Saturday, July 7, 2007

Careful

Rekan sekantor saya sekarang sedang terbaring di rumah sakit, layu karena baru saja dioperasi, karena mengandung diluar kandungan. Beberapa bulan yang lalu, dia sangat bahagia, karena ketika kontrol ke dokternya, kista yang ada dalam rahimnya sudah mulai luruh, dan kemungkinan di bulan berikutnya dia sudah bisa memperoleh anak yang sangat dinantikannya (pernikahannya baru berjalan setahun, tapi dia sangat tidak sabar untuk bisa mempunyai anak dalam keluarga kecilnya), apalagi rekan lainnya tinggal menunggu waktu untuk bersalin (rekan yang satu ini kelihatan acuh mengandung anak pertamanya, tapi kami semua bisa menangkap rasa bangganya setiap menanggapi orang yang berkomentar tentang kehamilannya -btw, rekan yang satu ini sangat judes, saya khawatir anaknya juga judes ^,^). Rekan saya ini juga sempat telat 2 bulan, dan kami semua mengira dia sudah mengandung, walaupun dia tidak berani memeriksakan ke dokter (waktu masih gadis dia biasa telat juga), maunya nunggu bulan ketiga. Tetapi memasuki bulan ketiga, m***nya keluar, malah gak berhenti selama 2 minggu. Kata dokternya itu biasa, karena kistanya keluar semua, tidak apa-apa, tidak perlu di USG. Saya sih tidak begitu yakin, jangan" keguguran, namun walaupun mendesak rekan saya untuk memeriksakan diri ke dokter lain, dia menolak, karena mempercayai dokternya. Sampai selasa kemarin, petugas kebersihan kantor menemukannya nyaris pingsan di sebelah kantor, dia memanggil saya dan rekan wanita saya yang lain untuk membantunya berbaring. Setelah suaminya datang menjemput, kami menyarankan agar langsung ke rumah sakit, takut ada apa". Ternyata benar, begitu masuk IGD, dokter langsung menyodorkan formulir untuk operasi. M***nya itu ternyata pendarahan karena kehamilan diluar kandungan, parahnya lagi, karena cukup terlambat, terpaksa sebelah indung telurnya diangkat. Sungguh menakutkan. Saya kira keluarganya belum menyampaikan berita ini kepadanya. Saya tidak berani membayangkan bagaimana reaksi rekan saya itu seandainya dia tahu. Ini menjadi pelajaran agar kita berhati". Semoga kejadian yang menimpa rekan saya itu tidak menimpa kita semua. Saya harap ini juga jadi pelajaran untuk para dokter, supaya lebih berhati" dalam menangani pasien, karena nyawa itu bukan mainan.

No comments:

Apa kabar?

 Jalan-jalan, ketemu kawan  Kemudian saling bertegur sapa  Hai. Apa kabar?  πŸ˜ΆπŸ’­ Apa kabar... Saya sudah berbulan-bulan insomnia parah, wala...