Love is in the air

Lama juga saya berduka cita kali ini. Luar bisa rasa kehilangan yang disebabkan oleh perginya orang yang kita cintai karena rengkuhan maut. Ini adalah perasaan pertama yang saya rasakan selama hidup saya. Memang bukan pertama kalinya saya merasakan kehilangan orang yang saya cintai, namun jika berbeda rasa dengan perasaan sayang yang universal... hancur bagai debu pastinya memang kita rasakan. Berbulan bulan saya bergelut dengan koleksi lagu lagu cengeng tentang lost foreva, baik keluaran dalam negeri maupun luar negeri. Tiap malam dihantui insomnis berat, airmata yang mengucur seakan tidak pernah cukup, membasahi bantal juga guling. MP3 menjadi teman sejati menemani hari kelam dan malam nan sepi, karena kehilangan belahan jiwa. Saya jadi mengerti perasaan Widyawati waktu kehilangan Sophan Sophiaan. Saya juga mengerti perasaan Vielda Arief (ini kawan saya...bukan artis :D) hingga kini merindukan Della Arief (yang ini mantan atasan saya yang meninggal karena kecelakaan :(). Saya berjuang diantara ingin sekali mengubur diri dalam dalam di kesedihan dengan harus menampakkan raut wajah : Baiklah, i'm allrite now.... Orang bisa dengan gampangnya bilang, Sudahlah...RElakan, jangan diingat" lagi.. Nanti juga ada gantinya.. Well hello?! it's not easy too run kali ya... Angelina Sondakh merasakan hal yang sama. Dia kehilangan Adjie Massaid, dan merasa ingin mati.. Boleh boleh aja sih, tapi ya jangan pengumuman di social network, kali.... emangnya dia aja yang lagi sedih??? Pengen banget bilang, bertahan itu adalah sesuatu yang sulit tapi lagi lagi kata kata klise bakal keluar, Tuhan tidak akan memberikan cobaan yang kita tidak sanggup menanggungnya. Mengutip kata-kata Landon buat Jamie (A Walk To Remember) : Our love just like the wind, we can't see it, but we can feel it..... Keep strong, sista... our love will come back to us, when the time coming.. And my beloved, I miss u so much...