Friday, September 28, 2018

Manners Maketh Men

Gak bisa tidur.

Lagi kecapekan maksimal, plus keterpaksaan setiap minggu harus melewati sekian ratus kilometer bolak-balik karena keadaan pekerjaan yang memaksa, padahal 3 minggu ini lagi high pressure kejer-kejeran sama waktu ngisi evaluasi perangkat daerah di kabupaten tempat saya kerja (dari dulu sampai sekarang - bukan kesetiaan hqq tp males ngurus pindah :')) ).
Yha akhirnya gak bisa tidur. Cuma tidur 1 jam trus terbangun sampai sekarang.

Sampai saya menulis catatan ini, otak masih menimbang apakah saya akan melanjutkan pekerjaan saya (nyicil bo'), atau baca novel yg baru aja saya terima dr toko buku online langganan, atau mengenang-ngenang yg terkasih lewat chat-chat usang tp tak lekang oleh waktu (perempuan memang suka nyimpen sampah, gak heran kalo sama mantan suka mellow. Walau saya ngga. Udah diajarin supaya gak begitu).

Belakangan, saya sedang sering mengamati pola perilaku orang-orang di sekitar saya, semenjak saya memperdalam pengetahuan saya mengenai karakter manusia, yang memaaaang seperti DNA, tidak ada yg sama satu sama lainnya (masih meragukan kebesaran Allah?), saya jadi otomatis belajar bagaimana menyikapinya.

Kerjaan yg sdg menyita otak, fisik, waktu dan duit saya ini adalah pengumpulan data yg kemudian akan diuploadkan dalam aplikasi untuk dievaluasi secara global. Meaning, harus TDB ataw tangan dibawah. Harus minta data dr dinas yang mana itu bisa banget jeroan mereka, yg pantesnya disimpen, atau diaduk-aduk KPK (hahaha..kejaam). Tapi datanglah seorang Judith bersama teamnya yang diperintah nyonya bosnya untuk ngumpulin semua.

Gak jarang ada insiden, karena hal ini dilakukan tanpa sosialisasi sebelumnya, hanya surat. Dan ajakan rapat yg rada maksa untuk semua bos, tp pada sibuk jd berwakil, dan berujung kena setrap sama Asisten. 
Insiden yg paling menarik adalah indikasi pelecehan nilai yg dilakukan salah satu oknum pejabat ketika team Judith minta data. Yg kena pelecehan ngadu ke nyonya, nyonya ribut sama atasan si oknum pejabat itu. 
Gak panjang urusan, tapi jadinya ngga enak.

Tapi saya kemudian pun menerima bbrp telpon yg bertanya, apa sih yg kami minta, walau team Judith sdh datang kesitu. Jadilah berkesimpulan, kalau mereka gak ngerti sampai nanya lagi (pake galak pulaaaa ngomongnya, walau melembut diujung karena tanggapan saya seramah resepsionis hotel bintang 5++, salah satu keuntungan pernah workshop dg trainer dr London School of Public Relations), team Judith itu ngomongnya kurang baik. Kurang pengalaman, atau kebiasaan, bisa jadi..

Kingsman, itu salah satu film favorit saya. Quote bekennya, Manners maketh men, itu nempel. Kamu boleh datang dari sudut mana aja, tapi attitude is a must. Tidak mengatakan team Judith gak punya attitude, tapi mungkin bahasanya kurang baik, dan sama-sama menyinggung.

Begitulah kata-kata dan intonasi bisa bermain dengan perasaan manusia, likes and dislikes dari suatu hubungan, dan juga menjaga tatanan kromo, mungkin melelahkan bagi setiap orang yg sudah terpasung emosi. 
Harus mampu menjaga perasaan orang lain walau kitanya mungkin sedang tidak dalam keadaan yang terjaga. Mungkin itulah yang jadi teralih ke kelelahan fisik dan mental. 

Yang saya pahami, pekerjaan tidak akan membuatmu terjaga, tapi sikap yang baiklah yg akan membuatmu panjang umur dan jariah. Makanya, menjaga perilaku itu (pasti) akan membuatmu panjang umur, seabrek apapun pekerjaan (yang kali aja laknat juga) itu. Wkwkwkk.

~ sampai mengelarkan nulis catatan ini aja saya masih blm ngantuk... lanjut baca novel sajalah..

No comments:

Apa kabar?

 Jalan-jalan, ketemu kawan  Kemudian saling bertegur sapa  Hai. Apa kabar?  πŸ˜ΆπŸ’­ Apa kabar... Saya sudah berbulan-bulan insomnia parah, wala...