Saturday, April 14, 2007

Confusion of the Bride

Beberapa hari yang lalu saya mengobrol dengan salah seorang sahabat saya, called her Ms. Di, atau boleh juga panggilan sayang saya ke dia, Buntel (soalnya kalo 'tersentil', mukanya langsung menggelembung, persis sekali dengan ikan buntel kalau mau memproteksi diri...). Kami mengobrol tentang salah seorang teman kami juga, Ms. D (again.... ortu jaman dulu emang suka sekali menamai anak dengan inisial D) yang berencana akan menikah tahun ini. Ketika kami berkumpul di acara pernikahan teman yang lain bernama Ms. O tahun kemarin, kami bertanya" siapakah diantara teman yang lain yang akan segera menyusul?". Dengan tersipu-sipu, Ms. D ini berkata, tunggu aja kabarnya taun depan, rencananya sih bulan April. Wah.... jelas dia disoraki dengan yang lainnya, apalagi si Aa' tercinta kebetulan turut menemani. Oh, God....time rolling so fast, sekarang udah medio April. Saya baru teringat kata-kata Ms. D ini, dan tersadar,kenapa tidak ada realisasi lebih lanjut? Ms. Di bilang diobrolan telpon kami, katanya rencana itu diundur sampai bulan Juli. Tapi waktu kakak perempuan Ms. Di ketemu sama mama Ms. D dan bertanya kapan perhelatannya diadakan, dan sang mama berkata "Gak tau" ?????????????????? What a confuse.... Ada apa sih dengan si pengantin wanita? Ms. Di bilang dia langsung mengkonfirmasikan dengan Ms. D, dan dengan lesunya si Ms. D ini berkata " Gak taulah..." ....okeeyy........ Ms. Di nanya lagi " Is there somethin' wrong?" dan dijawab dengan lugas oleh Ms. D " Emang gak tau....." ....lanjut..... Another Q-nya Ms. Di "Kalo ada apa" cerita sih, D" dan dibalas oleh Ms. D, "Ah, kapan sih kita bisa ketemu, kan kamu sibuk terus....." ...okey, that's it... Kami emang para wanita bekerja, kebetulan saya dan Ms. Di berdekatan tempat tinggal, makanya walopun gak bisa nyambungin waktu luang tetep aja bisa ketemu, dibandingkan dengan Ms. D yang karena keinginan ortunya yang merindukan rumah dengan suasana pedesaan yang nyaman, dan bisa bikin kebon sayur di halaman rumah, memilih pindah 14 kilo lagi dari pusat kota, bikin Ms. D harus pulang cepat kalo tidak mau kemalaman dijalan (yaahh...begitu deh cerita para pionir kehidupan, blom punya kendaraan sendiri, dan terlalu sayang keluar duit lebih untuk naek taxi...) Tapi apapun alasannya, bukan berarti kami mengesampingkan arti pertemanan yang sudah terjalin selama ini (ooohhh...so sweet....), tentu aja kita mencoba menyisihkan waktu untuk teman kita ini dong.... (walaupun akhirnya gak jadi, dan saya memutuskan untuk menghadiri acara ultah salah satu teman yang diadakan di salah satu stasiun radio swasta disini, janjian sama Ms. Di tapi...what a sh***, telpon saya gak dijawab" sampe waktunya acara bubaran, bikin saya kesal aja, kasi tau kek kalo gak bisa datang, jangan maen kucing tikus gini, bete deh....) Kayaknya Ms. D lagi bingung. Ok...saya maklum, sindrom yang melanda para calon pengantin (saya mengalaminya, sepupu saya mengalaminya, sahabat saya malah sempet nyaris membatalkan pernikahannya dan melarikan diri sejenak (runaway bride banget), dan mungkin beberapa orang diluar sana sempet merasakan keragu-raguan ini - hey... gak cuma cewe, cowo juga gitu kok, apalagi kalo udah sampe bachelor party, trus gak kuat iman, tamatlah semuanya, meninggalkan si pengantin perempuan termenung dan ibu pengantin laki-laki yang menangis "saya gak merasa membesarkan anak seperti ini!" ) Parahnya, kalau kebingungan ini berpengaruh sampai dekat" hari H, kan bisa malu semuanya.. Saya teringat dulu, si Aa'nya Ms. D itu kakak tingkat kami lain fakultas, yang naksir Ms. D ini waktu acara OPSPEK universitas (yang terakhir sebelum OPSPEK itu dilarang dengan alasan bau kekerasan). Saya dan Mrs. Di yang ngenalin, karena kami berdua yang aktif di organisasi kampus, mengajak Ms. D yang selalu berkomentar "untuk apa sih ikutan kayak gini, kayak kurang kerjaan aja" (ah, itu perasaanmu aja, mbak, banyak cowok lho disini -hehehe-), biar dia tau beginian ini sebenarnya asyik juga, gak kalah dari hangout di pusat perbelanjaan (masa itu, mall masih berupa rangka pondasi :P). Bukan tipenya actually,Ms. D itu pencinta pria berseragam. Jelas Aa' gak masuk itungan karena dia cuma orang-sipil-serius-yang-menganggap-segala-sesuatu-harus-dilakukan-dengan-benar-dan -pada-tempatnya. Apalagi diajak around sama Ms. D yang notabene bertumit gasing, alias gak bisa diem (wanita adalah mahluk ciptaan-Nya yang paling artistik dan tangguh, mereka mampu masak, belanja di pasar, berjalan-jalan di mall, jalan kaki berkilo-kilo meter tanpa merusak dandanan dan dengan menggunakan high heels), Aa' gak bakalan mampu deh! Begitulah....waktu berlalu, dan pertengahan 2006 saya dikabari oleh Ms.Di, kalo Aa' dan Ms. D ini sudah beberapa kali ketemu dan tampaknya menjalin hubungan yang serius, setelah Ms. D berkali-kali patah arang ditengah jalan dengan mahluk-mahluk pria yang setipe dengannya. What a surprising..... Kok bisa sih? Bukannya dia gak maw?! Begitulah hidup dan begitulah cinta (ini bukan falsafah, tapi kenyataan) Saya ini mahluk impresif yang juga sensitif. Saya gak yakin kalau hubungan mereka bisa lancar, mengingat dan mengingat segala hal yang 180 derajat berbeda satu sama lain. ..Oh, jangan skeptis gitu dong, dith.... Iya deh, tapi perasaan itu masih engga hilang dari dalam diri saya, walaupun saya mencoba untuk menepiskan perasaan itu. Sebenarnya waktu kami heboh"nya mengomentari rencana marriage-nya Ms. D, dia sempat menggamit lengan saya dan berbisik "Tolong doain supaya semuanya lancar, ya" Saya jawab " Hey, D.. u're my bestfriend..i always wish for the best.... jangan lupa ya, seragam untuk saya" (saya suka banget dapet seragam buat wedding eve hehehe) Senyumnya yang keliatan ragu waktu itu -dan saya abaikan- terkenang lagi waktu Ms. Di memberitahukan kebingungan Ms. D ini. Saya sungguh ingin ketemu dengan Ms. D dan menyemangatinya...Kalo bisa sih secepatnya. Tapi kalo modelnya kayak gini, kapan mau ketemu???? Yah...only hope... everything's gonna be okay from now..... Marriage itu gak mudah, saya bilang itu unpredictable... Tapi kalo kita selalu berharap yang positif, bukan negatif yang terkirim ke kita. Tuhan itu kan Maha adil...

No comments:

Apa kabar?

 Jalan-jalan, ketemu kawan  Kemudian saling bertegur sapa  Hai. Apa kabar?  πŸ˜ΆπŸ’­ Apa kabar... Saya sudah berbulan-bulan insomnia parah, wala...