Thursday, April 3, 2014

Karakter

Kesayangan bilang, kenalilah orang yang menjadi relasi kamu dari karakternya. Baca diri orang itu dari awal kamu bekerja sama dengannya.

Mungkin saya kurang menanggapi hal-hal seperti itu, karena saya enggan memikirkan hal-hal negatif yang ada pada seseorang. Namun, setelah melihat juga, kecenderungan sakit hati itu besar, nampaknya hal seperti ini gak bisa dinafikkan.

Ngga ada orang yang bisa mencegah dia jatuh dalam pergaulan yang mengecewakan baginya. Terutama menilai lamanya pertemanan, kedekatan dan ketergantungan satu sama lain, sulit memikirkan orang itu akan bisa berubah beracun dalam sekejap mata.
Akhirnya kitapun lengah.
Kesayangan mengingatkan, ada hal-hal yang walau dalam positivitas pertemanan, tetap menyimpan bibit negatif. Rasa iri, dengki, terutama yang menjadi alasan dan sadar ngga sadar berperan menghancurkan positif itu perlahan.

Banyak-banyak istighfar. Kalau menurut salah seorang staf saya yang kebetulan jebolan pesantren.

Mengingat keimanan adalah benteng kita berbuat mungkar. Sholat begitu. Tapi melihat begitu banyaknya orang yang menegakkan tiang agama itu, tapi hatinya juga konstan terpelihara hitam, itu tidak cukup. Menundukkan kepala dan ikhlas lebih menuntun kita legowo.

Yang menenangkan memang genggaman kesayangan, yang mengingatkan bahwa begitulah gelombang kehidupan. Bahwa jalan yang mulus itu hadir karena perjuangan, bukan cuma-cuma.

Dan, karakter kita yang terbangun akan lebih baik, melihat cara kita mengatasi segala problema yang terjadi dan terjalin, menguatkan tekad untuk lebih baik.
Menjadi apa yang diyakini oleh diri, dan tidak terpengaruh dengan aroma drama kehidupan, akan membentuk karakter bertambah kuat. Dengan memahami kebaikan walau tertimbun kepalsuan.

No comments:

Apa kabar?

 Jalan-jalan, ketemu kawan  Kemudian saling bertegur sapa  Hai. Apa kabar?  πŸ˜ΆπŸ’­ Apa kabar... Saya sudah berbulan-bulan insomnia parah, wala...