Friday, September 16, 2016

Your choice

Sejak memutuskan menjalankan profesi lain sebagai Social Media marketeer, saya jarang banget jadi pemerhati socmed seperti dulu, dimana eksistensi saya nyinyirin orang sok pinter yang ngeksis di socmed. Eh, bukan cuma orang biasa ya... kadang selebriti juga suka sok pinter, yang kemudia di-bully se-follower anget.

Konsentrasi saya lebih kepada jualan, jualan dan jualan online. Belajar online marketeer, personal branding lebih dalam, public speaking alot dan how to play the role. Sampai capek sendiri. Iya, capek tau maen gadget seharian demi belajar dapet duit dari gadget dan socmed.

Salah sendiri. Yaaaaa.... bener juga. It's my choice to be online learner.

Hari ini, saya udah punya to do list apa yang mau saya kerjain, dan seperti biasa saya juga yang melanggarnya. Dan saya berjalan-jalan ke media sosial yang udah lama banget gak saya toleh-tolehin, Twitter ~ oh God, dulu saya tenar banget wara wiri disono... (suka-suka :p)
Dan saya melihat tweet dari coach kesayangan saya, Didi Mudita.

"Your choice" bisa jadi kekuatan atau kutukan, jadi hati-hati dengan pilihanmu pagi ini. Mau jadi sadis atau manis? Mau dendem atau demen? CHOOSE!

Tuh.

Makanya, kalau jalan itu lurus aja. Make a decision itu pastiin aja. Gimana nanti perjalanannya itu baru 70%nya usaha, 30% kata Allah. Kenapa saya ambil perbandingan sebesar itu? Karena saya ngga mau munafik dengan 99% usaha 1% nasib. 
Pada perjalanannya, pernahkah kamu menghitung berapa kali putus asa? Karena bangkit setelah jatuh itu tidak sebanyak jatuhnya. Tergantung kamunya mau apa ngga bangkit, kalo jatuh sih pasti terus-terusan. Bahkan yang sudah setinggi langit aja masih ada jatuhnya.(kecuali jatuh cinta ya, enak terus-terusan...)

Semua tentang pilihan, mana yang mau kamu pilih. Suka-suka kamu aja, tapi itu bisa merubah hidup kamu 180 derajat. 

Mau apa? JAngan ragu. Berjalanlah sesuai dengan ingin dan pilihanmu. 

Wednesday, September 14, 2016

How deep you love yourself?

Or, how far you love yourself?

Dua kalimat ini berbeda, jelas. Dalam sama jauh. Jarak yang ngga sama, walau dikali jadi volume. Tapi inti dasarnya sih tetep. It's all about you(rself).

Kenapa ya?

Jadi gini... beberapa waktu lalu yang beneran udah lama, dasar saya aja baru sempet postinginnya di blog yang udah buluk jamuran ini saking lamanya gak kepegang, saya ngobrol dengan teman saya yang saya anggap pun guru spiritual saya, karena kebijaksanaannya dan pengetahuannya dalam tanda kutip yang cukup banyak dengan guru spiritual lainnya (ribet? jangan dipikirin, baca aja), Miss A, ketebalan kemampuan seseorang itu tergantung sebesar apakah penerimaan seseorang itu terhadap dirinya sendiri.

Mencintai diri itu ngga mudah, apalagi menerima segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Jangan membantah dengan berkata "Ah, saya ngga gitu"
Kita semua begitu. Termasuk saya.

Saya mengakui didepannya, ketika saya mungkin dihadiahi sang Pencipta dengan kepekaan yang lebih dalam terhadap orang lain, saya sempat berfikir dan berharap tidak mungkin. Mungkin saya aja yang kegeeran atau gimana gitu, tapi saya tidak seistimewa itu.

Miss A bilang "you are what you think you are"
Trus, pindah dulu ke dimensi yang berbeda, ada coach yang juga mengatakan "Vibrasi mempengaruhi bakal jadi apa dirimu"

Gak jauh beda, ya?

Intinya, sebelum kamu berkata tidak, mengertilah bahwa alam semesta tidak bekerja seenaknya walaupun itu bekerja sesuai dengan apa yang kita inginkan. At least, ketika kita berharap sesuatu, berharapnya yang positif. Berbaik sangka dengan-Nya.
Bahwa apa yang dianugerahkan oleh-Nya ada artinya untuk hidup kita.
Bahwa alam semesta akan membantu dalam keadaan apapun selama kita menginginkannya.

That's all.

Membuat saya lebih mempercayai, serapat apapun semak di jalan yang saya lalui, ketika itu ada untuk orang lain, maka saya akan memberikannya dalam keadaan apapun.

Penerimaan seperti ini hanya bisa dirangkul dengan bebas bahagia, jika kita juga membuka diri dengan lapang. Mempercayai diri, mencintai diri, menerima diri mampu melakukan dengan apa yang telah dianugerahkan kepada kita.

Kamu yakin?
Seberapa dalam cintamu pada dirimu?

Apa kabar?

 Jalan-jalan, ketemu kawan  Kemudian saling bertegur sapa  Hai. Apa kabar?  πŸ˜ΆπŸ’­ Apa kabar... Saya sudah berbulan-bulan insomnia parah, wala...