Tuesday, August 16, 2011

It's not delicious always

Mungkin sebaiknya saya membuat postingan dengan titel : Tuhan, saya mau mati.

Mungkin ngga ya? Tanpa menuai ceramah gratis dan pikiran negatif dari orang yang membacanya. Tidak ada satupun orang di dunia ini yang tidak pernah terbersit ingin mati. Pastilah semua pernah walaupun satu kail, walaupun kemudian bersujud menangis mohon ampunan Allah SWT atas kekhilafan pikiran yang melenceng dan menuruti bisikan syaitonirojim. Tetapi tidak banyak orang yang menuruti nafsu setannya dengan merealisasikan keinginannya untuk mati dengan cara paling dilaknat, bunuh diri. Orang hidup berpikir pendek dengan mengira bunuh diri adalah akhir dari segala penderitaan, tanpa pernah berpikir bahwa itu merupakan awal dari penderitaan yang lebih hebat. Jadi bagaimana bertahan dalam badai kehidupan?

Cerita saya tidak menyenangkan lagi. Saya sadar banget mood mempengaruhi kepribadian seseorang. Jiwa bebas, crunchy dan bahagia, mencerminkan keceriaan dan kekocakan dalam melantunkan dan mensyairkan kata-kata indah dalam cerita melalui jari jemari. Dan pastinya cerita kelam akan menunjukkan bahwa sipendongeng sedang gundah gulana dan tidak bahagia.

Bahagia memiliki konteks yang berbeda bagi setiap orang. Saya baru selesai baca novel karangan novelis Islami, El Shirazy, Bumi Cinta. Saya iri dengan si tokoh rekaan yang kali ini hidupnya lebih mudah daripada Fahri dalam Ayat-Ayat Cinta. Pertolongan Allah SWT semata karena kita meminta kepada-Nya, berprasangka baik kepada-Nya, dan memohon dengan tulus dalam air mata yang berurai. Betapa inginnya setiap manusia memperoleh pertolongan yang sedemikian indah yang hanya bisa diberikan oleh Allah SWT, Dzat yang Maha Penolong. Dalam kesulitan, tidak satupun manusia yang menyebut diri mereka TEMAN atau SAHABAT atau apapun itu yang sanggup menolong, namun atas izin-Nya lah, akan datang orang sebagai perpanjangan tangan dari Yang Maha Mendengar permohonan setiap umat.

Saya membaca status seorang rekan di jejaring sosial, yang mengungkapkan betapa tiada seorangpun yang ada disampingnya saat ia membutuhkan pertolongan. Sama dong...
Pada saat seperti itu, hanya kepada Allah SWT lah kita dapat menoleh, menaikkan kedua tangan dan memohon dengan keikhlasan hati meminta pertolongan. Saat seperti itulah, kita mengingat Sang Khalik tiada pernah meninggalkan kita dalam keadaan bagaimanapun juga.
Saya juga menyimak kultum sore ini, sang ustadz mengatakan betapa nikmat yang kita rasakan terkadang kita ingkari tanpa kita sadari. Bernafas, adalah satu dari nikmat Allah yang nyaris tak tersentuh Alhamdulillah. Coba kalau seandainya kita harus bayar 2 juta per jam untuk bernafas, pasti kuburan lebih banyak dari perumahan sekarang ini soalnya tidak semua orang mampu membayar sedemikian mahal untuk bernafas. Jangan dibandingkan dengan yang perlu tabung oksigen ya.. nikmat Allah datang berupa penyakit itu sih.. dan hanya berharap setiap duri yang menusuk kaki kita akan menghaous dosa-dosa yang sudah kita lakukan...Amien.

Tiga cara Allah SWT mengabulkan permohonan kita :
1. Saat itu juga
2. Saat yang terbaik menurut-Nya
3. Pada saat hidup setelah mati

Kita tidak bakalan bisa tawar menawar dengan yang ini. Hanya bisa berpasrah dan tawakal, berprasangka baik kepadaNya, tak putus memohon kepadaNya. Tinggalkan saja manusia-manusia yang mengaku teman tetapi meninggalkan kita pada saat kita membutuhkan pertolongan. Berpalinglah kepada Allah SWT semata... Hidup tidak selalu enak

Laa illaha illallah

No comments:

Apa kabar?

 Jalan-jalan, ketemu kawan  Kemudian saling bertegur sapa  Hai. Apa kabar?  πŸ˜ΆπŸ’­ Apa kabar... Saya sudah berbulan-bulan insomnia parah, wala...