Sunday, March 30, 2008

My nu baBy BoY

hualah.... nyebut 'babyboy' itu dulu buat saya adalah ledekan untuk teman dekat (ex-nya sebenarnya) sahabat saya, Ms. S. Soalnya udah badan gede, buluan, brewokan, tapi kok 'mama's boy' banget hehehe....

Tapi sekarang bukan ngebahas 'babyboy' yang itu, melainkan baby boy beneran. Yups, anak yang baru aja kluar menyapa indahnya dunia ini (seandainya ngga terlalu neko-neko...) dari perut saya (beneran nih...perut...) adalah seorang laki-laki.

Bangga? Ya pastilah. Knapa? Secara dirumah saya yang mungil tapi sangat ramai ini penuh dengan perempuan. Dulu, sebelum pindah ketempat tinggal yang baru ini, di tempat tinggal yang lama orang menjuluki rumah kami 'Asrama putri'. Kalau ada orang yang baru pertama kali mau bertandang ke rumah, tinggal nanya aja, dimana rumah yang isinya perempuan semua hehe...

Sekarang, dirumah saya sudah kedatangan seorang anak laki-laki yang sangat lucu. Saya bahagia, ayahnya bahagia, kakaknya bahagia. Ayah saya? Tentu dia yang paling seneng lah.... finally, there's a boy at home!
Liat dong fotonya, ganteng kan anak laki-laki saya tercinta? Namanya Ghazi Zarqa Al Bunazeer..

Thursday, March 6, 2008

Tragedi burung malang

Hehehehe....sekian lama tidak mengisi posting pribadi ini, sampai ada rekan saya berkomentar, baru nge-post kalo lagi kena sial :P Emang sekarang lagi kena sial nih. Awalnya dari beberapa minggu kemarin, waktu lagi asik ngumpul sambil ngobrol di ruangan kantor saya, tiba-tiba ada bunyi 'bledugh' keras sekal mengagetkan saya dan ketiga rekan kerja saya yang lain. Ternyata ada seekor burung jatuh setelah menabrak keras kaca jendela ruangan saya itu. Burung itu langsung modar dengan kondisi leher patah (untung gak ada darahnya...saya pasti ngeri setengah mati, ngeliatnya terkulai tak berdaya aja sudah seram...). Rekan saya langsung memanggil rekan laki-laki di ruangan lain, yah...terus terang kan kami semua cewek" yang jijay liat begituan. Untung saja rekan laki-laki ini sedang baik hati, tanpa banyak cerewet langsung menyingkirkan bangkai burung malang itu. Sambil mengelus dada akibat kaget itu, kasie saya yang kebetulan juga sedang ada disitu, mencetus, kalo ada burung mendadak nabrak jendela begitu biasanya pertanda buruk. Waktu anaknya meninggal dulu, seminggu sebelumnya ada seekor burung menabrak kaca jendela rumahnya. Saya dan rekan lain langsung terdiam. Mengerikan sekali. Pikiran saya langsung keruh, saya cuma berdoa, seandainya mitos itu benar, jangan sampai menimpa saya dan keluarga. Lama kemudian, saya tidak memikirkan lagi kejadian itu. Sampai dua minggu kemarin, ketika sedang berjalan-jalan dengan sahabat saya, Ms. D dan putri saya, saya kecopetan! Yang hilang ponsel yang baru saya beli 3 minggu sebelumnya, masih saya sayang-sayang, dan belum sempet diotak-atik. Kejadiannya begitu saja, waktu saya sedang meladeni seorang sales asuransi menyebalkan yang gak mau ngerti saya udah males ngeladeni dia (pas saya kehilangan, enteng aja dia bilang "ah...ntar bisa beli lagi,mbak". Dasar kurang ajar!). Lalu, seminggu kemudian, rekan kerja yang seruangan dengan saya bercerita, ketika dia bersama ibu dan adiknya sedang belanja dipasar, tas ibunya disilet orang. Untung yang hilang cuma dompet uang receh, dompet uang besarnya aman (pelajaran... kayaknya emang mesti punya 2 dompet dalam satu tas kalau mau belanja, untuk uang" recehan dan dompet benerannya). Berbarengan dengan cerita itu, rekan kerja saya yang lain bercerita, jendela rumahnya dicongkel maling, tasnya diacak", untuk ponselnya ditaruh dilemari pakaian, jadi belum sempat dibongkar maling itu karena keburu terpergok, jadi yang keambil cuma dompet berisi uang 5 ribu rupiah (ah... masih untung semua nih, batin saya) Tapi ada yang lebih sial lagi. Di hari gajian kemarin, ketika menghitung sisa uang gaji setelah membagi"kannya ke para pegawai lainnya, kasie saya yang juga merangkap bendahara menemukan selisih kekurangan uang yang cukup besar, mengakibatkan dirinya sendiri tidak bisa bergaji. Dia bertanya kepada saya, karena saya yang menghitung jumlah penerimaan perorang, apa saya selisih dalam menghitungnya. Jelas saya kaget. Saya itung ulang semua slip yang dikumpulkan kembali, ternyata tidak ada masalah. Tampaknya selisih itu diperolehnya ketika menukar uang kecil untuk gaji ini di bank, karena tidak biasanya, kasie saya tidak menghitung ulang ikatan uang yang ditukarkannya ke petugas bank. (well.... inilah kehilangan terbesar... tidak gajian sebulan? Sial amat..!) Saat inilah saya teringat tragedi burung malang yang menabrak kaca jendela ruangan saya. Kami berempat mengalami kesialan dalam kurun waktu tak jauh berbeda. Waktu saya menyampaikannya ke rekan kerja saya itu, cuma senyum pasrah yang tersungging, dan komentar singkat, " Ah...yang bener?"

Apa kabar?

 Jalan-jalan, ketemu kawan  Kemudian saling bertegur sapa  Hai. Apa kabar?  πŸ˜ΆπŸ’­ Apa kabar... Saya sudah berbulan-bulan insomnia parah, wala...