Friday, March 20, 2009
Sometimes love just ain't enough
Satu judul lagu yang jadul banget sempat saya dengarkan beberapa hari belakangan ini. Gara-garanya?
Reuni SD saya yang berlangsung 2 minggu yang lalu hehe...
ketemu teman-teman setelah hampir setengah umur saya tidak ketemu, dengan membawa perubahan yang cukup signifikan lah, namanya aja udah gede
(bukan dewasa, karena penggunaan kata dewasa kadang berkesan men-judge kita...)
Diantara teman-teman saya itu, ada yang merupakan crush jaman dulu, mungkin cinta terpendam, atau malah mau membuat CLBK (huehehehe.. sapa ya???)dan mendadak, salah satu bahasan adalah pacar masa lalu. Kok putus? Padahal mereka pasangan abadi.
Terkekeh, teman yang tersentil menjawab sometimes love just ain't enough.
Saya jadi inget lagi.
Tidak ada kaitannya dengan teman-teman saya itu, tapi lebih ke perasaan yang saya simpan dalam lipatan hati saya yang terdalam, suatu kenangan yang saya yakin tidak akan pernah pergi.
Kisah yang berlalu tanpa disadari.
Dan beberapa hari dari situ, saya melihat postingan kenangan saya itu, yang kebetulan (saya kira dia tidak menyadarinya) mengulang kembali apa yang terjadi 1 dekade yang lalu.
We should'nt have together
Temannya bertanya mengapa, yang jelas, yang paling saya ketahui dari isi hati kenangan saya itu sometimes love just ain't enough.
Friday, February 27, 2009
....
Sore beberapa hari yang lalu saya mendapat telepon, dari nomor sahabat saya, tapi jadinya miskol doang. Saya heran, karena pagi harinya ketika saya telpon dia tidak mau menerima telepon dengan alasan sedang beristirahat. Lalu tak lama, seorang teman juga menelpon dan mengabarkan sahabat saya itu ditemukan orang di pinggir jalan dalam keadaan sakit.
Saya cemas. Katanya kesurupan, karena sahabat saya itu terjun ke got dan membasuhkan air got ke wajahnya, terus kejang-kejang. Setelah sadarpun tidak mau mengucapkan sepatah katapun, bahkan tidak mau makan.
Saya sedih. Saya tau apa yang ada dalam hati dan pikirannya, tapi saya tidak bisa menolongnya. Karena keluarganya melarang siapapun untuk bertemu dengannya dengan alasan dia harus istirahat. Padahal, separuh penderitaan batin sahabat saya itu datang dari keluarganya, yang bahkan keluarganya tidak merasa seperti itu.
Saya hanya bisa berdoa, agar sahabat saya kuat menghadapi cobaannya. Saya kangen sekali dengannya, dan sangat ingin bertemu dan ngobrol seperti biasanya.
Presiden orang bodoh
Suatu ketika saya berbincang dengan salah seorang rekan saya, ms. C, mengomentari masalah pesta demokrasi yang bakalan digelar beberapa waktu lagi. Seru sekali melihat para calon legislatif bertarung dengan berbagai cara, baik spanduk yang ramai menghiasi jalan raya atau wara wiri di koran atau malah melalui media elektronik (jarang di tv, untuk caleg lokal memanfaatkan media radio).
Kebetulan nih, salah seorang rekan saya juga mencalonkan diri untuk mengisi kuota 30% perempuan di legislatif (terus terang, saya rasa kurang efisien mengingat entah siapa" saja perempuan yang sekarang maju bertarung memperebutkan kursi dengan kuota 30% itu), menyebabkan dia jarang sekali terlihat di tempat aktivitas kami.
Sambil berbincang dengan ms. C, saya juga nyambi mengaplikasikan komputer, dan beberapa data tidak berhasil saya temukan di filenya. Saya tanyakan kepada ms. C, dan menurutnya pastilah ms. L (teman yang nyalon itu) yang menghilangkannya, karena ms. L benar-benar tidak bersahabat dengan peranti elektronik, apalagi komputer.
"Gimana sih, udah berapa lama kerja tapi gak bisa-bisa.." saya menggerutu.
Ms. C berkomentar " Iya, saya juga bilang gitu, malahan saya bilang ' mbak, kok bodo banget gak bisa-bisa komputer, kan mau jadi anggota legislatif... belajar dong'"
Dan ms. L menjawab kepada ms. C " Eh, gak penting itu. Caleg itu kan bodo-bodo. Presiden aja bodo.."
Saya terdiam, ms. C mulai terkekeh. Saya tertawa terpingkal-pingkal. Kalo begitu, negara itu dipimpin orang bodo? Pantesan....
Friday, February 6, 2009
Pop-Up
yuuukksss.....
ini sudah memasuki hari ke 6 di bulan yang kedua dari tahun yang baru... Betapa tidak produktifnya saya memulai tahun yang baru. Bahkan seharusnya kan saya memulai daftar keinginan selama satu tahun ke depan untuk saya patuhi (wlau seringnya tidak dipatuhi hehehe)
Yaaahh... saya memang sangat sibuk. Baru memasuki tahun yang anyar, saya malahan bolak balik ke dokter gara" sakit. Trus lagi 2 minggu berturut-turut mengerjakan pe er yang telah saya tunda berminggu-minggu. Saya tau deh, menunda pekerjaan itu bikin kita bakalan sibuk nantinya, tapi saya tetap saja suka menunda pekerjaan.
Mungkin, tidak menunda pekerjaan akan masuk dalam daftar rekonsiliasi saya :>
Anyway... semoga saja tahun ini berjalan lancar seperti tahun-tahun sebelumnya dan saya yang paling beruntung dari apapun yang saya lakukan.
Wednesday, December 31, 2008
love me, love me not
katakan pada saya, saya ini love cupid atau cuma perempuan cerewet tukang ikut campur?
Sahabat saya bermasalah untuk urusan cinta. Dari dulu, dari jaman kami sekolah. Entah dia yang terlalu baik sama orang yang suka sama dia, terlalu memberi kesempatan, atau berprinsip lebih baik dicintai daripada mencintai.
Kuno, menurut saya. Kenapa kita tidak punya kebebasan untuk mengatakan apa yang ada dalam hati kita?
Dan itulah yang terjadi padanya.
Selama ini dia 'berseteru' dengan keluarganya, karena dia tidak memilih pria yang disukai oleh keluarganya. Padahal tidak seperti itu. Saya selalu mendengar keluhannya. Pria X, yang disukai keluarganya, bilang padanya kalau dia hanya menganggap sahabat saya itu tak lebih dari saudara perempuan, yang sudah semakan minum selama ini. Sementara ketika dia berhubungan dengan pria Y, yang walaupun sebaik-baiknya perilaku, tetap saja tidak bisa menandingi pria X, di mata keluarganya. Tekanan, rongrongan, kemarahan kecil, sindiran, dihadapi sahabat saya, yang akhirnya memutuskan untuk menuruti apa yang menjadi kemauan keluarganya.
Yeah... soalnya, menurut kakak sahabat saya, si X sebenarnya punya rasa sama sahabat saya tetapi sahabat saya tidak sabaran untuk menunggu dan malah pacaran dengan orang lain ( klise...)
Tapi apa yang terjadi? Masalahnya malah tambah runyam. Tumpahan air mata sahabat saya lebih banyak ketimbang dia memberontak dengan pacaran sama pria Y. Karena mengorbankan seluruh harga diri yang dimilikinya untuk mengejar-ngejar pria X (dengan disemangati keluarganya, tidak tanggung-tanggung, semuanya turut serta membantu). Dan saya, kebagian jadi tempat curhat bagian negatifnya.
Sahabat saya kecewa.
Saya gemas sekali. Saya memang pahlawan wanita penyelamat kesengsaraan cinta orang lain (halah!). Saya sms X dengan memilih kata-kata sangat hati hati, walaupun saya ingin mengatainya banci, supaya hatinya yang fragile itu tetap terlindungi (yucks!). Tapi apa coba? Katanya "mengapa semuanya jadi runyam? aku memang menganggapnya sebagai saudara..."
Saya jadi ngerasa bodoh karena kebanyakan ikut campur... atau tidak bisa menahan rasa gemas dalam hati?
(tunggu dulu... saya, atau si X yang bodoh?)

Saturday, December 27, 2008
ngulet...ngulet...
*hwaaa..waah....*
Menjelang akhir tahun saya merasa malas sekali. Entahlah... apa karena efek libur panjang yang menyebabkan saya juga dapat libur lumayan dari kerjaan saya (hehehe...) atau karena capek dan bosan menjalani rutinitas itu itu saja tanpa bantuan dari pasangan hidup saya (ini menyebalkan..!)
Tapi belakangan ini rutinitas saya lumayan rame, serame traffic ponsel saya yang nyaris sepanjang hari berdering, dan memerlukan sedikitnya setengah jam untuk berbincang. Akhir tahun mungkin dipilih oleh rekan-rekan saya untuk mencoba menutup tahun dengan membuat suatu perjalanan dan keputusan menarik yang akan mempengaruhi seumur hidup atau seumur jagung, tergantung dengan jalan yang mereka pilih.
*hwaaa...waah...*
mungkin ada sedikit hambatan dalam perjalanan hidup.. tapi..hey! Cheer up.... jadikan semua hambatan itu pelajaran dalam hidup. Spice up your life, guys!
Tanpa asam garam lada merica dan semua bumbu dapur yang biasa dipakai untuk menyedapkan masakan, sedapkanlah pula hidup kita. Jangan bilang hal seperti itu sia sia dan menghabiskan waktu kita, justru itulah cara memaknai hidup..
*hwaaa...waaah...*
ngantuk lagi... ngulet lagi....
Tuesday, December 2, 2008
rumput tetangga lebih hijau (dan menyegarkan?)
dulu.....saya punya teman. Saya bilang dulu karena sekarang dia pindah ke kota lain. Dan teman saya ini punya selera yang unik. Dia suka dengan pria terikat.
apa???
Ya....
Pria terikat keluarga, alias udah jadi private property orang lain, solid, merit!
Alasannya simpel, karena menurutnya pria yang terikat itu sudah matang, terutama dalam hal penghasilan. Saya geleng-geleng kepala. Saya bukan perempuan puritan, tapi saya juga tidak setuju dengan hal-hal yang menyimpang seperti itu. Saya tidak suka the other woman, tapi dia ini kan teman saya, saya ngga mungkin menjauhi dia hanya karena kesukaannya yang agak beda dari gadis-gadis seusianya.
Kalau dibilang matre, yah.... tapi orientasi teman saya itu ngga seputar materi,kok, tapi alasannya lebih ke kasih sayang. Katanya pria terikat lebih hangat dan pengertian. Saya pernah mengajukan usul, bagaimana kalau dengan pria-yang-pernah-terikat? Katanya gak ada tantangannya (euuuhh...)
Dan yang lebih mencengangkan, teman saya membaiki istri si pria. Katanya dia menganggapnya kakak dan akan membelanya kalau ada yang jahat kepadanya. Saya jadi mikir, bukankah DIA penjahatnya? saya tambah pelo...
Dan kepindahannya ke kota lain ini, tak ada alasan yang lebih pas, kecuali karena si pria terikat itu, berada di kota yang sama tempatnya berada sekarang.
Whatever...terserahlah.... walau lucu juga kalau dipikirkan...
Sekarang, saya punya teman lagi, yang ini bukan gadis lagi, tapi kesukaannya nyaris mirip" dengan si gadis tadi. Bahkan rela jadi madu kesekian, mengingat pria yang sekarang sedang menggodanya (dan tentu saja dia tergoda juga) sudah berpoligami dengan 4 orang wanita lainnya.
Alasannya juga nyaris sama, pria seperti itu lebih hangat, dan yang pasti dia mau kenapa kita tidak?
Hhhh......
Sudah krisis laki-laki, atau pepatah kuno itu memang benar, kalau rumput tetangga lebih hijau (milik orang) daripada yang ada di padang luas (alias lajang)?
Jangan tanya-tanya, kami gak bisa (?)!
kemarin malam, ibu saya mengeluh. Dia harus membuat makalah sebagai salah satu tugas kuliahnya (kebetulan beliau sedang sekolah lagi untuk memperdalam ilmunya sebagai seorang dosen). Acara diskusi di perkuliahan memang cuma punya dua opsi, menyenangkan atau menyebalkan.
Saya jadi teringat waktu saya kuliah dulu. Saya dan Ms. D sahabat saya itu, paling suka diskusi. Lebih nyaman aja kalau mau belajar ketimbang mendengarkan dosen mengoceh.
Dan setiap acara diskusi, hanya kami berdua yang sempat dilarang oleh dosen untuk bertanya karena cuma tangan kami berdua yang teracung, tidak memberi kesempatan pada yang lain (?) atau malah yang lain senang" saja karena tidak harus serius menyimak materi diskusi dan membiarkan kami saja yang 'kerajinan'.
Sebenarnya kami berdua juga ngga terlalu menyimak, lho... kadang saya malah sibuk bikin tulisan yang gak ada hubungannya dengan kuliah. Tapi dasar kuping jahil, selalu saja menangkap hal" yang dianggap 'agak' menyimpang dari apa yang menjadi tema diskusi (karunia yang hebat, subhanallah... :>)
Dan akhirnya, salah seorang kakak tingkat yang mengambil kelas yang sama dalam diskusi itu, memberikan kopi dari tema diskusi miliknya kepada kami dengan note besar-besar di halaman depannya "Jude dan D, ngga usah tanya-tanya,ya!"
....hehehhehe........
Sunday, November 30, 2008
Tidak semudah yang terlihat ternyata

Friday, November 28, 2008
Moment and Memories
Belakangan ini saya lagi romantis.
Eiit... jangan diolok dulu, ya , saya memang begitu kok. Dari dulu. Dalam beberapa fase harian saya (halah!) saya pasti langsung romantis ngga keruan.
Pada saat seperti itulah saya langsung memproduksi beberapa cerita ringan (cerpen, gitu...), menelungkup di atas tempat tidur, denger MP3, sambil goyang goyang kaki... sooo relaxing hehehe
Ide-ide kreatif saya untuk menulis mengalir tanpa henti di keheningan malam. Menghasilkan beberapa lembar kelanjutan sebuah cerita yang sedang saya garap dan menganggur sekitar beberapa bulan ini.
Kala telah lelah mengalirkan ide-ide dari kepala saya, novel-novel Harlequin saya ambil untuk menemani insomnia yang sudah jadi sahabat saya bertahun sejak saya punya anak.
Dan efeknya terbawa sampai hari ini. Moments and Memories, jadi tema program yang saya bawa di radio tempat saya melampiaskan kesenangan saya dari dulu, ngoceh. Dan lagu" jaman saya SMP dulu.... jadi backsoundnya :D
Subscribe to:
Posts (Atom)
Apa kabar?
Jalan-jalan, ketemu kawan Kemudian saling bertegur sapa Hai. Apa kabar? πΆπ Apa kabar... Saya sudah berbulan-bulan insomnia parah, wala...
-
Saya sih awalnya ngga ngerti apaan itu zsa zsa zsu sampai ngeliatnya pada konteks berpasangan. Oh. Zsa zsa zsu itu artinya GELETAR . ...
-
Jalan-jalan, ketemu kawan Kemudian saling bertegur sapa Hai. Apa kabar? πΆπ Apa kabar... Saya sudah berbulan-bulan insomnia parah, wala...