diatas kakimu sendiri?

Jangan salahkan kefeminiman seorang perempuan melemahkannya, atau kemandiriannya menjadikan perempuan sok berani dan melawan kodratnya. Berpasangan, Allah SWT sudah menciptakan setiap mahluk berpasangan. Yang tidak diketahui oleh mahluk mahluk itu, di dunia manakah mereka akan bertemu.

So please, wake up if your relationship become a relationshit...

Kompliziert

Saya baru saja selesai menonton serial favorit saya, Criminal Minds. Serial fiksi menarik yang membahas bagaimana mendalami pola pikir seorang kriminal dalam melakukan kejahatannya, latar belakang dan psikologisnya. Menarik karena emosi manusia yang sangat bervariatif dan kompleks, yang bisa membuat jalur kecil berubah mematikan pada saat seseorang yang tadinya mungkin biasa saja bisa menjadi psikopat.

Untuk urusan kompleks, perasaan perempuan adalah kompleksitas yang paling rumit. Jangankan laki-laki, perempuan pemilik perasaan itu sendiri belum tentu memahami perasaan yang dimilikinya. Kerumitan perasaan seorang perempuan beragam, bisa membuatnya sangat kuat, atau flat sangat lemah sehingga tidak mampu menguraikan problematika yang melandanya dan akhirnya kelebihannya yang paling indah, pasrah dan menangis, akan menjadi rekan sejatinya, sahabat dikala sedih.

Namun bagaimana dengan perempuan dengan perasaan sekuat tembok baja, tetapi sebenarnya adalah dia terpenjara dibalik kekuatan palsunya yang lebih powerful daripada yang tersimpan didalamnya? Siapa yang mampu mendengarkan pekik dan jerit tahanan terpenjara di dalamnya? Sensivitas, Pra menstrual-syndrome, cengeng... akan menjadi tertuduh utama yang dipersalahkan. Perempuan itu lemah karena airmata.

Kompleksitas inilah yang terkadang sulit untuk diselami. Karena itulah alasan belahan jiwa atau bahasa kerennya soulmate muncul. Soulmate inilah yang bisa merogoh kebalik tembok baja untuk menyentuh hati yang rapuh itu tanpa menghancurkan pelapisnya. Soulmate inilah yang mendengar tangis tanpa air mata yang keluar. Soulmate inilah yang menyadari keindahan dibalik sesuatu yang dianggap orang lain biasa saja bahkan tidak menggugah selera sama sekali. Soulmate inilah yang memiliki hati dan telinga setiap saat tanpa harus menjerit memanggilnya. 

Memahami setiap kata tanpa terucapkan... seperti itulah yang didambakan oleh setiap perempuan.

Sunday, April 17, 2011

just shut up!

i will ask if i need advice
i will ask if i need to hear
i will ask if i need help
i will ask if i need to accompany
i will ask if i need asking
i will ask if i need to hug

i will ask if i need you, but when i don't? Just shut up and kee your opinion in your tummy, because it's useless to speak or judge anything when i don't need that. All i can say, whatever with all you're thought about what i do and where i go... Don't ever adversory something that you all never know at all, just humiliate yourself. Thank you. :)

Sunday, April 3, 2011

Cake of marriage

Hari ini saya ngobrol dengan sahabat saya, Ms. R. Awalnya sih kangen aja ngobrol, menceritakan kesemarakan hidup saya hari-hari belakangan ini. So much fun. Trusannya ngebahas perkawinan deh. 

Buat saya, perkawinan bukan sekedar skaral atau ikatan suci, atau menghalalkan (maaf) sex, beranak pinak, dan sebagainya seperti yang menjadi tradisi berdengung dengung yang membuat timbul anggapan bahwa perkawinan itu adalah saling hormat menghormati. 
Perkawinan itu dianggap bahtera, dimana sang suami adalah nahkoda, dan istri mualimnya. Saling berkoordinasi mengarungi samudra kehidupan (jyaahhh.. bahasanya... hahahaa). Perkawinan bentuk manajemen paling sederhana dengan tingkat kerumitan yang tidak bisa diprediksi.
Oke deh, perkawinan adalah suatu proses pemerintahan kompleks dengan warga spesial... Yang pengertiannya harus tingkat tinggi...

Tempo hari saya sedang kumpul dengan rekan rekan semasa SMU, tiba tiba seorang teman saya nyeletuk "Tuh, the real true love"
Dia menunjuk sepasang suami istri lansia yang berjalan melintasi cafe tempat kami nongkrong sambil bergandengan tangan. Kami mengerti maksudnya. Begitulah seharusnya walaupun kami tidak tahu bagaimana perjalanan kehidupan perkawinan mereka sampai mencapai hasil yang seperti itu. Yang pasti, toleransi yang sangat besar ada didalamnya.

Sekarang, sedikit sekali hal seperti itu ada. Pergeseran nilai perkawinan menjadi hubungan relasi saling hormat menghormati. Saya rasa wajar beberapa orang memilih menjalani hidup single dengan status in a relationship sepanjangan. Atau lebih ekstrim lagi, samen leven doang.
Saya teringat membaca wawancara dengan Johnny Depp yang ngga nikah sama pacarnya walaupun punya anak. 
"Saya nyaman dengan kehidupan ini kenapa harus merubah kenyamanan itu?"

Nah... kenapa lembaga perkawinan jadi hal yang ditakuti?

Ada lagi nih..

Kebanyakan pria menganggap apabila pasangan mereka mandiri, maka tidak ada hal yang perlu dipusingkan. 
# Kalo kamu bisa nyetir mobil sendiri, pergi kondangan bareng temen temenmu aja, belanja sendiri, kenapa minta temenin? Aku kan lagi sibuk.. #

Hadeeuuuhhh..... Padahal waktu pacaran, dianter jemput, pintu mobil dibukain, tangan digandengin kayak orang jompo, ditanya tiap saat "Sudah makan belum, sayang?", dan masih banyak lagi romantisme ala anjing gombal lainnya. Menyebalkan? Yup.

Tidak aneh kalau akhirnya ternyata muncullah istilah HAMBAR dalam pernikahan dan mengalihkan perhatian keluar.
Kalau perkawinan ibarat kue, maka 80% potongan kuenya menuju selingkuh, 20% potongan kuenya menuju freak workalholic dan sisa 10% nya entah-apa-yang-dilakukan-hanya-Tuhan-dan-yangbersangkutan-yang-tau.

Bisakah hal ini dikompromikan lagi? Ms. R bilang, jadi kadang nyesel kawin, kalo ternyata jalannya masih kayak gini aja, mending pacaran sepanjangan.
Tuh kan? Apalagi yang saya alami....

Apa kabar?

 Jalan-jalan, ketemu kawan  Kemudian saling bertegur sapa  Hai. Apa kabar?  πŸ˜ΆπŸ’­ Apa kabar... Saya sudah berbulan-bulan insomnia parah, wala...