Wednesday, October 26, 2016
Pilihan kamu adalah tanggung jawabmu
Wednesday, October 12, 2016
Bagaimana merekrut orang yang tepat untuk bisnismu.
2.Jadilah Detektif "Setelah membuat deskripsi pekerjaan, proses pencarian dimulai. Ini sedikit mirip seperti seorang detektif. Di WES, selain melihat apa yang ada dalam jaringan kami , kami juga melihat perusahaan dan perempuan lain yang memiliki potensi, semangat dan pengalaman yang dibutuhkan untuk posisi yang sedang kami rekrut. Kami membuat daftar panjang kandidat potensial dan kemudian mengeditnya hingga daftar akhir untuk kami tidak lanjuti melalui telepon dan wawancara tatap muka
Wednesday, October 5, 2016
Social Media Darling
Friday, September 16, 2016
Your choice
Wednesday, September 14, 2016
How deep you love yourself?
Monday, May 16, 2016
(aku ingin) Menua (bersamamu)
Seperti.... jatuh cinta pada orang yang lebih tua, perempuannya, dan itu haram. Kata hukum sosial.
Hukum sosial. Hukum yang berlaku di masyarakat. Yang (katanya) berbudaya, (patuh) pada adat istiadat... Yang kemudian malah jadi beban.
Terkadang, menjadi bersama bukanlah hal yang semata karena Allah, bila sudah berbenturan dengan hukum manusia. Disinilah, kepasrahan diminta oleh-Nya.
Manusia suka lupa, bahwa Allah sudah menurunkan hukum-Nya untuk dijalankan dengan persepsi manusia namun tetap pada pakam seharusnya.
Allah menurunkan hamba-Nya berpasang-pasangan, bukan sesuai umurnya. Bahkan Khadijah lebih tua 25 tahun daripada suami tercintanya, Muhammad.
Lalu mengapa manusia mengkotak-kotakkan dan mengharuskan perempuan berusia lebih muda daripada laki-lakinya? Supaya memudahkan memiliki anak?
Jangan lupakan banyak pasangan yang sulit memiliki anak, dari menikah diusia muda hingga menua.
Ketika mencintai seseorang, yang diinginkan hanyalah, menua bersama dalam kasih-Nya. Bukan dipermasalahkan.
Usia hanyalah angka, dunia ini singkat. Tujuan utamanya, tetaplah dalam keridhaan-Nya.
Bisakah aku mendengar... aku ingin menua bersamamu?
Saturday, May 14, 2016
Ijinkan Aku Menyayangimu
Kantuk dan lelah tidak akan bisa membuat tertidur kala hati resah. Terkadang, bukan galau, baper atau mellow yang membuat diri ringkih, tetapi memang rasa hati mempengaruhi tegar raga.
Bila ecap hati dari luka yang terbit dari serpih tajam, pedih berbisa, apalagi yang bisa dilakukan selain merunduk menutup diri seperti putri malu tersentuh?
Kadang nyata lebih mudah disangkal ketika ingin memenangkan pertarungan rasa, ingin bersama, bukan ingin mengangan.
Memilih merindu daripada merintih.
Memilih menipu diri daripada menghadapi saksi.
Memilih memuja puja kosong..
Ijinkan aku menyayangimu,
Jika waktu yang diberi semu..
Walau rasa itu jauh,
Ingin tetap memeluk..
Monday, March 21, 2016
no caption needed
Saturday, November 14, 2015
Pengen Kayak Kamu..
Kata-kata itu begitu simpelnya diucapkan.
Kamu keren, ya. Kamu cantik banget. Kamu pinter dandan, ya. Kamu populer deh.
Tapi ngga ada yang tau, mencapai tangga puncak trend setter itu, harus berapa kali kejungkel di setiap anak tangganya. Entah terjegal, atau dijegal.
Berapa ribu bulir air matanya berhamburan melepaskan rasa tertekan yang luar biasa. Hebatnya ketika kebanyakan orang terpuruk masih berpelukan dengan rasa mengasihani diri sendiri, dia yang sekarang diberi tepukan tangan berusaha berdiri di atas puing kegagalannya.
Kebanyakan dari kita mengabaikan bagaimana perjuangan itu berlalu. Beberapa yang mengalami, ikut tergeret-geret menahan rasa sakit untuk mencari penyembuhan.
Bahkan santo atau santa, melewati rasa sakit tanpa menikmati bahagia, di tempat fana ini.
Yes.
Fana.
Sementara.
Jadi, barangkali kamu akan berpikir ulang ketika mengucapkan kata "Pengen kayak kamu.." tapi tidak mau turut merasakan pecahan kerikil menghujami telapak kaki setiap langkahnya, sampai senyum bahagia singgah.
Kalau pengen kayak saya, maukah kamu merasakan sakit yang sama?
Jika tidak bersedia, cukup pujalah saya atas keberhasilan yang saya capai, tanpa harus menjadi seperti saya.
Thursday, May 14, 2015
Basa basi busu(k)
Jam segini, salah seorang kenalan saya mengirimkan pesan singkat. Just say hi, tapi dia khawatir saya jutekin.
"Karena kamu jutek sekali sama saya"
Sebenarnya sih, mungkin sama rata-rata pria, saya sedikit menjaga jarak, yang kemudian diartikan oleh mereka dengan, jutek. Secara bukan cuma kenalan saya yang ini yang bilang begitu. Radar pendeteksi pria ganjen milik saya aja yg kelewat kenceng deteksinya, soalnya sama beberapa kenalan pria lain, saya bisa menanggapi joke-joke yang (mungkin) masuk kategori pelecehan bagi beberapa teman perempuan saya. Jadi mana yang punya niat melenceng walau terbungkus santun pun boleh jadi kena samber jutek saya.
Tanggapan orang bisa beda-beda, ya.
Bagaimana saya tidak jadi jutek?
Tadi pagi, kolega mengirimkan pesan singkat. Minta pin bb. Saya beri dengan alasan pekerjaan. Setelah saling add, basa basi memulai percakapan pun dimulai. Keanehan mulai terasa ketika kolega saya bbm "jangan lupa sholat dan makan siang". Saya jawab dengan ikon senyum demi kesopanan, lho. Eh, jam 4 sore mengulang bbm yg sama. Jam setengah 10 malam bbm lagi, nanya saya lagi ngapain.
Kolega saya laki-laki. Punya anak 3. Pantes gak sih saya jutekin?
Basa basi itu biasa buat orang Indonesia. Tapi sering juga dibungkus aroma dualisme. Coba deh, saya kira kalo kemudian saya jutek, pasti udah paling bener aja sikap yang saya tampilkan gak?
Kesopanan orang Indonesia sudah sangat kontras sekarang. Kalau nanti ditegur, malah balik bilang kita yang kegeeran. Tapi rasa kurang nyaman dengan percakapan seperti itu kenapa tidak dirasakan? Apa sensitivitas sudah dilemahkan?
Perempuan sering dicap penggoda. Kalo ada kasus perselingkuhan, yang dijambak duluan pasti yang perempuan. Yang dicaci maki duluan pasti perempuan. Padahal belum tentu kejadian awalnya seperti itu.
Kalau kita acuh, dianggap tidak menghargai norma yang berlaku di lingkungan tersebut. Pernah juga kejadian sih. Padahal yang ganjen yang laki. Mau kita gampar, dia bos kita. Nah trus gimana?
Melindungi diri dari fitnah adalah hal tersulit yang dilakukan. Menjadi apa adanya dengan resiko hubungan bisa merenggang, barangkali itu satu-satunya pilihan.
Repot.
Saturday, May 2, 2015
Feel free
Kebiasaan menyimpan segala sesuatu dan menahan diri untuk bercerita tampaknya sudah mematikan keinginan saya untuk memberikan banyak komentar yang keluar dari kesepuluh jari-jari tangan saya.
Kebiasaannya jadi menyesap espresso dobel sambil menenangkan diri menahan segala kekesalan yang menyebabkan sekarang merasakan sakit di leher karena stres.
Oh ya. Saya yakin karena stres.
Cobaan menghadapi sejuta problema-gak-penting-tapi-malah-fatal membuat saya uring-uringan. Belum lagi (bisa jadi) kesalahan saya mengintrepretasikan nasihat coach saya mengenai bagaimana mengatasi problema (yang pasti tidak dengan bahasa bahasa sehalus apapun di medsos) menyebabkan saya hanya mengatasinya sendiri.
Dan itu ternyata salah.
We still need someone that really understand what inside us, to talk about.
Saya ngerasa memaksakan diri jadi seseorang yang bahkan bukan diri saya sama sekali. Push my limit too hard. Apalah artinya great attitude kalo malah membuat kita berjalan tidak dengan bayangan kita sendiri.
You don't have to be ashame if you want to cry. Just cry. Lot out loud. Konflik itu akan selalu ada. Dan berhasil mengatasinya membuat kita naik satu level.
Dan saya pun kembali bersandar sama kesayangan, yang sudah saya hindari berbulan-bulan ini. Bukannya bilang hanya dia satu-satunya yang mengerti, tapi sesungguhnya sangat menyenangkan bisa berdebat dengannya, tentang hal yang saya yakini dan yang dia yakini (yang sudah pasti tidak akan membuat saya berhenti mendebat 😄😄)
Apa kabar?
Jalan-jalan, ketemu kawan Kemudian saling bertegur sapa Hai. Apa kabar? πΆπ Apa kabar... Saya sudah berbulan-bulan insomnia parah, wala...
-
Saya sih awalnya ngga ngerti apaan itu zsa zsa zsu sampai ngeliatnya pada konteks berpasangan. Oh. Zsa zsa zsu itu artinya GELETAR . ...
-
Jalan-jalan, ketemu kawan Kemudian saling bertegur sapa Hai. Apa kabar? πΆπ Apa kabar... Saya sudah berbulan-bulan insomnia parah, wala...