Saturday, October 13, 2012

Menantimu

Dia punya janji, mencintamu sampai nanti
Aku punya hati,, mencintamu sampai mati...

Aku sedang merindukanmu, apakah kau tahu itu? Saat bulan penuh di atas kepala, aku menggantungkan doa untukmu diantara bintang-bintang. Semoga suatu saat hatimu akan menoleh kepadaku, menyadari bahwa akulah akhir penantianmu.

Aku ingin memelukmu, meraihmu, dan menyembunyikanmu dalam dekapanku. Aku tak akan melepaskanmu pergi, aku janjikan itu padamu. Dan kesabaranku kian menipis, seperti batu yang terus menerus digerus air. Aku sudah menunggumu terlalu lama, nyerinya semakin lama kian terasa nyata.

Aku mencintaimu, karenanya aku selalu merindukanmu. Namun, seperti pertanyaanku yang kubisikkan pada rembulan, apakah kau juga sedang merindukanku?
(Menantimu)

Monday, October 8, 2012

Dalam kantor ......

Saya menginjakkan kaki di depan gerbang kantor, dan seperti biasa, sekuriti menyapa saya dengan manis. Maklum, saya satu-satunya perempuan enak dipandang dikantor ini, karena murah senyum (ngga percaya? mampir sini!)

Langsung ngeluyur masuk ruangan saya yang selalu meriah... dan memang, menemukan kemeriahan seperti biasanya para wanita rumpi berkumpul, nafas yang gak putus-putus, topik yang selalu ap tu det, dan gosip yang selalu bisa dicari.

Riuh menyapa saya yang sudah lama-katanya-gak muncul (kerja ya kerja dong say,bukan pindah ke mall..) mengambil tempat duduk saya, dan melebur dalam keriaan rumpiwati.

Saya suka ruangan saya :D

Ada apa dengan Cinta?

Ini jelas bukan judul film. Maksudnya yang mau saya bahas. Saya hanya ingin ngomongin soal cinta. Perdebatan tentangnya, tuduhan bahwa cinta itu buta, mengapa ada cinta mati...
Ribet amat ya....
Tergantung dari yang memandang cinta dari sudut pandangnya lah.

Waktu itu, ketika saya sedang melemburkan diri di kantor (kerajinan.......) rekan saya, Ms. Y menghambur masuk ruangan dengan wajah sembab. Tadinya ingin menegur main", jadi terdiam. Saya tanya kenapa, dia bilang baru saja memutuskan hubungan.

"Tiga tahun yang tersia-sia, mbak..."

Sia-sia?

Sessorang pernah mengatakan, cinta itu alasan terbaik untuk saling menyakiti. Awalnya saya mengira saya mengerti maksudnya. Tetapi setelah perdebatan di tengah malam buta lewat telepon (yang sampe membuat ayah saya menngedor pintu kamar saya, ternyata saya kelewat bersemangat sampe suara ngawer-ngawer keluar :D) saya mengerti maksud dibalik kalimat yang selalu diucapkan olehnya.

Sakit karena cinta. Kehilangan orang yang dicintai karena cinta. Cinta, cinta, cinta.... (Kayaknya saya mash belum paham bener sih (_ _") )
Tapi melambat saya memahami, karena rasa hati yang diiris merindu, airmata yang berguliran bila melihat dia yang tidak bisa kita harapkan hanya mematri pandangan terhadap kita (lebay? Biar... emang hak vetonya cewe), cinta itu memang selalu mendatangkan rasa sakit. Rasa sakit yang dibuat sendiri.

Cinta memang menjadi topik favorit sepanjang masa sejak awal manusia berbeda kelamin mengenal bahasa cinta. Kasih. Dan bergandengan dengan nafsu. Oh ayolah.... apa yang tabu didunia ini? Dont be that hypocrite.Pertama seorang pria melihat kepada perempuannya, bukan kasih yang ada, tapi nafsu. Keinginan memiliki. Barulah cinta itu merangkak naik ketika bersama, berdua, berbagi mimpi. Kemudian berpisah ketika visi bergelombang dan misi mengabur (eh, maap...). I wish for longlast :)

Kemudian pengorbanan. Pengorbanan cinta itu luar biasa. Metode pemanfaatan terselubung. Realistislah... apapun akan kita lakukan demi orang yang kita cintai. Omong kosong kalau bilang tidak ada pemanfaatan dalam suatu hubungan. Hanya sifatnya ada yang bright, ada yang blur. Penyangkalan terarah.
Dari manfaat anter jemput, tuker pinjem barang, beliin pulsa, bayarin makan, hayo! Siapa yang pacaran TIDAK pernah melakukan setidaknya 1 dari mensyen yang saya sebutkan? Jadi, berhenti bilang tidak memanfaatkan, atau melihat pemanfaatan yang nyata berkata "cowo itu cuma manfaatin cewenya" atau sebaliknya. Kita sama, cuy.

Lalu cinta berbeda status. Berbeda level. Berbeda genre. Mereka mengaku beragama, tetapi masih melakukan pengkotakan strata??? Puh-leazeeeeee....
Apa hebatnya shalih, tetapi masih memandang manusia lain dari sudut pandangan perspektif? Sungguh cinta itu tidak universal seperti apa yang selalu digembar gemborkan. Cinta itu cuma label. Cuma titel. Cuma judul. (sama aja....)

Sakit.

Sudah cinta menyakiti, tambahan lagi disakiti dari luar pandangan seperti itu, jangan jadi penyesalan seperti epik cinta Romeo & Juliet. Saya suka, romantis, keren... tapi norak. Seharusnya tidak perlu ada hal" seperti itu, kalu memang besar hati mengakui cinta itu murni. Seperti kasih sayang seorang ibu sampai kapanpun. Jadi cinta ibu yang murni? Pacarin ibumu! (<-- pernyataan goblog absurd)

Berani mencinta, berani sakit.

Resiko. Tidak ada tawar menawar. Namun yang pasti, berani mencinta, berani berkorban demi cinta. Pikirkanlah dengan hati yang bahagia, tanpa ternoda prasangka. Jadikan cintamu itu tulus dan ikhlas. Seperti cinta pencipta-Mu padamu, yang menjadikanmu menemukan belahan jiwamu.

Saya juga mau bilang pada kekasih saya, bahwa saya mencintai kamu dengan apa adanya dirimu cinta...




Wednesday, October 3, 2012

There is something about Jude

Talkative. Active. Multitasking. Thinker. Problem solver. Nice hearer. Tarot Reader. Loveable. Sometimes annoying. Impatient. Selfish. Devote. Not simple as it look. Temper. Fast speaker. Skill jumper. Imaginer. Sexy. Untouchable (inside meaning). Quick learner. Witch. Bitch. Beautiful.

Masih banyak yang bisa tuliskan untuk menggambarkan siapa Jude itu. Tapi mostly, Jude itu suffer keeper. Masokis. Suka menyakiti diri sendiri dengan menikmati setiap penderitaan yang diterimanya, ditelannya, tanpa mampu diungkapkan kata-kata. Akibatnya, banyak sekali kesalahpahaman ditimbulkan dari sini, yang berujung "derita lu"

Ketidakmampuan komunikasi negatif tadi juga membuat pandangan yang salah dari orang", yang dikiranya saya ini tidak ada beban dalam hidup. Ya ampun....

Hidup itu indah. Kalau kita melihatnya indah. Akan sulit, bila kita juga melihatnya sulit. Jalanin? Klise, tapi itulah satu-satunya cara,

Khianat

Pengkhianat itu akan ditandai pada hari akhir.

Pengkhianatan macam apa yg mendapatkan ganjaran seperti itu? Saya rasa segala bentuk pengkhianatan. Tapi perspepsi keillahian dengan persepsi manusia kan beda ya? Pada saat kita memalingkan muka sejenak mengabaikan rasa sakit yang mungkin kita terima, dan kemudian menerima uluran belas kasih seseorang yang seakan-akan ingin menyembuhkan luka hati?

Oh, jangan coba-coba, ladies!

Jangan mencoba sesuatu yang akan membuatmu menyesalinya setelah kesenangan sesaat. Lebih baik selesaikan dulu, luruskan benang kusutmu sebelum bermain mata dengan yang lain. Karena khianat, bukan hal yang mudah dimaafkan, bukan hal yang mudah dilupakan.

Pengkhianatan tidak hanya berpadu dalam fisik, tapi lebih menyakitkan dalam hati. Inginkah dirimu dikhianati kekasihmu walau dalam hati saja? Jangan budayakan pengertian perempuan Indonesia yang halus lembut, nrimo dan apa adanya. Buat kekasihmu mencintai kamu apa adanya dirimu dan kasihmu. Buat kekasihmu menghargaimu dengan pengertian tanpa syarat yang kamu berikan. Jangan nodai dengan khianat sekerlip mata.

Yakinkan pencipta-Mu ada dalam diri orang yang kamu cinta, sehingga khianat tidak akan ada melintas di haru biru kasih sayangmu.

Dan berkumpullah yang terserak dari keduanya untuk menuju berkah Allah.

Tuesday, September 18, 2012

Aku Ingin Mencintaimu dengan Sederhana

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Saturday, September 15, 2012

God's motivation for a Good ways

Selama ini saya selalu bertanya dalam hati, kemana mencari kekhusyukan bila ingin berbicara dengan Allah. Kemana saya harus mencari perlindungan karena makin lama makin merasa betapa kering saya rasakan dalam jiwa. Saya tidak bisa meneteskan airmata sebagaimana mereka yang selalu memohon ampun dan ridho-Nya. Saya hanya bisa merasakan hati saya yang semakin mengeras karena berusaha menabahkan diri apabila memang tiada yang dapat menolong saya dalam segala kesulitan hidup.

Namun kemudian, dalam perasaan yang tidak menentu oleh rasa khawatir, takut, putus asa, atasan saya memerintahkan saya untuk mengikuti training. Saya langsung menyanggupinya. Saya ini menjauh dari kebisingan dan hawa negatif yg mempengaruhi saya. Dan ternyata inilah yang saya cari selama ini.

Dalam setiap sujud, berdoa dan berusaha menitikkan airmata, memohon berkah-Nya akan jalan yang terang dan cahaya dalam kegelapan jiwa, Allah menunjukkan jalan. Melihat keluar semesta, semakin jauh, dan jauh... melayang di angkasa yang gelap dan luas, menatap titik-titik bintang dan bahkan bumiku kian hilang ketika saya terbang menjauh... Semakin jauh dan jauhh.... batin saya menjerit ketakutan. Dimana batasnya??? Dimana ujungnya?????
Bahwa Allah sebesar itu, tetap memeluk kita yang bahkan menafikkannya... Allah-ku..

Airmata saya tdak bisa berhenti mengalir, menyadari keikhlasan yang kurang ikhlas saya hadirkan. Bahwa kesombongan sudah membalut titik hati saya, membelenggu suara hati saya yang menjerit memanggil saya, mengajak saya berdzikir menyebut nama-Nya dalam setiap suka dan lara. Hati saya menangis mendoakan saya menghapus awan gelap yang menyelimuti hati sehingga saya tidak merasakan denyut dan getar takbirnya.
Allah-ku, betapa aku sombong tidak menyadari bahkan sel-sel tubuhkupun menjerit, berthawaf, bertakbir, menyerukan nama-Mu.

Saya tersungkur dalam sujud mohon ampunan-Nya. Saya terlalu jauh melangkah dalam pencarian saya, tanpa menyadari bahwa Dia memeluk saya selalu....

Begitu merindukan Allah-ku. Saya mampu mencinta kembali, tersenyum... karena mengetahui, bahwa saya sangat dicintai oleh-Nya. Betapa kerinduan akan Dia dan kekasih-Nya Rasulullah SAW terjawab, dan gapaian tangan saya ada arahnya.

Banyak hal yang bisa saya dapatkan selama 5 hari pencarian jati diri saya itu. Rasanya seperti terlahir kembali, dengan motivasi baru menghadapi hidup. Bahwa malulah saya mengeluh sementara Allah tidak pernah mengeluh mendampingi kita bahkan saat kita jauh darinya. Saya jatuh cinta lagi :)

Kini, saya bisa mantap melangkah tanpa takut apapun, kecuali dicampakkan oleh Allah.... 

Tuesday, September 4, 2012

Setia

Pernah ya curcol dengan title ini? Kayaknya iya. Bukan kekurangan kata-kata, hanya saja paling jauh galau hati itu menyangkut seputar setia, setia, setia. Setiap tikungan ada.

Nista buat mereka yang tidak setia. Haram buat mereka yang doyan sepik sana sepik sini modus sana modus sini kode sana kode sini...(yang masih punya perbendaharaan kata-kata silahkan pikirkan sendiri). Bahasa Indonesia paling menarik ya, banyak sekali koleksi dan bertambah setiap harinya, ketimbang bahasa lain didunia ini #intermezzo #abaikan

Setia jaman dulu dengan jaman sekarang juga beda beuuddhhh... Dulu, kesetiaan itu diukur dengan seorang perempuan yang kehilangan pasangan hidupnya, bertahan untuk melaksanakan amanah terakhir sang belahan jiwa untuk menyelesaikan tugas mereka menghantarkan buah cinta mereka menggapai gerbang kemandirian dan kesuksesan. 
Atau sudah berjanji akan menjalani hidup berdedikasi satu sama lain, kemudian sang dara menanti sang arjuna yang menyelesaikan tugas sebelum kembali untuk menghabiskan hidup bersama. 
Sementara setia jaman sekarang adalah, sesegera mungkin mencari belahan hati lain yang 'tercecer' selain apa yang pernah mampir dalam hidup. Atau yang beristilah sekarang LDR (Lelah Dilanda Rindu, Long Distance Relationship, Lari Dari Realiti > ecieeehhhhhh), mulai kasak kusuk mencari selimut hati yang lain, lelaki cadangan, gituuhh..

Menjalani hubungan dengan komitmen kesetiaan sebenarnya bukan hanya untuk mereka yang sudah terikat dalam ijab qobul, tetapi pada saat kita berkomitmen untuk menjalani hubungan ke arah sana pun, meteran kesetiaan sudah mulai dijalankan. Komitmen bukan berarti sudah pasti pria dan wanita itu langgeng hingga tali pernikahan. Komitmen itu berarti memegang janji. Takut komitmen berarti tidak berani memegang janji. Jadi komitmen tu ada dari awal menjalin hubungan, bukan pada saat memutuskan menjadikan pasangannya sebagai belahan jiwanya, pendamping hidupnya.

Setia itu, menerima apa adanya orang yang sudah dipilih, mendukung apa yang dilakukan, walau salah tapi tegurlah di belakang, ingatkan kesalahannya, dengarkan keluhannya, buka pelukmu sebagai pelabuhannya. Rasa nyaman akan memelihara cinta yang sudah tercipta dari pandangan pertama. Rasa sayang akan tumbuh berkembang berpacu dengan waktu karena kasih dan setia pasangan yang tanpa syarat terus menemani, berharap hingga akhir hayat.

Cinta itu perlu sampai kapanpun, berdampingan dengan elemen-elemen lainnya dalam memelihara suatu hubungan. Satu persatu bisa terlewat seiring dengan waktu, tapi setia..? :)

Thursday, August 30, 2012

Sakit, Perih, Tanya Hati

Tiga koleksi mewek ini memang sedang mendominasi playlist saya di mp3. Sedang banyak bertanya pada diri, pantaskah mendapatkan apa yang sekarang sedang saya dapatkan? Pantaskah kekecewaan dan airmata untuk urusan itu mendominasi hidup saya lagi?

Jawabnya jelas tidak. I live my life struggle like a bear and hoping everything goes great and better for next chapter of my life. I sud no worries anymore about that. 

So next list on my playlist sud be Karena Kusanggup

Wednesday, August 15, 2012

Renungan cinta

Ketika kita kehilangan separuh hati kita, sangat terasa efek yang ditinggalkannya. Bingung, penyangkalan, senyum kenangan, airmata kesedihan, kegamangan...

Ketika  cinta direnggut dari diri kita, walau karena kesalahan yang kita lakukan sendiri, tetap saja membuat sayap patah berlumuran darah dan airmata yang terkulai disisi. Pada saat menatap dari atas tebing dan merintih, bertanya kenapa kita tidak bisa membuat orang yang kita cintai dan sayangi dengan sepenuh hati bahagia? Kenapa pengorbanan yang kita lakukan lenyap begitu saja tergantikan oleh kebencian?
Kenapa begitu mudahnya membenci orang yang kita cintai? 

Pedih menyadari, kita begitu dekatnya namun juga begitu jauhnya. Seharusnya, cinta itu penghormatan, cinta itu pengabdian, cinta itu pengorbanan, cinta itu kebersamaan, cinta itu keabadian...
Pedih menyadari, kita tidak mampu menolong orang yang kita cintai, yang teriakan kesakitan dalam diamnya bergema dalam jiwa kita. Mengapa justru tercipta jarak, pada saat seharusnya kita adalah orang yang harus memeluknya?

Cinta itu alasan terbaik untuk saling menyakiti, tapi perlukah rasa sakit itu dicari-cari? 
Tidak ada keikhlasan dalam hidup ini, karena hati yang terluka parah dan terkapar dalam carut marutnya, tercabik oleh goresan benci, masih menangisi kehilangannya sampai akhir nanti.

Cinta dan benci, sungguh tipis tabir pembatasnya, realita cinta tidak bisa disandingkan dengan logika, hidup dengan jiwa kosong, melangkah dengan pandangan hampa, menapaki kesakitan, meneriaki nasib.... mengejar bayangan semu

Wednesday, August 8, 2012

Apa ya..?

Bukan tanpa makna titel entri yang saya buat itu... Memang kata-kata "Apa, ya?" itu bisa menjadi makna yang beragam tergantung bagaimana cara kita menyikapinya, atau pertanyaan macam apa yang kita lontarkan.

Awal muasal cerita di entri ini adalah dengan melihat betapa banyaknya manusia menggalau di jejaring sosial, dan mungkin juga status BBM (secara saya pengguna, ya...)
Stres dan depresi mewarnai tiap lembaran halaman, bahkan itu terangkat pula dalam obrolan nyata sehari-hari. Seperti yang selalu saya simak dari balik kubikel saya di kantor, menatap tiap kolega yang berkumpul sambil bercerita macam hal yang sebenarnya sudah menjadi makanan sehari-hari.

Bahasan kali ini adalah, bahwa tahun ini saya telat mudik lagi. Telat? Why? Saya terpaksa menyusul pada lebaran hari kedua, karena kantor kembali menjadi tuan rumah untuk halal bi halal para bos besar. Taun ini padahal saya sudah bertekad untuk mengajukan cuti, dihantui kesepian yang saya lewati ketika berlebaran tahun kemarin. Sunyi dan tolol, menurut saya. Merasa bodoh... 
Sedihnya lebaran sendirian itu menjadi momok yang mengerikan, melemparkan pada kenyataan semasam-masamnya kita bersama keluarga, itu paling penting #CATET
Tapi kegilaan di kantor melemparkan saya pada kenyataan, lebih baik saya yang mengalah, ini tugas... tugas, sodara-sodara!! Sesuai dengan perjanjian yang saya tanda tangani beberapa tahun silam ketika saya melengkapi berkas persyaratan bagi yang lulus pegawai negeri. Jadi ya, baiklah..... dengan soknya legowo saya tutup kuping lagi lah terhadap komen miring.

Apa ya? Yang bakal diberikan tahun ini kepada saya sebagai kejutan selanjutnya? Hidup saya begitu penuh dengan kembang api membuat saya jadi bertanya-tanya, kuatkah saya menghadapi segalanya? Allah memang tidak memberikan cobaan melebihi kemampuan umat-Nya, tapi se-wonder woman itukah saya?
Bahkan kekuatan diripun ternyata tak terukur luar biasanya....

Apa kabar?

 Jalan-jalan, ketemu kawan  Kemudian saling bertegur sapa  Hai. Apa kabar?  πŸ˜ΆπŸ’­ Apa kabar... Saya sudah berbulan-bulan insomnia parah, wala...