Saya sedang merana.
Bagaimana tidak merana? Saat sedang membutuhkan segala energi positif untuk merefresh diri sendiri, menyemangati yang tercinta, kekasih hati malah bertingkah. Dari berusaha brengsek sebrengsek-brengseknya, sampe mellow metal semetal-metalnya. Kadang saya bisa bertahan, kadang luruh dalam tangisan panjang. Hati ini sungguh luar biasa. Sang Pencipta sungguh tiada terkata kebesaran-Nya. Mampu membuat hati yang sedemikan kecilnya mampu menampung problema hidup sebesar apapun, dari kemampuan tampung manusia.
Ngelus dada aja, kalo kata nenek dulu. .___.
Cinta itu memang juga luar biasa besar daya tampungnya. Betapa masih mampu membagikan kasih ditengah dera dilema permasalahan pribadi. Maka nikmat mana lagi yang kamu ingkari? *hadeh...kembali ke topik* *selfkeplak*
Kemarin kumpul sama rekan-rekan dari mantan radio dimana saya sempet menjabat jadi Program Director-nya. Mereka rindu saya, katanya. :)
Rindu omelan saya, rindu kreativitas saya, rindu airmata saya... Rindu keseluruhan dari saya. Saya cuma senyum. Kurang baik apa sih saya sama orang, sampai sahabat saya pernah berkata ingin menjitak saya karena kebaikan hati saya ini ngga nanggung sampe orang bisa menginjak kepala saya. Boleh sih, tapi tanggung resiko kalo saya ngga senang dengan apa yang orang lakukan pada saya. Pahit hati saya, pahit pula lidah saya.
Mereka menanyakan kabar, dan bagaimanakah saya yang sekarang menanggung beban hati yang mengharu biru.
Cinta.
Cintailah hidupmu. Saat kamu mencintai hidupmu sendiri, otomatis kamu memiliki cinta yang berlimpah ruah untuk kamu bisa bagikan kepada hidup orang lain. Itulah yang menyebabkan saya mudah jatuh hati pada siapapun. Saya jatuh hati pada keluarga manis milik kekasih hati saya. Pada ibunya, pada adik-adiknya yang luar biasa. Saya jatuh hati pada kekuatan jiwa salah seorang rekan saya, yang kalo dibilang orang sih klemak klemek. Saya jatuh hati pada dua buah hati saya ketika mereka hadir kedunia ini, dan senyum bandel mereka masih trade mark saya-hahahahahhaa, itu jiplakan total muka saya di muka mereka :')
Sulit memang menjaga supaya kita tidak melukai hati orang lain. Yang bisa kita lakukan hanya menjalani dengan baik, dan meminta maaf saat kita merasa melukai hati orang lain. Jika ita tidak menyadari telah melukai hati orang lain, balaslah dengan mencintai hidupmu lebih dari apapun, itu akan menyembuhkan luka-luka yang terlanjur tersebar.
Hidup ini indah. Tapi keindahannya fana. Sang Khalik mampu mencabutnya kapan saja Ia mau, dan memindahkan kita ke zona kehidupan abadi tanpa batas. Jika kamu tidak mampu mencintai hidupmu sendiri, bagaimana kamu mampu mencintai jalan hidup yang Ia buat untukmu? Bagaimana kamu mampu mencintai orang lain di dunia ini?
No comments:
Post a Comment