Beberapa hari yang lalu saya membaca sebuah tuit yang mengatakan siempunya akun mungkin bakalan overweight pempek bawaannya, saking banyaknya pesanan. Dan waktu saya nongkrong nungguin antrian di JNE, iseng saya tanya aja, seberapa banyak traffic pengiriman satu hari sampai untuk makanan basah (ya si pempek ini), dan dijawab sama petugasnya, bisa 200 kiloan lebih... Lumayan banyak :p

Hasil ikan memang berlimpah di Palembang yang dikelilingi oleh sungai. Kalau melihat peta Palembang jaman dahulu, bulu kuduk saya berdiri. Betapa indahnya pemandangan sungai yang bersih dan warganya yang lalu lalang menggunakan sampan sebagai alat transportasinya. Pastinya kreativitas pengolahan makanan berbahan baku ikan banyak sekali. Juga hasil perairan lainnya, udang, cumi dan lainnya. Dan di Palembang, berwisata kuliner lebih seru dengan banyaknya olahan khas yang memang menjadi andalan kota tercinta saya ini.

Olahan hasil perairan lainnya yang terkenal datang dari Palembang ini adalah Pindang! Mau pindang ikan -segala macam ikan sanggup dipindang, sesanggup yang makannya karena rasanya asam, manis, pedas- dan menariknya, setiap daerah di Sumatera Selatan ini punya ciri khas masing-masing dalam memasak pindang. Saya pribadi sih paling suka Pindang Meranjat. Rasanya cup cup cup deh! Luar biasa sekali (aduh, kepengen makan pindang.....). Dan mayoritas favorit adalah Pindang Patin, mau mode bagaimanapun cara masaknya... (Saya demennya pindang baung, badan! banyak dagingnya... :D) Dan buat para penggemarnya tersendiri, jam-jam makan siang di berbagai warung pindang, dari yang paling beken sampe gaya warteg, pasti ramai dengan pembeli. Tante-tante saya yang tinggal di Jakarta pun setiap mudik, yang dicari selain pempek, ya pindang... Sampai rela membekukannya biar bisa dibawa pulang kembali. Orang bilang masak pindang kalau bukan di Palembang, beda rasanya. Banyunyo bukan ngambek dari sungi Musi....
Dan olahan hasil perairan campur buah pun sangat terkenal dari Palembang. Tempoyak. Buah durian yang manis itu pun bisa diolah hingga berasa asin dan dicampurkan dengan ikan atau udang, polospun jadi. Ditambahkan dengan petai, dimakan dengan nasi hangat yang mengepul, bisa jadi, inilah kenikmatan dunia. Brengkes tempoyak, baik udang maupun ikan, yang dibungkus daun pisang kemudian dibakar, juga menjadi opsi lain dari memasak hidangan dari fermentasi buah durian ini. Rasanya? Jangan tanya, pejamkan saja mata dan rasakan itu diujung lidah. Dijamin lapar lagi!
Setiap kali saya harus menjamu tamu yang datang dari luar kota, ini semua termasuk daftar teratas untuk dicicipi. Memang sih, tidak semua orang suka olahan ikan atau perairan lainnya, tapi bila mencoba yang dengan hati yang riang dan gembira, pasti makanan apapun akan terasa enak. Dan yang jelas, setiap tamu yang datang berkunjung ke Palembang, pasti akan mencari makanan-makanan ini, terutama pempek.
Oh, ada lagi yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan hasil perairan di Palembang ini, namun sudah melekat dengan kekhasannya DARI Palembang, dan buat anak rantau, makanan ini paling mengganggu dalam mimpi rindu kampung halaman.
Martabak HAR
Mie Atet
Dan Es Mamat
Selamat menikmati ^^/ Enjoy Palembang..
2 comments:
semua makanan wajib saya kalo lagi pulang kampung... kalo martabak HAR biasanya saya pesan langsung 2, kalo satu ga kenyang biasanya... wakakakaka
Emang paling top hehehehehehe
Post a Comment