Saturday, May 24, 2008

Beda Puding dengan Agar-Agar

Kemarin saya mampir ke toko roti. Bukan toko roti favorit saya, tapi disana menjual agar-agar lapis susu kesukaan saya, jadi ya saya mampir kesana. Si sales girl menghampiri saya dengan nampan dan bertanya saya mau beli apa. "Chocolate muffin sama ager 2 " kata saya. Dengan sigap dia mengambil muffin, tapi saya heran kenapa dia bergerak ke rak lain sementara si agar-agar nanngkring disebelah nampan muffin. Ternyata dia mengambil BURGER. "Mbak, saya mau ager " ralat saya. Si sales terkejut "Oh maaf mbak, saya kira burger, -ger-nya sama..." Lalu dia kembali ke rak kue sambil lalu berkata "Ini puding, mbak" dengan sikap seolah-olah saya bodoh. Saya mengerutkan kening. Setau saya yang 'bodoh' ini, puding itu memang berbahan dasar agar-agar tapi dimasak agak lembek dengan saus vla, sementara yang didepan mata saya jelas-jelas cuma agar-agar lapis. Seorang ibu yang sedang belanja roti berkomentar "Oh...disini lain ya istilahnya?" Saya mendengus geli. Biarpun jengkel dengan si sales yang sok tau itu (dan jelas-jelas bodoh, sampe disindir sama pembeli lain), saya tetep membeli agar-agar kesukaan saya itu, biarpun di toko roti yang aneh itu menyebutnya PUDING. (barangkali suatu saat saya membawa puding waktu akan membeli agar-agar disitu dan menunjukkan ,"Ini mbak, yang namanya puding")

Wednesday, May 21, 2008

Merayakan hari besar nasional

Semalem terkagum-kagum ngeliat acara Indonesia Bisa 100 tahun Kebangkitan Nasional, luar biasa meriahnya. Yah... saya tau deh, kalo EO-nya yang pegang Yahya bersaudara itu, apa sih yang gak jadi kerlap kerlip. Liat aja waktu acara launching Visit Musi 2008 (biarpun menuai kritik sebejibun darimana-mana, tapi teteup jadi hiburan yang lumayan).
Penari dari sini, pemain musik dari sana... Gabungan marching band..blon lagi Di3va, dan Agnes Monica (my favourite!!!!!!). Yang bikin merinding itu Edo Kondolongit nyanyi lagu Indonesia Raya, sumpee lhooo... airmata ini menetes (iikhh.... memalukan sebenarnya). Iri juga liat aubade mahasiswa UI yang keren, jadi teringat masamahasiswa dulu juga ikutan Paduan Suara, malah ikutan untuk peluncuran maskt PON, loh...hehehe....
Saya berpikir, apakah perayaan semegah ini hanya dirayakan pada saat momennya pas, seperti tahun emas 50 tahun, atau seabad, biar lebih greget?
Sayang sekali....
Dulu waktu saya masih jadi anak sekolahan, saya paling bersemangat menghadapi upacara merayakan hari besar nasional seperti ini. Saya selalu berpartisipasi, entah di pasukan pengibar bendera atau aubadenya. Belon lagi setiap hari besar nasional, sekolah saya kebetulan membebaskan siswanya dari kegiatan belajar mengajar, dan diganti menjadi classmeeting. Asyik, ikutan berbagai macam lomba. Paling seru emang pas 17 Agustus-an, didekat rumah juga banyak perlombaan tradisional, yang biarpun ngga saya ikutin, tapi suka saya tonton. Waktu kuliah, lutut saya pernah lecet gara" ikutan lomba balap karung di kampus, tapi setimpal kok dengan hadiahnya hehehe...
Saya merenunginya semalam. Seandainya saja semua hari besar nasional dirayakan semeriah Hari Kebangkitan Nasional, generasi yang akan datang akan tambah menghormati jasa para pahlawan, dan tambah mencintai Indonesia.
(omong-omong, kalo pelajaran PSPB alias Pelajaran Sejarah Perjuangan Bangsa ada lagi, keren pasti ya? :D)

Thursday, May 8, 2008

Balada Dangduters

Infotainment sekarang ini lagi wara wiri nyeritain para pedangdut yang -katanya- seronok dan maraknya pencekalan terhadap mereka di beberapa kota.
Saya sih cape banget nontonnya, apalagi komentar" ngga mutu, pembelaan dari yang dicekal itu, bikin males dan muak. Dewi Persik misalnya. Dia mengoceh-ngoceh merasa didzalimi, orang tua saja ngga ngelarang dia (cape juga kali ortunya ngomongin dia), hanya Tuhan yang tahu (emang bener, tapi ngapain bawa" Tuhan dalam hal ini?) bla bla.... Terus, kejadian yang dia diraba,trus tu orang kena tampar, si Dewi Persik itu marah-marah 'Emang saya perempuan apaan?Saya ini perempuan baik-baik'
Okelah, dia -mungkin- perempuan yang ngga banyak macem, tapi body languagenya kan ngga bilang begitu. Belon lagi peristiwa kemben melorot sampe 2x, bukannya memetik hikmah dan pelajaran yang baik (ya..jangan pake kemben lagi lah...), malah diulang lagi. Wajar lah kalo laki-laki mikir 'Enak juga nih di comot'. Lah....
Dulu saya simpatik dengan dia, apalagi dengan permasalahannya dengan Saiful Jamil. Saya pribadi lebih memihak dia (kalo seandainya bisa memihak) dari pada SJ yang muna itu. Bikin statement tarik ulur, malah bikin orang males liat dia, sementara Dewinya diem ngga banyak komen. Tapi sekarang? Ampyuunnn......
Lebih lucu Julia Perez dong... karena ngga cukup pengetahuan bagaimana mengkampanyekan anti AIDS, maen pasang hadiah kondom di albumnya, sekarang terancam dicekal. Save sex kan juga untuk orang-orang tertentu, suami istri misalnya (si suami jangan jajan diluar,gitu hehe..). Gak tanggung", Menteri Pemberdayaan Perempuan yang bersuara keras mencela hal itu.
Kalau menurut saya, apa yang dilakukan pemerintah itu sudah bener. Maksud mencekal bukannya mengebiri kreatifitas yang ditampilkan orang para kreator (yang kekreatifan ini...), tapi untuk menahan lajunya yang dirasa mulai melenceng. Dewi Persik merasa dia tidak seronok, kayaknya cuma orang buta aja yang bilang dia ngga seronok. Gimana engga, dengan pakaian seminim itu dia bergoyang segitu sensualnya. Laki-laki itu ngga bisa ditebak napsunya, orang yang pake baju lengkap ketutup semua aja dia masih napsu apalagi kalo cuma 40% ketutup, blon lagi goyang" menggoda. Kalo si Jupe, kepikiran ngga kalo kasetnya dibeli sama anak sekolahan, trus hadiahnya yang 'wah' itu dipake sama mereka. Disatu sisi orang mensosialisasikan bahayanya sex bebas apalagi diusia remaja, disisi lain perangkat yang memuluskan ke jalan itu malah diberikan secara bebas. Jadi semuanya bisa jadi sia-sia. Lagian ngga semua orang pinter menangkap maksud yang sebenarnya ditawarkan sama si kreator itu, baik itu menyuguhkan hiburan atau alasan lainnya.
(so..jawaban mereka waktu diwawancarai wartawan infotainment kan dongo banget, 'Saya ngga ngerti kenapa saya diperlakukan seperti itu'. Pleez deh ah!)
Mudah-mudahan kedepannya mereka bisa mengambil pelajaran yang benar.

Thursday, April 17, 2008

Spice Girl mania

Saya pecinta spice girl... sesuatu hal yang 1 dekade lalu sudah dianggap kekanakan, apalagi sekarang. Kebanyakan teman saya penyuka musik" "serius", bukan yang selevel dengan boyband..malahan ada salah satu teman saya terang"an menghina dina Backstreet Boys, yang katanya cuma jual tampang Nick Carter yang emang beneran imut (hmm...padahal saya suka AJ yang bertampang rada bengal,dan lucu juga kalo teman saya yang ekstrim itu lemah juga dengan tampang Nick Carter hehe...) Apalagi komen mereka tentang Spice Girl, yang pake baju gak elegan banget, berantakan dan kesannya cheap gitu.. Awalnya juga saya gak suka. Single mereka yang judulnya Wannabe itu,video klipnya jelek,gak nyeni..gak kayak penyanyi" cewek lain yang klipnya keren". Bjork yang klipnya kadang weird gitu aja masih lebih baik. Tapi lama" saya malah jadi suka. Lirik lagunya punya makna, apalagi untuk ukuran anak SMU jaman saya dulu, itu simpel. Saya punya gank, hasil kenalan di internet (sesama anak satu sekolahan, beda tingkatan aja, tapi karena punya satu kesamaan, sisterhood itu berlangsung sampai sekarang...). Karena sering ngumpul sambil mantengin MTV, kita jadi Spice Girl mania. Spirit friendshipnya, motto Girl Powernya bikin saya jatuh cinta berat dengan mereka, begitu juga teman" saya itu. Sayangnya waktu itu saya malas membeli kaset"nya, modal dengkul, tampang tambeng minjem melulu hehe...Kaget gak nyangka mereka bubar. Selesailah kenangan masa muda saya,paling cuma menyanyikan sedikit lirik lagu mereka. Sekarang mereka reunian. Saya langsung beli kasetnya. Saya bahagia sekali, tidak saya sia-siakan kesempatannya. Saya seperti kembali ke masa remaja saya, meng-spice up (my)ur life. Sah-sah aja kan? (",)

Thursday, April 10, 2008

Mitos Lipatan Paha Bayi

Sewaktu saya sedang membelai-belai bayi saya yang sedang tidur, menikmati setiap detik kebersamaan (cieehh..) dan mengamati setiap jengkal kulitnya, saya melihat lipatan di paha Zarqa, jumlahnya ada dua (mungkin saking gendutnya bayi umur 3 minggu ini... :P). Saya teringat obrolan yang terjadi kira" lima setengah tahun yang lalu, dengan tetangga saya di tempat tinggal yang lama, tante R. Tante ini mengomentari putri saya yang pertama ketika melihat lipatan pahanya yang 'hanya' berjumlah satu. "Waah.. adeknya nanti bakal laki-laki, nih...lipatannya cuma satu" "Masa sih tante?" Wajarlah saya ragu, soalnya dengan track record 'penghasil' perempuan nomor 1 di keluarga besar saya, saya sendiri gak pede bakalan bisa punya anak laki. Genetiknya perempuan semua. Tante R cuma tersenyum, mudah-mudahan begitu. Chinese Myth, katanya sih...secara tante R Chinese, saya pikir mungkin saja. Chinese punya banyak mitos menarik yang -kadang- bener terjadi. Sekarang saya terkenang lagi saat itu, adiknya putri saya seorang laki-laki. Dan sekarang lipatan pahanya ada dua. Mungkinkah kalau saya melahirkan anak ketiga nanti perempuan? :D Hanya Tuhan yang tahu....

Sunday, March 30, 2008

My nu baBy BoY

hualah.... nyebut 'babyboy' itu dulu buat saya adalah ledekan untuk teman dekat (ex-nya sebenarnya) sahabat saya, Ms. S. Soalnya udah badan gede, buluan, brewokan, tapi kok 'mama's boy' banget hehehe....

Tapi sekarang bukan ngebahas 'babyboy' yang itu, melainkan baby boy beneran. Yups, anak yang baru aja kluar menyapa indahnya dunia ini (seandainya ngga terlalu neko-neko...) dari perut saya (beneran nih...perut...) adalah seorang laki-laki.

Bangga? Ya pastilah. Knapa? Secara dirumah saya yang mungil tapi sangat ramai ini penuh dengan perempuan. Dulu, sebelum pindah ketempat tinggal yang baru ini, di tempat tinggal yang lama orang menjuluki rumah kami 'Asrama putri'. Kalau ada orang yang baru pertama kali mau bertandang ke rumah, tinggal nanya aja, dimana rumah yang isinya perempuan semua hehe...

Sekarang, dirumah saya sudah kedatangan seorang anak laki-laki yang sangat lucu. Saya bahagia, ayahnya bahagia, kakaknya bahagia. Ayah saya? Tentu dia yang paling seneng lah.... finally, there's a boy at home!
Liat dong fotonya, ganteng kan anak laki-laki saya tercinta? Namanya Ghazi Zarqa Al Bunazeer..

Thursday, March 6, 2008

Tragedi burung malang

Hehehehe....sekian lama tidak mengisi posting pribadi ini, sampai ada rekan saya berkomentar, baru nge-post kalo lagi kena sial :P Emang sekarang lagi kena sial nih. Awalnya dari beberapa minggu kemarin, waktu lagi asik ngumpul sambil ngobrol di ruangan kantor saya, tiba-tiba ada bunyi 'bledugh' keras sekal mengagetkan saya dan ketiga rekan kerja saya yang lain. Ternyata ada seekor burung jatuh setelah menabrak keras kaca jendela ruangan saya itu. Burung itu langsung modar dengan kondisi leher patah (untung gak ada darahnya...saya pasti ngeri setengah mati, ngeliatnya terkulai tak berdaya aja sudah seram...). Rekan saya langsung memanggil rekan laki-laki di ruangan lain, yah...terus terang kan kami semua cewek" yang jijay liat begituan. Untung saja rekan laki-laki ini sedang baik hati, tanpa banyak cerewet langsung menyingkirkan bangkai burung malang itu. Sambil mengelus dada akibat kaget itu, kasie saya yang kebetulan juga sedang ada disitu, mencetus, kalo ada burung mendadak nabrak jendela begitu biasanya pertanda buruk. Waktu anaknya meninggal dulu, seminggu sebelumnya ada seekor burung menabrak kaca jendela rumahnya. Saya dan rekan lain langsung terdiam. Mengerikan sekali. Pikiran saya langsung keruh, saya cuma berdoa, seandainya mitos itu benar, jangan sampai menimpa saya dan keluarga. Lama kemudian, saya tidak memikirkan lagi kejadian itu. Sampai dua minggu kemarin, ketika sedang berjalan-jalan dengan sahabat saya, Ms. D dan putri saya, saya kecopetan! Yang hilang ponsel yang baru saya beli 3 minggu sebelumnya, masih saya sayang-sayang, dan belum sempet diotak-atik. Kejadiannya begitu saja, waktu saya sedang meladeni seorang sales asuransi menyebalkan yang gak mau ngerti saya udah males ngeladeni dia (pas saya kehilangan, enteng aja dia bilang "ah...ntar bisa beli lagi,mbak". Dasar kurang ajar!). Lalu, seminggu kemudian, rekan kerja yang seruangan dengan saya bercerita, ketika dia bersama ibu dan adiknya sedang belanja dipasar, tas ibunya disilet orang. Untung yang hilang cuma dompet uang receh, dompet uang besarnya aman (pelajaran... kayaknya emang mesti punya 2 dompet dalam satu tas kalau mau belanja, untuk uang" recehan dan dompet benerannya). Berbarengan dengan cerita itu, rekan kerja saya yang lain bercerita, jendela rumahnya dicongkel maling, tasnya diacak", untuk ponselnya ditaruh dilemari pakaian, jadi belum sempat dibongkar maling itu karena keburu terpergok, jadi yang keambil cuma dompet berisi uang 5 ribu rupiah (ah... masih untung semua nih, batin saya) Tapi ada yang lebih sial lagi. Di hari gajian kemarin, ketika menghitung sisa uang gaji setelah membagi"kannya ke para pegawai lainnya, kasie saya yang juga merangkap bendahara menemukan selisih kekurangan uang yang cukup besar, mengakibatkan dirinya sendiri tidak bisa bergaji. Dia bertanya kepada saya, karena saya yang menghitung jumlah penerimaan perorang, apa saya selisih dalam menghitungnya. Jelas saya kaget. Saya itung ulang semua slip yang dikumpulkan kembali, ternyata tidak ada masalah. Tampaknya selisih itu diperolehnya ketika menukar uang kecil untuk gaji ini di bank, karena tidak biasanya, kasie saya tidak menghitung ulang ikatan uang yang ditukarkannya ke petugas bank. (well.... inilah kehilangan terbesar... tidak gajian sebulan? Sial amat..!) Saat inilah saya teringat tragedi burung malang yang menabrak kaca jendela ruangan saya. Kami berempat mengalami kesialan dalam kurun waktu tak jauh berbeda. Waktu saya menyampaikannya ke rekan kerja saya itu, cuma senyum pasrah yang tersungging, dan komentar singkat, " Ah...yang bener?"

Monday, January 21, 2008

Suami-suami

My first blog in the new year 2008.. hehehe.... Sudah berlalu 21 hari dari tahun yang baru, tapi saya baru buka tulisan sekarang (kalo di Jepang kan sebaiknya pas tahun baru bikin kaligrafi pertama tuh...). Biasa, klise sih alesannya, gara" tahun baru yang nyaman gak berlaku buat saya, yang punya setumpuk kerjaan mendekati deadline (dan akhirnya off juga...) Hari ini saya punya rumpian lucu di kantor. Start dari hari kamis minggu sebelumnya, ketika pulang kantor bareng temen" kantor yang searah, salah satu rekan saya ini kebetulan suaminya sakit. Dia sangat mencintai suaminya, kayaknya, soalnya si suami menelpon setiap sinyal menjangkau ponsel rekan saya itu dan rekan saya pasti menjawab "Ya, sayang?" (hehehe.... baru tahun kedua dari 5 tahun pertama nih...). Si suami yang belakangan bikin saya risih, abisnya manja banget, bikin rekan saya itu serasa gak sabaran untuk tiba dirumah (dengan jarak tempuh 2 jam, nyantai dikit knapa coba?), blingsatan sepanjang jalan. Katanya si suami mengidap asma, dan rekan saya kuatir terjadi sesuatu yang buruk (begitulah suami", agak berlebihan....). Saya menyarankan dia mampir ke toko obat China dan membeli obat herbal yang kebetulan saya pakai ketika sakit, dan hasilnya manjur (sekarang ini, coba deh mengurangi obat kimia). Pagi ini ketika saya bersiap pergi ke kantor, dia menelpon dan memberitahu bahwa suaminya masuk rumkit. Dia minta tolong kasitahu atasan dia tidak bisa masuk kantor, sudah 3 hari nungguin si suami gak pulang" dari rumkit. Ok.. no prob yah... Saya cerita dengan rekan sekantor. Komentar mereka bermacam", sampai merembet ke "betapa manjanya seorang suami kalau sedang sakit". Saya geli melihat rekan" wanita di kantor bersemangat menimpali, betapa manjanya seorang laki" beristri kalau sedang sakit. Ada yang tingkahnya macam", yang minta ini itu, yang ini salah itu salah, sampai menyuruh istri tidak bekerja. "Coba kalau kita yang sakit, boro" diurusin, masih minta nyiapin makan, sebagainya...atau malah ngomong 'panggil tukang urut aja sana, biar cepet enak'". Seorang rekan kantor laki" hanya tersenyum mendengar komen itu. Saya juga senyum aja. Gak nyalahin, emang bener sih, ayah saya begitu, suami saya juga begitu. Tapi biar ada rasa geli, rasa kesal juga ada, kenapa sih laki" yang sudah beristri itu seperti itu?

Monday, December 31, 2007

Happy New Year


Hari ini adalah hari terakhir di tahun 2007. Saya merenungi apa yang sudah saya alami selama tahun ini. Ada banyak kebaikan yang saya terima... ada juga sih keburukannya, tapi rasanya tidak sebanding dengan karunia yang saya terima.

Selamat Tahun baru untuk semuanya ya... SEmoga tahun depan menjadi tahun yang lebih baik lagi bagi semuanya.

Thursday, December 27, 2007

Saltum

Beberapa waktu yang lalu, saya jalan" sepulang kantor dengan salah satu sahabat saya. Saya berpapasan dengan cewe" berpakaian perawat (entah siswa, entah magang). Semilir saya mencium bau khas desinfektan rumkit. Saya langsung menyingkir. Berarti kan mereka bener" baru selesai tugas di rumah sakit. Terus, di lain waktu di suatu malam, saya nongkrong di gerobakan nasgor pinggir jalan depan rumah saya. Serombongan koas yang jelas" lagi dinas (en mungkin laper pengen makan malem) ikutan nongkrong disitu. Darimana saya tau mereka koas? Ya, dari baju kerja yang masih nempel dibadan mereka. Kemarin, saya nongkrong di restoran pizza, masuklah serombongan dokter yang mau makan juga disana. Yah, saya tau dari lab jas dan stetoskop yang masih melingkar di leher mereka. Mamer niiihhh??? Saya risih. Kenapa? Bukannya saya iri lho..... saya gak iri kok dengan profesi mereka. Saya hanya mempertanyakan, ngapain sih mereka keliaran dengan pakaian dinas yang SEHARUSNYA steril dari debu diluar, trus bawa" virus dari dalem rumkit keluar? Rasanya kurang pantes, para pekerja medik berlaku seperti itu. Apa salahnya, semua atribut dicopot dulu, diluar mereka berdinas. Dibanding pegawai negeri yang pake seragam ijo-coklat, para pekerja medik lebih eksklusif, berhubungan dengan kesehatan, seharusnya lebih memperhatikan. Kan orang awam memandangnya dengan : Dokter aja keliaran keluar kayak gini, bagaimana bisa yakin penyakit kita bakalan tuntas? Jangan" malah tambah parah, dokternya bawa virus dari luar...

Wednesday, November 14, 2007

Curhat

Beberapa hari ini saya menggerutu terus. Sedikit banyak saya terganggu oleh salah seorang sahabat masa kecil saya, Ms. D, yang terus berkomentar saya sombong sekali sekarang ini. Katanya saya susah dihubungi, ponsel saya gak pernah aktif, kenapa saya tidur cepat sekali.... Sebenarnya gak juga sih... Saya sama sekali gak susah dihubungi. Saya cuma menghindar saja. Kesannya jahat banget, ya...? Maaf buat Ms. D, tapi terus terang saya bosan aja mendengar segala curhatnya yang kelabu. Kenapa? Karena dia cuma mengeluarkan uneg" yang terpendam lama banget dan mengendap dalam dasar hatinya, tapi sebenarnya sih dia gaK butuh komentar orang lain untuk memberikan solusi yang berarti untuk perubahan hidupnya. Dia hanya mengeluh,mengeluh,mengeluh.... mengeluh kehidupan pribadinya yang benar" sengsara, berbeda dimasa lampau dengan segala kejayaan ala anak orang berduit, mengeluh pengen bekerja tapi maunya gaji yang seengganya lebih dari satu setengah tapi ketika ditanya bisa ini gak bisa itu gak gak ada satupun yang bisa (dari pendidikan secretarynya yang elit itu, yang tersisa darinya hanyalah bagaimana tampil modis and high heels everytime), mengeluh kepengen ambil kuliah lagi tapi kok males, ya? Kalo sudah begitu, palingan saya menjauhkan telinga dari ponsel sayadan setelah tidak ada suara" lagi dari situ, baru saya nyaut. Kasar banget, iya kayaknya, ya.... Saya agak menyesal, tapi saya terpaksa begitu. Kalo saya curhat dengan rekan yang lain, yang ternyata punya problem yang sama dengan saya, cape denger curhat yang sama dan gak berkesudahan itu, palingan mereka bilang, dengerin aja dulu, tar juga berenti sendiri. Saya setuju, tapi saya kan notabene perempuan yang cerewet, gemas melihat hal" yang gak penting begitu menghabiskan waktu yang begitu berharga, saya pengennya membuat sahabat saya itu sadar, life is so simple actually, selama kita menghadapi problem dengan jernih. Masalah gak bakalan selesai dengan hanya menggerutu. Kalau pusing, ambillah beberapa hari untuk melampiaskan kekesalan, lalu renungilah langkah yang bagaimana yang harus diambil. Kalau sudah berani membuka diri dengan orang lain, bercerita masalah kita itu, berbesar hatilah menerima kritik. Siapa tau jalan keluar akan kita dapat dengan cara tersebut. Masalahnya, bagaimana saya ngomong dengan sahabat saya itu????

Apa kabar?

 Jalan-jalan, ketemu kawan  Kemudian saling bertegur sapa  Hai. Apa kabar?  πŸ˜ΆπŸ’­ Apa kabar... Saya sudah berbulan-bulan insomnia parah, wala...