Sunday, July 22, 2007

To Find my own


Rekan saya bertanya (lebih tepatnya berkeluh kesah..) kenapa menemukan Mr. Right itu sulit sekali. Oh, well... yah..kalo mengingat usia kami sekarang diambang 30 tahun, saya kira wajar aja berpikir seperti itu.

Tapi saya pribadi gak sepakat. Apa kita harus 'mengejar' si Mr. Right ini segera? Atau mungkin dia berpikir menikah adalah hal terbaik yang dimiliki oleh seorang perempuan, termasuk memiliki anak. Ok, saya akui, tampaknya beberapa teman saya merasa nyaman jika sudah berkeluarga, berarti tanggung jawab membahagiakan ortu sudah selesai, tinggal membalas budi kita kepada ortu kita dengan merawat anak kita seperti ortu kita merawat kita.

Seorang ibu dari sahabat saya pernah berkata, menyenangkannya hidup saya saat ini, punya karir dan keluarga, orang tua saya lega kewajiban mereka berakhir, sementara putrinya masih bertahan melajang sampai saat ini. Saya cuma tersenyum saja.

Memang, ada beberapa orang yang menganggap, pernikahan itu on schedule. Lewat waktu yang ditentukan, nanti dulu. Apalagi kalau karir memanggil. Yah, itu sih tergantung, kalau pengen di masa tua gak ada yang nemenin.

Kembali ke masalah rekan saya. Mr. Right itu gak harus dikejer sampai mati. Kita malah gak tau, ternyata teman yang setia menemani kita kemana-mana, itulah si Mr. Right yang sebenarnya, kita cuma perlu membuka mata kita lebar". Atau, cobalah keluar dari lingkungan kita, siapa tau bisa kita temukan diluar. Ingat penggalan lagu jadul dari boyband yang masih enak didenger sampai sekarang, don't stop looking for love, it can be found in the strangest places..

No comments:

Apa kabar?

 Jalan-jalan, ketemu kawan  Kemudian saling bertegur sapa  Hai. Apa kabar?  πŸ˜ΆπŸ’­ Apa kabar... Saya sudah berbulan-bulan insomnia parah, wala...