Saya sebenarnya tidak tahu bagaimana mengungkapkan apa yang saya rasakan beberapa hari ini. Terlalu banyak hal yang berderu dalam kepala saya. Semua bermula ketika saya memutuskan untuk kembali menjalankan rencana yang sudah saya rencanakan sejak dulu namun tertunda karena kelahiran Bunazeer. Tadinya saya memang penuh pertimbangan, ketakutan, rasa cemas dan sebagainya.
Namun saya mendengar bisikan hati saya yang mengatakan, saya sudah sejauh ini, kenapa tidak saya lakukan. Awal minggu ini saya membaca sebuah artikel tentang seorang wanita sukses karena rajin membuat checklist dari apa yang ingin dilakukannya. Dan tentu saja mematuhinya sebaik mungkin. Saya teringat sepupu saya yang memiliki kebiasaan yang sama, resolusi besar diawal tahun, dan checklist ringan setiap harinya. Segala sesuatu yang dilakukannya selalu berhasil. Saya dulu menirunya, tapi dengan sifat pemalas dan penyungkan saya menyebabkan agenda saya tidak pernah habis dalam satu tahun, dan checklist saya hanyalah sebuah checklist.
Jika saya mau semuanya berjalan lancar, tentunya saya harus mematuhi checklist saya kan? Dan selain itu, pilihan saya adalah milik saya sendiri, ada yang mengatakan hal itu pada saya :) dan pastinya mengubah hidup saya selama-lamanya.
Menonton 'Mona Lisa's Smile', dimana seorang dosen di universitas khusus perempuan di tahun 50-an berusaha mengubah cara pandang mahasiswinya dari perpektif yang berbeda, bahwa segala sesuatu bisa dilakukan dengan bersamaan, tidak membuang impian namun juga tetap berperan dalam norma perempuan. Bahwa perempuan juga punya pilihan, terutama mengenai dirinya sendiri. Jadi ibu rumah tangga bukan takdir, tapi norma masyarakat. Menjadi apa yang kita inginkan dan berhasil, itulah yang dinamakan takdir. Berarti, saya harus berusaha keras meraih takdir saya, dan saya yakin, bisa meraihnya.
Keberanian bukan cuma sekedar bicara, keberanian juga merupakan upaya. Takdir pasti tercapai walau jalan yang dilalui berbeda-beda.
Meine Liebe... Wunscht mir Gluck ^^
No comments:
Post a Comment