Monday, May 16, 2016

(aku ingin) Menua (bersamamu)

Kadang kita mengira, jalan kita sudah di track yang tepat. Tapi ternyata tidak.

Ada banyak hal yang masih penuh misterinya walaupun kita sudah hidup cukup lama di dunia ini. Banyak hal yang masih harus dipelajari, walau usia fisik beranjak menua.

Menua.

Kata ini seperti momok bagi orang-orang yang memiliki vitalitas dan aktivitas yang tinggi, sehingga melupakan hukum alam dunia, menua.
Ketika kata-kata itu hadir di hadapan kita secara real, barulah kita menyadari.. bahwasanya alam memiliki caranya sendiri untuk membatasi kekuatan fisik kita. Yang kemudian malah dijadikan alasan-alasan absurd oleh kita.

Seperti.... jatuh cinta pada orang yang lebih tua, perempuannya, dan itu haram. Kata hukum sosial.

Hukum sosial. Hukum yang berlaku di masyarakat. Yang (katanya) berbudaya, (patuh) pada adat istiadat... Yang kemudian malah jadi beban.

Terkadang, menjadi bersama bukanlah hal yang semata karena Allah, bila sudah berbenturan dengan hukum manusia. Disinilah, kepasrahan diminta oleh-Nya.

Manusia suka lupa, bahwa Allah sudah menurunkan hukum-Nya untuk dijalankan dengan persepsi manusia namun tetap pada pakam seharusnya.

Allah menurunkan hamba-Nya berpasang-pasangan, bukan sesuai umurnya. Bahkan Khadijah lebih tua 25 tahun daripada suami tercintanya, Muhammad.
Lalu mengapa manusia mengkotak-kotakkan dan mengharuskan perempuan berusia lebih muda daripada laki-lakinya? Supaya memudahkan memiliki anak?
Jangan lupakan banyak pasangan yang sulit memiliki anak, dari menikah diusia muda hingga menua.

Ketika mencintai seseorang, yang diinginkan hanyalah, menua bersama dalam kasih-Nya. Bukan dipermasalahkan.

Usia hanyalah angka, dunia ini singkat. Tujuan utamanya, tetaplah dalam keridhaan-Nya.
Bisakah aku mendengar... aku ingin menua bersamamu?

Saturday, May 14, 2016

Ijinkan Aku Menyayangimu

Kantuk dan lelah tidak akan bisa membuat tertidur kala hati resah. Terkadang, bukan galau, baper atau mellow yang membuat diri ringkih, tetapi memang rasa hati mempengaruhi tegar raga.

Bila ecap hati dari luka yang terbit dari serpih tajam, pedih berbisa, apalagi yang bisa dilakukan selain merunduk menutup diri seperti putri malu tersentuh?

Kadang nyata lebih mudah disangkal ketika ingin memenangkan pertarungan rasa, ingin bersama, bukan ingin mengangan.

Memilih merindu daripada merintih.
Memilih menipu diri daripada menghadapi saksi.
Memilih memuja puja kosong..

Ijinkan aku menyayangimu,
Jika waktu yang diberi semu..
Walau rasa itu jauh,
Ingin tetap memeluk..

Apa kabar?

 Jalan-jalan, ketemu kawan  Kemudian saling bertegur sapa  Hai. Apa kabar?  πŸ˜ΆπŸ’­ Apa kabar... Saya sudah berbulan-bulan insomnia parah, wala...