Friday, August 6, 2010

word

Maraknya tawaran untuk join di sitrus jejaring sosial belakangan ini memang banyak mempengaruhi pergaulan buat sebagian besar orang yang menjalankannya. Termasuk saya dong. Bukan cuma sekedar ketemu temen lama (a miracle made by) atau kenalan dengan temen baru, atau menyukai sesuatu yang baru atau media promo dan berdakwah (yang belakangan harus disaring, jangan sampai ketemu kedok doang..) Yang pasti, keasyikan menulis status (status update) yang kadang membuai sehingga terlena (dangdut..) Kecanggihan teknologi bikin keep in touch terasa simpel dan gampang teraih sekalipun berada di zona berbeda. Bahkan gak repot" buang pulsa nelpon, just ask how are you, cukup komen di status yang gress dihadirkan siempunya halaman situs. Jadi agak kabur batasan silaturahminya nih, kalau menurut saya sih, jadi ngga merasa perlu kopdar, lewat layar komputer cukup... ahh... Same reason with short messaging. Buat ngemeng sepanjang apa juga, daripada ngabisin pulsa buat nelpon, cukup sekian rupiah untuk maksimal 180 karakter, puas, jempol doang yang bengkak. Dari pada nelpon, kuping sama mulut capek semua. Tapi beware! Karena tulisan kadang tidak bisa menghadirkan nuansa yang kita maksud. Alias bisa salah paham. Maksudnya marah, disangkain biasa aja. Maksudnya becanda, malah bikin tersinggung. Inilah yang terjadi dengan rekan saya. Oh well.. kata kata memang punya kecenderungan menyesatkan. Dan harusnya lebih pintar menyiasati dengan tenang berpikir, tenang memilih kata kata, dan tenang menyampaikan kata kata. Jadinya kan semua menikmati dengan hati senang. Tentunya, tidak ada yang tersinggung...

Apa kabar?

 Jalan-jalan, ketemu kawan  Kemudian saling bertegur sapa  Hai. Apa kabar?  πŸ˜ΆπŸ’­ Apa kabar... Saya sudah berbulan-bulan insomnia parah, wala...