so i listen to the radio...

malam ini sebenernya saya ngantuk berat. Secara sudah beberapa malam insomnia, besoknya rutinitas pagi start lagi. Saya boring. Akhirnya saya membuka MP3 saya untuk mendengarkan radio. Lagu lagu yang diputar so mellow. Membuat saya bertanya tanya, siapa sih yang siaran. Stok lagu broken heart mengalir indahnya, membuat saya juga ikut terbawa. Kenapa sih lagu broken heart harus ada pada grafik slow to medium? Bikin pengen bercucuran air mata? Ok, fokus.. back to problem. Yang siaran salah seorang anak muda di stesyen radio tempat saya masih menjual suara dan imajinar, yang emang belakangan ini banyak mengeluh sejak mantannya merit. Dia pengen kawin. Sebenernya saya sempet meragukan kejantanannya, loh... seperti yang terjadi di 30% pria metroseksual, entah kebawa tren atau emang bawaan orok, ngga bisa memastikan juga saya. Yang jelas dia sempat menakut nakuti perasaan seorang cewe radio juga, dengan membuatnya berpikiran harus bersaing dengan anak muda itu memperebutkan perhatian seorang laki-laki. Walaupun terusannya dia mengelak dan malah ngajak pacaran cewe itu, kami semua sepakat sepihak bahwa yang bersangkutan ac/dc. fokus lagi. Stok lagu patah hati berhamburan selama setengah interval dari saya menyimak koleksi malam yang hadir malam ini. Iseng saya ikutan merikues koleksi lawas banget yang emang bikin saya jatuh bangun, chris walker, how do you heal a broken heart (harusnya Time-nya tommy page dimasukin, banjirlah studio dengan airmata dan ilernya sekalian...). Ternyata itu jadi pancingan untuk sejumlah lainnya meluncur keruang dengar dan hampir seluruhnya adalah favorit dan rekomendasi saya banget! Jadi sebenernya yang terjebak dengan lentera waktu masa lalu itu dia atau jadi saya? Kok jadi ikutan merasa patah hati? Kayaknya malam hari emang enak dengerin lagu lagu medium standar, tapi jangan melulu patah hati, bisa bunuh diri massal jomblowers yang baruuuuuu aja broken heart!