Tuesday, July 2, 2013

La Vita E Bella

Saya sedang merana. 
Bagaimana tidak merana? Saat sedang membutuhkan segala energi positif untuk merefresh diri sendiri, menyemangati yang tercinta, kekasih hati malah bertingkah. Dari berusaha brengsek sebrengsek-brengseknya, sampe mellow metal semetal-metalnya. Kadang saya bisa bertahan, kadang luruh dalam tangisan panjang. Hati ini sungguh luar biasa. Sang Pencipta sungguh tiada terkata kebesaran-Nya. Mampu membuat hati yang sedemikan kecilnya mampu menampung problema hidup sebesar apapun, dari kemampuan tampung manusia.

Ngelus dada aja, kalo kata nenek dulu. .___.

Cinta itu memang juga luar biasa besar daya tampungnya. Betapa masih mampu membagikan kasih ditengah dera dilema permasalahan pribadi. Maka nikmat mana lagi yang kamu ingkari? *hadeh...kembali ke topik* *selfkeplak*

Kemarin kumpul sama rekan-rekan dari mantan radio dimana saya sempet menjabat jadi Program Director-nya. Mereka rindu saya, katanya. :)
Rindu omelan saya, rindu kreativitas saya, rindu airmata saya... Rindu keseluruhan dari saya. Saya cuma senyum. Kurang baik apa sih saya sama orang, sampai sahabat saya pernah berkata ingin menjitak saya karena kebaikan hati saya ini ngga nanggung sampe orang bisa menginjak kepala saya. Boleh sih, tapi tanggung resiko kalo saya ngga senang dengan apa yang orang lakukan pada saya. Pahit hati saya, pahit pula lidah saya.
Mereka menanyakan kabar, dan bagaimanakah saya yang sekarang menanggung beban hati yang mengharu biru.

Cinta.

Cintailah hidupmu. Saat kamu mencintai hidupmu sendiri, otomatis kamu memiliki cinta yang berlimpah ruah untuk kamu bisa bagikan kepada hidup orang lain. Itulah yang menyebabkan saya mudah jatuh hati pada siapapun. Saya jatuh hati pada keluarga manis milik kekasih hati saya. Pada ibunya, pada adik-adiknya yang luar biasa. Saya jatuh hati pada kekuatan jiwa salah seorang rekan saya, yang kalo dibilang orang sih klemak klemek. Saya jatuh hati pada dua buah hati saya ketika mereka hadir kedunia ini, dan senyum bandel mereka masih trade mark saya-hahahahahhaa, itu jiplakan total muka saya di muka mereka :')

Sulit memang menjaga supaya kita tidak melukai hati orang lain. Yang bisa kita lakukan hanya menjalani dengan baik, dan meminta maaf saat kita merasa melukai hati orang lain. Jika ita tidak menyadari telah melukai hati orang lain, balaslah dengan mencintai hidupmu lebih dari apapun, itu akan menyembuhkan luka-luka yang terlanjur tersebar.

Hidup ini indah. Tapi keindahannya fana. Sang Khalik mampu mencabutnya kapan saja Ia mau, dan memindahkan kita ke zona kehidupan abadi tanpa batas. Jika kamu tidak mampu mencintai hidupmu sendiri, bagaimana kamu mampu mencintai jalan hidup yang Ia buat untukmu? Bagaimana kamu mampu mencintai orang lain di dunia ini?


Wednesday, June 26, 2013

-males dijudulin-

Kadang meluapkan isi pikiran ngga perlu dijudulin kali ya.. Karena kadang isi kepala lebih ruwet drpd isi perut laptop. Atau isi hati perempuan -___-

Seperti kebiasaan saya yang sudah berlangsung hampir seumur hidup saya, mikir sendiri, ngomong sendiri, memecahkan masalah saya sendiri. Ya sendirian juga ngga sih.. Pastinya yang memiliki saya ini pun turut membantu saya dalam mengembangkan pemikiran-pemikiran yang keluar menjadi ide-ide kreatif. Allah SWT.

Pertama, saya berpikir saya tidak peduli.

Bukan karena apa. Saya cape memikirkan kemauan-kemauan orang lain dan melaksanakannya tanpa ada wujud terima kasih, minimal dari sikap terhadap apa yang sudah saya lakukan. Alih-alih, saya malah dipersalahkan atas apa yg mereka terima sebagai imbalan dari apa yang mereka lakukan. Membuat saya down, dan kehilangan kekerenan saya pastinya. Yang terkasih saya menghibur saya dengan mengatakan, kamu Gemini yang ngga pantes jadi bos. Oke, fain, saya gak tau itu hiburan atau hinaan, yang jelas antara lega dan sebal mendengarnya. Saya butuh orang yang meu mengatakan hal sebenarnya yang melintas di kepala mereka ketika melihat saya.
Saya emang ngga pantes jadi bos, karena saya bertahan di daerah abu-abu saya. Saya ini bos. Harusnya saya pegang peraturan pertama, bahwa bos selalu benar. Jika bos salah, lihat pasal satu. Semua kebijakan tetap saya yang pegang dengan mendengarkan pendapat dari staf saya. Kenapa saya harus takut?

-derajat kekerenan naik 1-

Kedua, saya berpikir saya muak mengalah.
Yang terkasih saya bukanlah pria yang punya kekerasan hati menuju positif. Tapi banyakan negatifnya, bahka saya kadang kena sabet cetarannya :')
Namun, dengan perasaan yang dianugrahkan Allah kepada saya untuknya, membuat saya memperoleh hikmah selanjutnya dari kerapuhan mental yang terkasihnya saya ini. Bahwa saya muak mengalah. Saya menolak menyerah. Dan saya yakin saya kuat berdiri diatas tungkai kaki saya, walaupun semua orang bakalan bilang saya mau menang sendiri. Saya bukan tipe perempuan pengikut arus. Saya benci arus yang menyesatkan, dan di masa kini, rata-rata sungai itu menyesatkan. Saya tidak mau tenggelam dalam pusaran kebodohan yang kemudian akan disesali. Jika mau menyesal, setidaknya jangan karena tidak mencoba.

- Derajat kekerenan naek 4-

Ketiga, saya berpikir untuk mengatakan apa yang saya pikirkan.
Dalam mempertahankan pendapat, kecenderungan orang bergerombol di satu pihak, demi mendapatkan dukungan, walaupun kadang ngga sesuai dengan apa yang diinginkan. Kamu adalah kamu. Unik karena Allah menciptakanmu dengan rupa dan sifat begitu berbeda satu sama lainnya. Berarti apa yang kamu pikirkan pun berbeda. Kenapa harus memaksakan sama dengan orang lain? Mengapa tidak mengatakan apa yang kamu inginkan? Kita butuh orang lain untuk hidup, orang lainpun sama. Kita harus mendengarkan pendapat orang lain, mengapa kita tidak didengarkan? Pertahankan apa yang benar, namun tetap mempertimbangkan baik-buruknya bagi perkembangan selanjutnya.

- Derajat kekerenan melejit 10-

So? Menjadi diri sendiri mudah. Pikir, telaah, lakukan.
Dan saya sudah sangat keren, at least for my self <3 p="">
Pikiran saya sangat indah.... ~

Friday, May 31, 2013

In memoriam

Waktu tidak pernah meminta lebih ketika sudah waktunya ia berhenti berdetak dalam keabadian. Manusia biasapun tak kuasa menahankan langkah ketika sang maut mengajaknya berkelana menembus ruang dan waktu yg terhenti dan membentangkan jalan panjang tak berujung menuju peluk sang Pencipta.


Delapan april duaributigabelas, waktu membeku didunia adik bungsuku, Nia Indranee Iramadha. Tanpa kata, tanpa pesan. Hanya tawa sehari sebelumnya yang membekas dalam ingatan semu di ketidakpercayaan. Tangis pun tak didengar lagi olehnya yang sudah menggenggam abadi. Panggilan tak didengar lagi olehnya yang sudah menatap cahaya.

Terpukul karena hal yang bagi kami terlampau tiba-tiba itu, tiada berguna. Tidak ada tiba-tiba, sang pengukur waktu sudah memastikan jalannya alur. Arus yang tidak terelakkan. Cinta yang lebih abadi. Hitungan yang pas bagi penguasa kehidupan. Daunnya sudah gugur.
Mencintaimu, adikku, fana didunia ini. Menahan jejakmu disinipun terlampau menyedihkan. Bahagiamu tampak jelas sekarang, ketika aku memimpikanmu. Melihatmu tersenyum menanggapi bincangku. Menemaniku dalam sedihku. Mengatakan aku pasti baik-baik saja.
Mengingatmu dalam bayang senja. Ketika hati ini terluka. Ketika airmata sia-sia. Kamu mengingatkanku bahwa waktu itu berputar terlampau cepat sehingga kita terlena. Kasih sayangmu nyata dalam tidur panjangmu. Cintamu abadi dalam ketidakabadian.

Tidurlah yg tenang, adikku sayang. Allah menjagamu sampai saatnya bersama lagi. 
Aku merindukanmu.

Monday, March 4, 2013

Bertahan sampai nan(ma)ti

Entri bodoh dengan titel bodoh.

Bodohnya sudah berurat akar dari dulu kala hingga kini. Memang belum bisa dikategorikan kegilaan pasca berpisah, tapi mimpi-mimpi buruk yang menciptakan kekeruhan raut muka dan penebalan kantung mata yang nyaris permanen ini membuat saya terkadang masih menangis sedih menyadari perasaan yang dalam berurat akar padanya.

Bodoh.

Itu kata sahabat saya. Ya. Cinta memang bodoh. Banyak kebodohan yang dilakukan pada saat kita sedang jatuh cinta. Pun ketika hati patah karena cinta.

Saya mungkin termasuk tipe perempuan yang reaksinya amat sangat lambat terhadap shock. Pertamanya diam. Hidup berjalan seperti biasanya. Tapi bergerak seperti robot. Otot wajah yang sudah terlatih untuk tersenyum, tertawa, sesuai dengan kondisi dimana berada. But eyes don't lie. Kosong. Kayak ikan mati. Dan kemudian, reaksi luka dalam mulai meranggaskan tubuh dari dalam. Luyuh, kuyu dan pucat. Waktu benar-benar termanfaatkan dg baik karena kerja tanpa mengenal waktu dan tempat. Semua demi mengalihkan rasa luka dan kenyataan.

Makin pedih bila merasa hampa karena tidak mengetahui apapun lagi tentang dia. Hanya menggunakan mata hati untuk merasakan apa yang dia rasakan, dia inginkan, mendoakan.

Jadi males banget membenarkan komentar Chu Patkay, bahwa Cinta itu deritanya tiada akhir. Karena memang benar....

Sedekah Simpel

Banyak orang yang tidak memahami arti sedekah. Ya termasuk saya sebelumnya sih. Taunya saya, sedekah itu seikhlasnya, dan pas lagi ada duit. Tapi seiring waktu saya mengerti, kalo sedekah itu ngga cuma waktu kita pegang duit, dalam bentuk rasa syukur jadinya berbagi, bahkan dalam keadaan kita sedang sempit (baca : dibawah garis limit kebokek-an) kita pun dianjurkan bersedekah. Walo rasanya pengen nangis mikirin ngga punya duit. :(

Beberapa hari ini saya mengikuti perkembangan dari kejadian banjir di beberapa kota. Kok luas. Ya sebagai riviu aja. Kata mereka yang memahami, ini adalah siklus 5 tahunan. Jadi ya, untuk daerah-daerah rawan banjir, pastinya hal ini sudah diperkirakan dan dipersiapkan untuk logistik bantuan, karena melakukan pencegahan, sulit untuk dimungkinkan. 

Siapa yg bisa mengelakkan musibah, terutama bila alam sudah murka akibat ketamakan manusia? Gak ada. Mau miskin atau kaya, sehat atau sakit, pembersihan akan dilakukan, dalam bentuk bencana alam. Pada saat itu terjadi, tawakkal hanya satu-satunya jalan yg harus kita lakukan. Berpasrah dan bertobat pada Yang Maha Kuasa.

Dan kitapun, sebagai umat yang beriman, sepatutnya membantu saudara kita yang kesulitan, sekalipun kita sendiri tengah didera kesulitan yang sama. Meringankan beban orang yang tengah terkena musibah itu justru melapangkan hati kita yang juga tengah kisruh karena persoalan maupun musibah yg sama.

Jangan berpikir "Saya juga sedag kena musibah", pada saat org disekitar kitaun memerlukan bantuan. Uluran tangan sekecil apapun sangat berharga bagi mereka yang membutuhkan.

Bersedekah itu simpel, saudaraku. Tiap tahlil, tahmid dan takbir adalah sedekah. Tiap sendi tubuhmu adalah sedekah, bahkan DNA-mu pun bersedekah. Lapangkan hati dan pikiranmu membantu meringankan beban orang lain, dan Allahpun akan meringankan bebanmu. 

Ikut #asikasikancaridana untuk membantu saudara-saudara yang mengalami kesulitan.

Monday, February 25, 2013

Usia 25

Usia 25 itu adalah usia paling rawan dari satu fase kehidupan manusia. Makanya disebut a quarter life's crisis. Bukan juga krisis yang separah apa, hanya aja bagi sebagian orang, usia 25 adalah usia dimana hidup yang sesungguhnya dimulai. Selesai pendidikan, memasuki dunia sosial dimana tidak ada batasan usia untuk bersaing. Hanya ada atasan - bawahan, profesional - klien, pemenang - pecundang. 

Usia 25 juga menakutkan bagi sebagian orang yang sedang menuju kearahnya, terutama mereka yang masih belum memiliki pandangan dan rencana apa yang akan dilakukan diusia ini. Apakah sudah sukses, mau sukses, akan sukses, menjalani sukses atau kehilangan sukses.

Sebenernya sih tidak perlu dipermasalahkan :)

Pada usia 25, saya sudah bertanggungjawab pada seorang bayi manis yang hadir diusia 22. Pada usia 25, saya sudah mengalirkan lebih banyak airmata, keringat dan merasakan putus asa karena mencari rasa hidup yang bagaimana yang ingin saya berikan pada keluarga saya, terutama anak perempuan saya.
Dan pada usia 25 adalah saat pertama saya memasuki dunia kerja di birokrasi yang njelimet, politis dan kejam. 

Usia 25 saya, yang walaupun sudah punya anak dan terbilang dewasa, sudah harus menghadapi konspirasi, siap atau tidak siap. Tidak ada istilah 'persiapan' melainkan harus langsung dihadapi dengan strategi mendadak yang harus dipikirkan dengan segera. Usia 25, saya belajar bahwa hidup, tidak semudah dan seenteng anggapan sebagian orang yang diusia itu belum bekerja. Usia 25, pahit getir para pencari kerja tidak seberapa dibandingkan menghadapi pengadilan moraliti masyarakat, dimana benar salah ditentukan oleh pandangan masyarakat, bukan bukti. Usia 25, a quarter life's crisis itu lebih enteng daripada pukulan telak pada kemampuan logika.

Tuhan memberikan waktu yang mengalir seperti air, dengan artian, bahwa aliran yang sama tidak akan pernah datang kembali. Segalanya baru. Semua kesempatan pertama. Dalam pencapaian kesempatan pertama sebagai orang dewasa yang bermartabat dan patut diperhitungkan dalam sosio-komuniti, sudah seharusnya tidak disia-siakan begitu saja.

Usia 25 datangnya cuma satu kali. Moment titik nadir dari kehidupan sebagai manusia beradab, sosialis dan organisatoris. Punya waktu 24 jam yang bila dipahami dengan imajinatif, bukan cuma sekedar IQ tetapi seimbang dengan EQ, bahwa waktu itu benar-benar efektif. Tidak ada waktu untuk berdiam diri. Dengan atau tanpa dukungan orang terkasih.

Ketika menuliskan pemikiran saya ini, saya mengingat seseorang yang sangat berarti dalam hidup saya, walau dia tidak menyadari arti kehadirannya dalam hidup saya. Bahwa ia mengingatkan saya pada usia 25 saya. Bahwa dia membuat saya mengulangi masa-masa pahit manis usia 25. Dan bahwa ia mengingatkan saya akan perjuangan a quarter life's crisis saya. 
Saya berharap momen-momen selama menjalani usia 25 ini, dia tidak menghamburkan waktu tersia-sia dengan berdiam dalam kegelapan semu. Melakukan hal-hal yang tidak lebih penting dari pengharapan terhadap kebahagiaan orangtua. 

Usia 25 itu, momen terbaik dalam hidup yg pantas dibawa hingga 25 tahun mendatang, atau lebih. 

Thursday, February 14, 2013

Mengerti tanpa harus dijelaskan, Memahami tanpa harus diungkapkan

Terkadang ada hal-hal yang harus mampu kita simpan dalam hdiup kita. Kesenangan, kesedihan, kemarahan maupun kekecewaan, dan segala emosi yang menyangkut diri kita, ada yang bisa kita ungkapkan ada pula yang harus disimpan, hingga akhir masa *bukanLebay*

Hidup bersosialisasi tidak gampang. Karena tidak semua org mampu memahami apa yg kita rasakan. Empati yang dimiliki orang disekitar kita tidak seberapa besar untuk turut bersimpati terhadap apa yang kita rasakan. Kecuali nyata dihadapan. Urusan kebahagiaan, pernikahan, kelahiran atau pesta-pesta syukur.... maupun urusan kesedihan, sakit maupun meninggal. Empati akan mengalir deras sebagai bentuk support dalam kehidupan sosial yang kita jalani.

Namun berbeda dengan emosi pekat yang terkadang hanya mampu kita telan, bahkan dari hadapan orang yang kita cintai. Alter yang muncul karena resiko pergaulan yang kita jalani. Wajah gembira yang harus ditunjukkan untuk menyelimuti perasaan yang sesungguhnya.

Inilah PR yang harus diketahui oleh setiap pasangan di dunia ini. Bagaimana harus mengerti tanpa harus dijelaskan, bagaimana harus memahami tanpa harus diungkapkan. 
Pengertian-pengertian yang hanya membutuhkan bahu untuk bersadar, pelukan tanpa pertanyaan. Kasih tanpa ujung, dan cinta tanpa batas.

Saya merindukan itu. Darimu, schatz.

Wednesday, February 13, 2013

Kuat

Menjadi kuat itu tidak pernah mudah. Menghadapi jatuh bangun dari segala problematika kehidupan terutama, yang suka istilah jaman taun 70-80'annya itu romantika :)

Kadang beban berat dan kejatuhan itu suatu penanda bagi kita yang mengalaminya. Sudah waktunya berhenti. Sesaat saja, tariklah nafas. Itulah mengapa ada pemberhentian. Ibarat angkutan transportasi, kita selalu memerlukan halte untuk berhenti sejenak, menarik nafas, meriviu apa yang sudah kita kerjakan selama ini. Kadang, perlu tempat untuk melepaskan tangis yang menggumpal didada.

Kelelahan. 

Hidup kita selalu memiliki tiga sisi. Pribadi, keluarga dan pekerjaan. Pada saat ketiganya menghimpit seolah-olah akan menghancurkan kita dari luar dan dalam, tentunya diri kita akan berteriak kesakitan. Berupaya mencari pertolongan. Siapakah yang bisa mendengar kita. Cuma Allah. Sholat adalah meditasi terbaik yang bisa dilakukan oleh kita yang mengaku muslim.
Walaupun sebagai manusia biasa, menginginkan bisa bersandar pada orang yang dipercaya, untuk bisa bercerita mengeluarkan isi hati. 

Dan saya juga merindukan kamu. Walaupun saya tidak pernah bisa bercerita padamu, tetapi setidaknya ketika bersama dirimu, saya bisa melupakan segala kesulitan saya menghadapi ketiga sisi kehidupan yang rumit dan penuh komplikasi dan konspirasi.
Saya ingin bersama denganmu, dimana bisa melupakan dunia sejenak. Saya membutuhkan kamu, hanya berdua bercengkrama dan melakukan hal-hal yang tidak memerlukan pikiran yang berat.
Saya membutuhkan kamu, untuk kembali lebih kuat.

Tuesday, February 5, 2013

Perasaan cinta

Sebuah cinta memang harus diungkapkan karena tidak pernah ada cinta yang disembunyikan, kecuali oleh seseorang yang terlalu mencintai dirinya sendiri. - 5cm noted

Bener kan?

Kalau cinta bilanglah cinta. Perbuatan saja ngga cukup untuk mengatakan cinta kamu pada orang yang kamu cinta. Rasa nyaman mungkin lebih dimajukan, daripada sekedar cinta.

Kemarin saya didatangi kolega. Yang menuntut saya untuk jujur mengatakan, pendapat saya mengenai tabiatnya. Tidak ada kata lain yg saya katakan selain "Cobalah memaafkan dirimu sendiri."

Perasaan cinta itu sangat universal. Begitupun sakitnya. Sebagian beruntung menemui cinta sejatinya, sebagian bertemu saat tidak mungkin, sebagian lagi harus kehilangan, dan yang lainnya tidak bertemu sama sekali malah penuh rasa sakit.
Yang terakhir ini meninggalkan bekas traumatik, yg buat orang-orang yang menyangkal rasa sakitnya, akan menimbulkan mati rasa.

Galau karena mantan. Sebenernya ngga ada juga. Yang ada rasa marah, tidak rela, karena diperlakukan seburuk itu setelah perasaan cinta kita pada mantan. Susah move on. Karena sakit yang membuat tembok penyangkalan muncul.

Bagaimana mengobatinya, adalah dengan memaafkan diri kita sendiri. Belajar menerima, apa yang menjadi kesalahan pada diri kita, sehingga menyebabkan perpecahan itu terjadi. Bukan mengungkit kesalahan yang dulu. Jika memelihara kenangan cinta masa lalu, bisa membuat kita melangkah maju, lakukan saja. Dengan begitu, kamu akan memaafkan dirimu sendiri. Dan kemudian membuka diri untuk cinta yang baru.

Wednesday, January 30, 2013

for a shift calm

Lagi nyeruput kopi anget sambil menikmati suasan lengang di kantor itu kenikmatan yg mahal sekarang. Kenapa? Soalnya terkadang suara 'ayam-ayam kantor' masih riuh, apalagi memperdebatkan masalah duit. hehehehehe.

Dan dalam suasana menenangkan seperti ini, biasanya saya langsung terkontak batin g perasaan yang kadang berantaka dalam dada. Abisnya gimana, galau memang jadi bagian hidup yang sulit dilepaskan. Oleh siapapun. Jadi yang paling enak memang mendapatkan ketenangan, mengurus segalanya, dan selesailah.

Saturday, January 5, 2013

Awal 2013

Ini blog pertama saya di tahun yang baru. Kenapa baru hari ini ? Intelektual saya baru kambek setelah sakit setaun (dari tanggal 31 desember 2012 - 03 januari 2013 :p) Kecapean. Flu. Demam. Frustasi.

Yang terakhir itu hasil ngap-ngap saya ala ikan mati karena harus menghendel lonjakan para petinggi pelit yg ngga mau keluar duit taun baruan, maunya gratisan, sementara saya kerepotan mengatur kuota kamer. Belum lagi bawahan saya-ecieeehhhhh bawahan cuyyy awawaw- *ehem* yang beneran bikin mangkel hati dengan mengatakan "Tidak bisa" bahkan sebelum mencoba. Sumpah ya Tuhan.. saya benci T_T

Ah sudahlah, lupakanlah.

Yang membuat saya lebih takut lagi memulai hari, adalah perasaan kian menjauhnya saya dengan belahan hati saya. Kegamangan melangkah sesuai janji saya pada diri saya sendiri, pada saat dia sudah bisa saya lepaskan, sanggupkah saya lepaskan? Buta logika atas cinta yang saya miliki untuknya tidak membutakan logika atas waktu dan perjalanan hidup saya. Hari ini, sekali lagi saya melihat quote yang di-poskan sahabat tercinta saya tentang cinta. "Got what you've got to do,sweety?" She said. And i hardly admitt, no.

Seringkali saya berkata kepada teman-teman disekitar saya, belajar mencintai itu lebih mudah bagi seorang perempuan ketimbang mengejar cinta yang kian menjauh. Mengaplikasikannya tidak semudah membicarakannya. Pedih, pasti. Berbaik hati bukanlah cinta. Cinta bukanlah kebaikan hati.

Awal 2013 ini berlalu dengan ladai. Saya tidak membuat resolusi yang berarti tahun ini, kecuali belajar melangkah meninggalkan dia yang saya cintai tetapi tidak memberi yang sama. Bisakah? :)

Apa kabar?

 Jalan-jalan, ketemu kawan  Kemudian saling bertegur sapa  Hai. Apa kabar?  πŸ˜ΆπŸ’­ Apa kabar... Saya sudah berbulan-bulan insomnia parah, wala...