Tuesday, June 10, 2014

Cinta Sejati

Kalo denger kata-kata seperti judul diatas, pasti deh pikiran langsung ke happily ever after ala ala Cinderella, gitu. Ketemu pangeran tampan dan bahagia untuk selamanya.

Gak ada selamanya itu! Hih.

Ah, maaf, agak sensitif... :p
Pokoknya kisah dongeng percintaan akan lewat di dalam benak jika mendengar kata Cinta Sejati. Biasanya yang luluh lantak melting gak keruan ya perempuan. Karena terlahir romantis, dan kebanyakan dicekokin serita dongeng sejak masih kecil. Makanya perempuan disebut cepet dewasa ketimbang pria, ya karena udah diperlihatkan film kartun penuh cinta dari umur belum ngerti apa itu cinta sejati.

Okeks.

Anak gen 90'an tau dooong sama film Cinderella, Snow White, Little Mermaid... Sleeping Beauty? Semua ngajarin bagaimana perempuan bertemu dengan pangerannya. Cinta sejatinya. Trus di film-film itu juga ada penjahatnya. Dari ibu tiri yang kejam, sampe nenek sihir. Tapi kemudian, seiring dengan logika yang meranggas (bahasa gue..... keras amat idupnya ya --, ) orang mulai belajar berfikir dari dua sisi.

Kenapa sih penjahatnya jadi jahat?

Sebenernya juga, pertanyaan ini udah kelontar dari jaman ekek kecil duken (yaolo bahasa gueee.... maap ya...). Cuma, di-cu-ek-in. Nah. Para mama menolak menjawab pertanyaan yang bakalan menghancurkan mimpi anak-anak perempuan. Anak-anak perempuan pemimpi lainnya juga ngga mau mikirin kenapa penjahatnya jadi jahat. Karena jahat ya jahat. Titik.

Barangkali dengan pola perkembangan dan juga asas praduga tak bersalah, karena ini juga menyangkut HAM, sekarang para penulis dongeng mulai memikirkan, kenapa penjahat menjadi jahat? Dan benarkan cinta sejati itu ada antara putri dan pangeran (saja)?

Tonton Maleficent.

Yang ngaku anak gen 90'an, tau banget siapa Maleficent itu. Apalagi kalo udah nonton versi jadulnya Sleeping Beauty-nya raja kartun Walt Disney. Itu tontonan gw sejak jaman masih pake popok. Sampe sekarang. Dari demen ceritanya, lagunya sampe Pangeran Phillipnya yang sungguh beraksen linggis itu....
Tapi, Maleficent, yang diperankan Angelina Jolie (kembaran saya.... :*) sungguh menghadirkan sisi lain villain yang romantis. Dikhianati oleh Stefan, yang mengaku cinta sejatinya, memberi ciuman khayalan, yang kemudian menjualnya demi tahta dan putri raja. Pengkhianatan Stefan yang memotong sayap Maleficent untuk dipersembahkan kepada raja yag sekarat agar dia diangkat menjadi raja, membekukan hati Maleficent yang tadinya penuh kasih dan percaya akan cinta sejati. Yang mendorongnya mengutuk Aurora, putri Stefan, yang akan mati pada usia 16 tahun sebelum matahari terbenam, karena tertusuk jarum pemintal.

Disini serunya melihat seorang peri yang terluka. Sama aja dengan perempuan yang patah hati, dan mengutuk hidup pria yang (pernah) dicintainya, untuk menderita. Perempuan mana yang gak pernah ngutuk mantan, hayo???
Biar kata Stefan nyembah-nyembah, Maleficent gak peduli. Mati aja lo! Anak lo sekalian! (dan kemudian gw bersyukur ini bukan sinetron Indonesia.... dan awas aja kalo ditiru!)
Akibat dari kutukan Maleficent, Stefan memerintahkan untuk menyembunyikan Aurora sampai sehari setelah ulangtahun ke 16nya, dan membakar semua alat pemintal yang ada di negri itu.

Kalo versi kartun, 3 peri baik hati yang membesarkan Aurora jauh didalam hutan supaya gak ketauan Maleficent yang pengen banget liat Aurora mati. Tapi, versi Maleficent beda. 3 peri baik hati yang disuruh ngejaga Aurora sungguh bahlool. Yang ada, ujung-ujungnya yang ngejagain Aurora sampe besar itu malah Maleficent sama gagaknya.

Sisi humanis dan penuh perasaan perempuan dalam diri Maleficent biar kata sekejem alaihim, tetep ada disamping Aurora yang dipanggilnya Beastie (monster. Tapi sama pengucapannya dengan Bestie ya? Sahabat....) sampe Aurora nyebut dia Fairy Godmother. Peri Pelindung.
Kemana-mana dikintilin Aurora, yang tetep aja penuh senyum walo dijudesin, bikin Maleficent luluh. Kaannn.... penjahat juga punya hati... Tapi dia ngga kuasa narik kutukannya. Akibat kemarahan dan dendam, Maleficent ngelempar kutukan ngga nanggung-nanggung, sampe gak ada satu pun kuasa di Bumi yang bisa ngilanginnya. Nyesel deh. Emosi itu memang selalu mengundang penyesalan.

Aurora memang ketemu pangeran Phillip, yang dua-duanya sama-sama terpesona pada pandangan pertama. Akibat ketusuk jarum pemintal, Aurora jatuh tidur. Maleficent sampe nyulik Phillip buat dibawa ke istana, ngebangunin Aurora. Kalo di versi kartun kan Phillip diculik buat diumpetin supaya ngga bisa nyari Aurora yang tidur dan ngebanguninnya. 
Tapi, walaupun Phillip nyium Aurora, Aurora ngga bangun. Beda dengan film kartunnya. Malah Maleficent yang menyesal banget sudah bikin Aurora begitu, trus nyium keningnya, Auroranya malah bangun.

Maleficent bilang, cinta sejati itu ngga ada. Karena dia dikhianati Stefan. Tapi cinta sejati itu pun ngga melulu urusan perasaan antara perempuan dan prianya, tapi kasih sayang yang paling mendasar dari semua jenis kasih sayang dimuka bumi ini, antara ibu dan anak. Ngga mesti sedarah pula.

Gw terharu nonton ini. 

Cinta sejati, terasa pas melukin Bunazeer. Aden ngga mau lagi dipeluk-peluk, katanya udah gede. Tapi tetep aja, impian untuk berpelukan dengan orang yang terkasih dan bergandengan tangan sampe rambut memutih, itupun jadi impian perempuan sampai kapanpun.

Cinta sejati, sejatinya ngga bisa diukur dengan pandangan pertama, atau kasih mahsyuk pria dan perempuannya. Tapi kasih antara dua orang yang benar-benar saling mengasihi sehingga hati saling terpaut satu sama lain. Apakah itu orang tua - anak, kekasih, atau.... sahabat. :)

No comments:

Apa kabar?

 Jalan-jalan, ketemu kawan  Kemudian saling bertegur sapa  Hai. Apa kabar?  πŸ˜ΆπŸ’­ Apa kabar... Saya sudah berbulan-bulan insomnia parah, wala...