Thursday, June 14, 2012

Selalu Denganmu

Everyone told me to move on.

Menunggu, bagi seorang perempuan, adalah sesuatu yang sangat menakutkan. Usia yg menggerogoti menjadi alasan yang selalu dikedepankan ketika seorang perempuan memberikan batasan penantiannya, apalagi untuk menanti sang belahan jiwa.
Saya bisa mengerti apabila seorang perempuan memiliki ketakutan seperti itu. Batas kadaluwarsa kualitasnya sebagai perempuan sehat yang bisa menghadirkan keturunan menjadi alasan kuat. Terutama keleluasaan pria dalam memilih perempuan yang diinginkannya, mungkin lebih muda, kencang, cantik bahkan bisa memberikan keturunan sebanyak yang diinginkan.

Semua bertanya-tanya, bagaimana ketakutan seorang pria terhadap hubungan dengan belahan jiwanya?

Saya mencoba untuk memahami, perasaan yang tersimpan dalam diri seorang pria. Tidak, bukan pemahaman terhadap mengapa mereka sanggup semena-mena terhadap perempuan yang katanya mereka cintai. Sanggup membuat perempuan mereka menunggu tanpa kabar berita, sanggup membuat perempuan mereka menangis dalam penantian.

Menanti.

Kesetiaan seorang perempuan diukur dari penantian yang dilakukannya. Entah seberapa lama penantian itu, perempuan harus menunggu sampai pria mereka kembali dari belayarnya.
Saya pernah membaca legenda sebuah tebing yang diberi nama Tebing Penantian. Seorang perempuan berubah menjadi batu karena lama menanti kekasihnya kembali dari pelayarannya, tanpa mengetahui bahwa sebenarnya sang kekasih telah lama tiada karena kapalnya tenggelam tergulung ombak. Begitu setianya ia menanti di tebing. Okelah kalau memang ternyata ini kisah romantis, lalu bagaimana si perempuan menanti sementara sang kekasih tengah bergulung dalam nikmatnya kehangatan perempuan lain yang dinikahinya dan memberikan keluarga di dermaga lain?

"Seharusnya kalau saya tidak pulang dalam waktu selama itu, dia mencari pria lain!"

Alasan klise.

Kembali ke hidup kita sebagai seorang perempuan. Menanti punya batas waktu. Expired date yang harus ditegaskan. Tapi ketika cinta mengendap dalam hati, bahkan seribu tahunpun akan menanti. Siapa yang bisa menyuruhnya untuk move on?

Selalu denganmu, walau dalam hati saja. Hati wanita yang lebih dalam dari samudra, mampu menyembunyikan kegelapan kesetiaannya yang tak berujung. 
For years that i will spend for waiting, i will do that. Hargailah perempuanmu...

No comments:

Apa kabar?

 Jalan-jalan, ketemu kawan  Kemudian saling bertegur sapa  Hai. Apa kabar?  πŸ˜ΆπŸ’­ Apa kabar... Saya sudah berbulan-bulan insomnia parah, wala...